Basuki: Jakarta Tak Mungkin Ada Gizi Buruk, asal…

9
99

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yakin di Jakarta tidak mungkin ada balita yang terkena gizi buruk jika mendapat perhatian dari pemerintah setempat.

“Saya rasa Jakarta tidak mungkin ada gizi buruk kalau kita semua dan dari RT/RW bisa mengawasi,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (25/2/2013).

Selain perlunya pengawasan, menurut Basuki, juga diperlukan kesadaran masyarakat untuk mengecek rutin kesehatan bayi mereka ke posyandu yang ada di lingkungan mereka. Untuk itu, diperlukan pengawasan dan dorongan pemerintah pusat untuk dapat mengimbau masyarakatnya agar secara rutin dapat ke posyandu.

Selain itu, menurut Basuki, tak hanya balita yang harus rutin dicek kesehatannya, para orang lanjut usia pun juga diwajibkan rutin datang ke posyandu.

“Gizi buruk itu kan tidak langsung terjadi semalam. Gizi buruk itu kan berbulan-bulan, makanya ini dibutuhkan sosialisasi dan kesadaran untuk mendorong orang-orang untuk datang ke puskesmas, termasuk posyandu dan lansia juga perlu kesadaran itu,” kata Basuki.

Basuki pun menyadari banyak sekali hambatan masyarakat Ibu Kota untuk memeriksa kesehatan bayi mereka ke posyandu, seperti orangtuanya yang sama-sama memiliki pekerjaan ataupun karena jarak posyandu yang jauh dari tempat tinggal. Oleh karena itu, ia menyarankan agar dokter-dokter dapat datang ke rumah balita yang terserang penyakit.

“Nah, ini yang perlu kita lakukan. Kadang-kadang kasihan juga kalau orangnya pas-pasan, orangtua juga kerja. Nah, kita ke depannya untuk yang tidak mampu. Jadi, dokter bisa datang. Itu lebih ideal lagi dan kita mau kerja sama dengan mahasiswa-mahasiswa kedokteran. Jadi, kalau ada apa-apa, sudah bisa ketahuan. Nah, seperti itu laporan wali kota,” ujarnya.

Sebelumnya, diberitakan bahwa ada empat bayi di bawah tiga tahun menderita gizi buruk. Mereka telah mendapatkan perawatan di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat. Bayi-bayi itu dirawat karena berat badannya di bawah ukuran normal bayi.

Keempat bayi penyandang gizi buruk itu bernama Fathur Rahman (1 tahun), Alysha Noer Shafa (4 bulan), Dony Priyanto (8 bulan), dan Yoga Saputra (7 bulan). Saat ini, mereka dirawat di ruang Sirsak lantai 5 RSUD Cengkareng.[Kompas.com]

9 COMMENTS

  1. Biarkan saja pak Wagub. itu ortunya konyol. cuman suka bikin anak tapi tak mau tanggung jawab. ortunya jeblosin saja ke penjara dua2nya trus anaknya diambil jadi anak negara. atau usir saja itu ortu dari jakarta daripada kena hukuman penjara. Kalau memang tidak sanggup pelihara anak, KB dong atau berikan ke orang lain utk diadopsi. kalau anak tdk sehat kan jadi beban negara juga. beban negara ya beban kita juga yang pembayar pajak. Itu ortu2 musti di denda berat pak atau anak diambil saja. kalau masih nga tobat juga, steril aja dua2nya supaya tidak beranak pinak bikin sumpek jakarta saja 🙂

  2. Mirisnya lgi bapaknya lebih pentingkan beli rokok daripada beli susu buat anak balitanya. Tetangga saya ibunya lebih pentingkan makanan buat suaminya daripada anaknya. anak di kasih makan indomie, bapaknya dikasih ayam. Ibunya tidak bekerja, anaknya dibiarkan main tanah, main2 dgn kucing yg sangat berisiko terinfeksi penyakit…..anak sudah hampir 5 tahun, tapi badannya kecil sekali….

    • Setuju dengan bro Herman.

      Saat ini budaya merokok sudah terlalu melekat pada bangsa ini sehingga hampir setiap orang merokok terutama kalangan menengah kebawah. Sedihnya mereka yang mestinya butuh setiap sen untuk kehidupan dan keluarga mereka tetapi karena kebiasaan merokok maka uang dihabiskan kesana.

      Yang juga menyedihkan saya sering melihat anak2 SMP diluar jam sekolah juga sudah mulai merokok seakan2 merokok itu simbol kedewasaan.

      Mohon Pemprov memikirkan program2 anti rokok, film2 pendek yang intinya memberikan himbauan mengurangi merokok dan meningkatkan progam edukasi disekolah SMP dan SMA mengenai potensi bahaya merokok dan mengawasi lebih ketat iklan2 rokok yang tidak “moral hygene” mis. Yang merokok merk ini berjiwa muda dsb. Iklan seperti ini menyesatkan dan tidak boleh dipasang seharusnya. Pemprov bagian perijinan iklan harus lebih selektif mensensor iklan2 seperti ini.

    • Nah ini, bisa rusak 1 generasi muda kita…bebang biaya rakyat yg sakit, kebodohan yg membuat rakyat tdk bisa bangkit, ini buah karya koruptor2!

      mereka harus dihukum melayani masyarakat korban nya.

  3. daging sapi sekarang mahal pak BTP, tolong import sendiri aja, dijual murah 50ribu perkilonya demi gizi warga DKI Jakarta Baru….diluaran pengusaha gila kongkalikong sama politisi, bikin semua harga kebutuhan pokok menjadi ga terbeli…!!!

  4. sekali lagi, mohon BPOM giat bekerja, awasi makanan2 yg beredar. Wartawan saja bisa membongkar pelaku2 penggunaan bahan berbahaya pd makanan.

    BPOM berperan menekan jumlah rakyat yg sakit.

    Bikin website, rakyat bisa cek dengan memasukan nomor ijin BPOM yg tercetak di kemasan makanan, benar tdk produk nya sesuai, tampilkan di website nya.

    Rajin2 cek kandungan jajanan, dan makanan yg beredar. random sample.

    Selamat bekerja, jangan bikin rakyat sakit krn makanan/minuman yg tdk layak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here