BTP Sayangkan KBT Tidak Dirancang Untuk Waterway

5
90

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyayangkan bahwa konsep waterway tidak dapat diterapkan disepanjang Kanal Banjir Timur (KBT).

“Ternyata enggak bisa,” kata Ahok di Jakarta, Sabtu (26/1).

Dijelaskannya, Kanal Banjir Timur (KBT) dirancang tidak untuk dapat dioperasikan moda transportasi waterway sejenis taksi air. Konstruksi jembatan-jembatan yang ada di sepanjang KBT memiliki tiang-tiang pondasi yang berdekatan. Sehingga tidak mungkin dilewati sejenis perahu berukuran sedang.

“KBT dirancang tidak untuk waterway. Makanya saya bilang sayang sekali. Kaki-kaki jembatannya tidak mungkin dilewati,” ujarnya.

Tidak hanya itu, ada beberapa badan jembatan yang turun. Terlihat KBT tidak dirancang kalau ada air tinggi bisa dilewati perahu.

“Saya juga kaget. Jembatan-jembatan itu [ketika] tadi saya lewati, [ternyata] terlalu sempit kaki-kakinya. Sayang sebetulnya. Kita punya KBT tapi tak bisa dilayari. Malahan yang bisa dilayari itu sebagian Kanal Banjir Barat (KBB),” tuturnya.

Dia mengakui kondisi tersebut sudah dibahas dalam rapat dengan beberapa pihak, ternyata rencana menjalankan taksi air tidak bisa diterapkan di KBT. Namun, hal itu tidak membuatnya berhenti begitu saja untuk membuat taksi air sebagai salah satu moda transportasi alternatif bagi warga Jakarta.

Jalur pun diubah, tidak lagi di KBT. Ahok merencanakan taksi air bisa dioperasikan dari Marunda ke Muara Baru. Sehingga taksi air dapat melayani warga di sekitar Ruman Susun (Rusun) Marunda, Jakarta Utara, dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

“Jadi dari Marunda ke Muara Baru dengan adanya taksi air bisa cepat. Jadi bisa ke Marunda sering-sering, karena bisa lewat Pantai Mutiara naik taksi air,” ujarnya.

Konsep moda transportasi waterway digagas oleh mantan Gubernur DKI Sutiyoso. Bahkan waterway sempat diresmikan oleh Sutiyoso pada tahun 2007 di Dermaga Karet, Jakarta Pusat. Rute yang diresmikan adalah Halimun ke Karet sepanjang 1,7 kilometer. Namun akhirnya proyek ini gagal dikembangkan dan diteruskan karena kondisi sungai yang dilalui penuh sampah dan menimbulkan bau tidak sedap yang sangat menusuk hidung.

Hal itu mengakibatkan banyak penumpang waterway tidak tahan dan memilih tidak menggunakan transportasi tersebut. Berdasarkan alasan tersebut, gubernur setelah Sutiyoso, Fauzi Bowo tidak melanjutkan proyek tersebut.[beritasatu]

5 COMMENTS

  1. Ciri khas Indonesia, segala sesuatu itu gak pernah komprehensif pemikirannya atau bagus di gagasam, bagus di ciptaan, ehhh giliran pemeliharaan yang diabaikan. Semoga banir Jakarta tahun ini semua oran Jakarta bisa mengambil pelajaran dari sana.

  2. Mungkin bisa minta bantuan ir.sipil untuk menghitung ulang untuk merekayasa kaki jembatannya, andaikata biayanya masih feasible, dilaksanakan saja karena taxi air dapat turut mengurangi kemacetan sekaligus menambah jenis moda transportasi Jakarta yg dapat menjadi kenangan bahwa Taxi air dimulai pada era JB.

  3. Ya sudah Pak Wagub. sudah kadung kasap dibangun KBT-nya. skrg tinggal menyelamatkan apa yg masih bisa diselamatkan n bgmna memberdayakannya semaksimal mungkin. klo sdh mentok, ya biarkan dulu saja. kan masih byk hal2 lain yg butuh perhatian & pemikiran serius. stidaknya, soal KBT itu sdh prnah dibicarakan. siapa tahu, Tuhan kasih hikmat nanti2nya itu KBT dpt diberdayakan apa disitu. mungkinkah jadi tambak ikan dg jala2 bagi arus deras ? atau diatas KBT bisa dibangun bangunan karna ada kaki2 sempit ? tempat rekreasi ? 🙂

  4. Yth,JW&BTP!
    Waterway BKT&BKB tetap hrs dprog donk!..apalg kl ky s.musi/mahakam..mantap kan!
    GA perlu pk rekayasa awan..jgn tkt sm rob! contact sy asap..kt hrs ktm dl.

    Salam Nusantara!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here