Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo masih menunggu kejelasan megaproyek transportasi massal berbasis rel, mass rapid transit (MRT). Kejelasan ini perlu sebelum ia memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan pembangunan proyek tersebut.
Pria yang kerap disapa Jokowi itu mengatakan, sampai saat ini ia masih mempertanyakan tiga hal kepada PT MRT Jakarta selaku pengelola proyek MRT. Jokowi memastikan bahwa proyek ini akan terus berjalan jika tiga pertanyaan itu telah terjawab dengan baik.
Hal pertama yang menjadi perhatian Jokowi adalah laba atas investasi atau return on investment (ROI) dari proyek tersebut. Jokowi mengatakan, dari dua kali paparan PT MRT Jakarta kepadanya, permasalahan itu belum dapat dijawab dengan baik oleh PT MRT Jakarta. Ia menyebutkan bahwa permasalahan proyek MRT ini sudah masuk ke dalam ranah bisnis dan masih ada keraguan di pihak PT MRT Jakarta.
“Kalau orang bisnis, yang pertama dihitung itu (ROI) mestinya kalau saat ia mau mengeluarkan duit kan, masak belum terhitung. Perkiraan saya masih ada keraguan di situ. Sebetulnya di sini, ini sudah masuk sisi bisnis,” kata Jokowi, Jakarta, Selasa (13/11/2012).
Mantan Wali Kota Solo itu pun berhati-hati dalam mengambil sikap untuk melanjutkan proyek MRT tersebut. Salah satu alasannya adalah ia melihat contoh penerapan di kota lain yang mengalami kolaps. “Saya juga baru tahu, kalau PT MRT itu BUMD-nya DKI, saya baru tahu itu sehingga kalau terguncang, pasti akan diambil alih kepada APBD dan itu nanti berdampak berat,” ujarnya.
Pertanyaan kedua yang harus dijawab oleh PT MRT Jakarta adalah permasalahan volume penumpan. Jokowi meminta agar PT MRT Jakarta menjelaskan volume penumpang saat jam-jam sibuk di pagi dan sore hari hingga jam-jam sepi penumpang.
Permasalahan ketiga menyangkut pinjaman pembiayaan proyek. Saat ini Pemprov DKI Jakarta telah mendapatkan pinjaman bersyarat ketat (tight loan), tetapi Jokowi menanyakan mengapa tidak memakai untight loan. “Permasalahan itu juga belum terjawab,” ujarnya.
Selanjutnya, ia menjadwalkan untuk kembali memanggil pengelola PT MRT Jakarta untuk dapat menjelaskan jawaban dari ketiga pertanyaan yang belum terjawab itu. Pertemuan ini sedianya akan dilakukan pekan depan. Ia berharap ada penjelasan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut pada pertemuan nanti.
Pembangunan MRT ini terdiri dari enam paket, yakni tiga paket layang (elevated) dan tiga paket bawah tanah (underground). Dari keenam paket tersebut, yang sudah matang dan siap ke proses selanjutnya adalah pengerjaan paket underground.
Ada tiga nominator yang diprediksi akan memenangkan tender ini. Nominator pertama mengerjakan dua paket, yaitu Shimitzu sebagai pimpinannya dengan anggota Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi. Adapun untuk paket ketiga, nominatornya adalah konsorsium Sumitomo Mitsui Contrantion Company (SMCC) bersama Hutama Karya Joint Operation.[Kompas]
Waaaaah… gimana siiih? Katanya mau cepat, kenapa untuk menjawab 3 pertanyaan Pak Gubernur aja kok lama buangeeeeeeet…? Jangan-jangan nanti jawabannya malah seperti ini : “Auuuu, ah… elaaap…!”
yang dimaksud Pak Jokowi, cepat dan tepat. Maju terus Pak Jokowi- Ahok….
Pak Jokowi-Ahok, kedepan moda transportasi harus bebas modus kejahatan dan bebas pengamen.. Dan sangat perlu kenyamanan … Maka kami yakin banyak orang dari semua strata akan pilih transportasi Bapak… GBU
please pa, lakukan hearing aja dari berbagai masyarakat, teruma pengguna transportasi umum.
kalau perlu lakukan saja survey selama 1 minggu ini via email/sms.
kalau jawabnya lanjutkan. ya sudah lanjutkan. jadi bapak ga perlu ragu dalam mengambil keputusan semua base on suara masyarakat jakarta dan sekitar jakarta.
we must go forward. pasti ada konsekuensinya. namun bila bermanfaat bagi 51% bagi masyarakat jakarta, maka LAKSANAKAN.
bapak ahok sudah mencontohkan naik bus . Pejabat aja mau naik bus. Pasti rakyat dki mau mencontohnya naik bus. Gimana kalo untuk mengurangi kemacetan , di sosialisasikan gerakan one days no car, jadi pejabat pemprov dki tidak naik mobil, naik angkutan umum . Jadi bapak bisa menerapkan peraturan jumlah kendaraan mobil seperti yang berlaku di singapore. Singapore aja bisa pak.
pak untuk mengatasi kemacetan kenapa tidak memberlakukan peraturan kendaraan mobil seperti negeri singapore, bapak ahok sudah memberi contoh naik bus, pejabat aja mau naik bus , coba aja pak, sosialisasikan one days no car, sehari tidak pake mobil. pejabat aja memberi contoh tidak pake mobil, jadi kalo di berlakukan peraturan seperti di singapore , warga dki akan mentaati.