Jokowi: Saya Beda, Formalitas Nomor Dua

7
93

Ahok.Org – Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, menyatakan, pemerintah akan mengadakan audit antisipasi kebakaran dan banjir terhadap bangunan-bangunan di Jakarta.

Ia menyatakan, pengakuan formal di atas kertas tidak membuat dirinya yakin semua bangunan sudah memenuhi syarat-syarat antisipasi kebakaran dan banjir.

“Kalau saya beda. Formalitas nomor dua, controlling lapangan yang diperkuat,” tegas Jokowi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (22/3/2013). Menurut dia, kebanyakan bangunan di Jakarta kemungkinan besar telah memenuhi prosedur antisipasi kebakaran dan banjir yang disyaratkan pemerintah. Namun, tingginya angka kebakaran di Jakarta, kesiapan antisipasi kebakaran di Jakarta, misalnya, menjadi sangat penting.

Untuk itu, meskipun sudah memenuhi persyaratan dimaksud, Gubernur mewajibkan semua bangunan diaudit. “Kita ini kan senang formalitas, asal diizinnya sudah ada tulisan, semuanya dianggap beres. Dipasang atau enggak yang penting prosedurnya sudah dipenuhi,” kecam Jokowi. Ia menegaskan, audit tersebut akan meliputi semua bangunan, bahkan rumah di Jakarta.

Menurut rencana, audit akan diadakan mulai awal bulan depan. Audit bangunan meliputi kelengkapan gedung untuk fasilitas penanganan kebakaran dan antisipasi bangunan terhadap banjir. “Awal bulan depan, akan ada audit bangunan untuk kebakaran, untuk banjir, barrier (penghalang) banjir. Semuanya, rumah dan bangunan akan diaudit,” urai Jokowi.

Melalui audit ini, Jokowi menegaskan, dia bukan tipe pemimpin yang percaya pada laporan di atas kertas. Jokowi menyatakan, dia lebih percaya pada pengecekan langsung di lapangan dan fakta. Data kebakaran dan banjir yang terjadi di Jakarta akan menjadi rujukan pemerintah guna melakukan audit. “Orientasinya (pemerintah) bukan pada prosedur, orientasinya pada hasil,” tegas Jokowi.[kompas.com]

7 COMMENTS

  1. Mantap…pasti banyak yang ngantongin surat izin tapi springklernya ngak berfungsi…demikian juga dengan fire alarm nya ngaco…alasan kebanjiran…he..he…Untuk perumahan yang padat, pasti banyak yang pemakaian dayanya tidak sesuai dengan yang seharusnya…yang dibayar 900 Watt, tapi yang digunakan 2200 Watt,,,bisa pake AC 2 buah, mesin cuci, rice cooker, TV 2 buah, setrikaan, dst…hebatkan…makanya PLN teriak rugi dan minta dinaikkan biaya listrik…biar bisa nombokin kerugian…lha yang kerjain petugas lapangan dia sendiri yang teriak rugi dia sendiri..hebatkan…Buktinya lagi itu Pak, warga yang tinggal ilegal di waduk2 yang ada di Jakarta (tanah pemprov), boleh tanya dari mana mereka dapat aliran listrik ? Bertahun-tahun mereka menikmatinya, kemana aliran dana pembayaran listriknya ????? Salam..Go…JB

  2. itu yang disebut TST (tahu sama tahu)…apalagi ingat dizaman sekarang setan dan jin gendruwo, ga takut lagi sama bawang putih, bawang merah,cabe merah, bahkan dendeng sapi dan alquran aja ditelen juga….

  3. betulllllllll sebagai contoh di tiap sekolahan setingkat SMA/SMK negeri di DKI jakarta saja banayak tabung pemadam kebakaran sudah kadaluwarsa …..
    cuba di cek tiap” gedung pemerintahan pasti sama

  4. pak saya mau saran, tapi nggak berkaitan dgn tulisan di atas. Kalau olah raga bpk jokowi/ahok sebaiknya jangan olah raga futsal, berbahaya untuk kesehatan jantung, karena futsal terlalu memforsir jantung.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here