Rumah Sakit Tanpa NICU Dilarang Rawat Bayi Prematur

6
128

Ahok.Org – Pemprov DKI Jakarta mendapatkan pelajaran berharga dari kasus kematian bayi kembar Dera Nur Anggraini, yaitu sehubungan dengan pelayanan kesehatan masyarakat.

Akhirnya, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menegaskan kepada rumah sakit yang tidak punya ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) untuk tidak menerima bayi prematur.

“Rumah sakit yang tidak punya NICU, jangan berani-beraninya terima bayi prematur karena bayi prematur butuh ruangan khusus,” tegasnya, Kamis (21/2).

Dengan begitu, sambungnya,  tidak ada kasus yang sama bayi prematur meninggal dunia gara gara rumah sakit alatnya terbatas. Apabila ada kasus yang sama, hendaknya diberi rujukan kepada rumah sakit yang sesuai.

Ahok mengungkapkan  hingga kini belum semua rumah sakit bekerja sama, sehingga kalau ada pemegang Kartu Jakarta Sehat (KJS) bukan kekuasaan pemprov.

“Bagi  warga kurang mampu jangan pakai rumah sakit swasta. Lebih baik ke Puskesmas, kemudian dirujuk ke rumah sakit yang tepat,” katanya.[kabar24]

6 COMMENTS

  1. Usul saja Pak, karena pemegang KJS lebih ditujukan untuk kalangan warga tidak mampu, apakah sosialisasi dan informasi prosedural dari penggunaan KJS tidak sebaiknya di promosikan via Puskesmas2…pasangin poster2 yang gede-gede Pak…biar pada bisa baca dan lihat…Jadi tidak ada lagi warga yang kurang mampu main langsung ke rumah sakit – rumah sakit (maaf kalau ini sudah dilakukan, soalnya saya tidak pernah ke puskesmas)…salam…Go JB

  2. Sebaiknya disosialisasikan dengan poster dan brosur di Puskesmas2, serta penyuluhan dari RW dan Kelurahan sewaktu ibu2 hamil. Bisa juga melalui POSYANDU, harus dicegah dari mulai proses kehamilan, sehingga tidak terjadi ibu hamil yg kurang gizi, karena biaya penanganannya menjadi lebih mahal.

  3. betul itu usulnya pak, dibuatkan poster, dibingkai kaca, jadi rapi dan awet lama.

    KB juga sdh waktunya digalakan lg. Jgn sampe terjd ledakan penduduk.
    Anak2 juga himbau, kurangi konsumsi mie instant pak. Karena itu praktis, org tua banyak yg kasih.

  4. Kalau untuk KJS sudah tepat tinggal diperluas dengan adanya kesehatan untuk Ibu2 hamil, dan program Keluarga Berencana, sehingga tidak banyak yg masuk ke RS karena kurang gizi (gizi buruk). Ditambah dengan menghidupkan PKK/POSYANDU kepada masyarakat di kelurahan2 atau RW. Hal ini sangat membantu untuk pengentasan kemiskinan juga, paling tidak membantu masyarakat dibawah garis kemiskinan dengan memberikan khidupan yg layak terutama kesehatan ibu2 hamil dan Balita.

    KJS akan berhasil kalau ditambah juga dgn program pencegahan, perbaikan gizi masyarakat kurang mampu. Kasus Dera terjadi karena Ibunya kurang gizi, sehingga kehamilannya sangat lemah dan melahirkan secara premature. Oleh sebab itu hrs ditambahkan program untuk Ibu2 hamil dan perawatan Balita. Intinya harus dihidupkan kembali program POSYANDU di kelurahan2. 265 kelurahan kali 500 juta/Kelurahan/tahun tidak sampai 135 Milyar.

    Tetapi manfaatnya untuk masyarakat kurang mampu sangat terasa, terutama bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Jakarta.

    • saya rasa, PKK/Posyandu tiap wilayah RW WAJIB punya ya. Tempat cocok bagi praktek kerja calon2 lulusan perawat yg diorganisir oleh puskesmas stempat. 2-3 org ditunjuk per tempat n dirotasi. Jadi, PKK/Posyandu ini tempat informasi kesehatan, imunisasi warga, mendata bila ada penyakit epidemik dsb. n petugas posyandu bisa juga dilatih utk hal2 darurat n P3K ke rumah2 warga. spt digigit ular, ibu2 yg mendadak hrus sgra melahirkan dsb… petugas ini bisa hubungi bidan/dokter sgera utk warga.

      Dgn penyuluhan kesehatan juga Keluarga Berencana, smakin warga perduli dg kesehatan n mrka tdk hrus slalu pergi ke puskesmas bila yg dibutuhkan cuman cukup tidur n cukup asupan makanan 🙂

      Ada byk cara hidup sehat spt konsumsi minuman dg jeruk nipis, lemon utk warga obesitas / gemuk. bawang putih jantan utk mencegah kolesterol dsb. konsumsi minuman jambu merah utk org2 yg kekurangan darah. dsb. sgala yg mudah diperoleh di pasar baik sayur & buah bisa bikin warga sehat asal tahu mengolahnya n takaran konsumsinya 🙂

      kembali ke alam saja pak Gubernur 🙂

  5. penyuluhan kesehatan perlu digalakkan oleh puskesmas, tapi memang rakyat kecil boro-boro ngurusi gizi, yg penting kenyang dulu, karena mereka sibuk kerja setiap harinya…

    padahal untuk sehat bukan cuma makan 3x sehari, faktor tekanan ditempat kerja, stress, lingkungan yg kurang sehat, makanan dan minuman yg higienis….perlu juga diperhatikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here