Tegur Kami Kalau Kami Salah!

11
115

Ahok.Org – Menjadi pemimpin tidak berarti selalu benar. Ada kalanya pemimpin juga bersikap salah. Karena itu, masyarakat jangan takut untuk menegur. Wakil Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) mengajak masyarakat Jakarta agar tidak takut menegurnya jika melakukan kekeliruan.

“Harusnya kalau Gubernur, Wakil Gubernur salah, harus tegur. Harus kasih tahu ‘Pak Anda salah’,” kata Ahok di Balai Diklat DKI Jakarta, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2013).

Ahok mengatakan, dalam menjalankan tugas memimpin Ibukota seringkali harus bersikap kompromi dengan pihak lain agar kebijakan dapat berjalan dengan baik.

“Dalam politik memang harus ada kompromi, tapi tidak untuk hal-hal yang salah. Kita juga tidak akan menjadi lurus seperti tiang listrik, tetapi fleksibel yang memberi manfaat untuk orang banyak,” tuturnya.

Ahok juga mengaku salah satu tantangan terbesarnya dalam memimpin Jakarta bersama Jokowi adalah tumpul dalam menyuarakan kejujuran. Menurutnya, tidak ada kesulitan jika ingin mendapatkan uang banyak dari jabatan yang kini diembannya. Namun, dia mengaku justru hal itulah yang dirinya dan Jokowi hindari.

“Masalahnya sekarang ada di kami. Kalau kami berpikir ini posisi enak dan tidak berani menyatakan hal-hal yang beda atau kami mulai takut dengan bentuk perlawanan. Kalau kami mulai berpikir DKI uangnya banyak. Kalau minta uang banyak, dari jabatan kami. Kalau itu yang dipikirkan, rusak,” tuturnya.

Karena itu, ia mengatakan dalam kepemimpinan lawan terberatnya adalah melawan dirinya sendiri. Agar tetap melawan zona nyaman dan menjauhkan diri dari keinginan mendapatkan tempat yang lebih nyaman.

“Tantangannya jangan terbuai zona nyaman dan tidak terpengaruh dengan godaan tempat yang lebih nyaman,” imbuhnya.[Detikcom]

11 COMMENTS

  1. motto Pak Jokowi dan Pak BTP-Ahok tersebut, dianggap haram buat penjabat lainnya…mereka lebih mengutamakan motto”wani piro?”, buat apa dibuat gampang kalau bisa dipersulit…

    • Ini budi pekerti; seseorang berbuat baik, bukan demi kebaikan itu sendiri, melainkan karena itulah perilaku keseharian orang tsb; seseorang berbuat adil, bukan demi keadilan itu sendiri, melainkan karena itulah perilaku keseharian orang tsb. demikian seterusnya dst dst, juga bersih dari upaya/motifasi untuk meninggikan/memuliakan diri sendiri, dst dst n dst.
      Toh, orang/manusia, dari sononya sudah mulia. Pengertian/pemahaman yang meleset jua yg membuat orang berlomba-lomba dan berupaya dng 1001 macam cara untuk meninggikan/memuliakan diri sendiri. kalau sudah gitu, jadinya dikit-2 tersinggung, marah dan menuntut pihak lain minta maaf.
      kalau hal ini disadari dan menjadi perilaku sehari-hari kita, Indonesia jadi wah…..
      juga yang ditulis bro Jonatan : “Berani negur pak J/B ?
      Pak J/B belum jawab, para pendukungnya langsung membela mati-matian” (saya paham, kalau tdk meleset, bro Jonatan cuma mau berseloroh, intinya ya mendukung JB. apa iya bro?).
      Salam,

        • kenapa tidak berani ? tegur yang sesuai logika dan alasan yang benar itu membantu mereka, semisal ada yg blom dilakukan setelah ada keluhan dari warga, boleh aja di tegur , mana tau mrk lupa dan pembantu dibawahnya juga lupa memberitahu sehingga masalah2 tersebut tidak tertangani, bejibun masalah di DKI apalagi masalah di Indonesia 🙂

        • salut untuk anda bro jonatan, saya agak “iri” tidak buat yang sama dng anda!
          ahok bilang : setelah jadi gub n wagub, tetaplah dukung dng cara mengkritisi/mengawal mereka berdua.
          lanjut bro!
          salam,

  2. Kalo menurut saya, rakyat waras sdh lama ditindas secara terang2an dgn perilaku yg ngawur, pejabat berbuat semau2 nya. Sekarang Tuhan menganugerahkan bangsa ini, 2 org pemimpin, yg dgn cara nya melayani rakyat, kejujuran, sopan santun, dan tegas, rakyat yg waras seakan ingin ikut andil dalam mengawal sikap positif yg mulai disebarkn duo JB ini, jd sangat bersemangat agar impian memiliki kota yg nyaman, aman dan sejahtera merata bisa trwujud.
    Tapi tentu masih ada sebagian yg masih ingin mempertahankn kondisi korup di kota tercinta ini, ada jg yg masa bodoh, nah ini yg harus sama2 kita hadapi. Sama2 menyuarakn pendapat untuk meluruskan informasi salah yg entah sengaja atau tdk, dihembuskn org2 tertentu.
    Kadang dipandang, membabibuta membela duo JB. Pdhal tidak, Semua yg dikerjakn duo JB masih merupakn proses jgka panjang, apalg dgn warisan masalah pemimpin masa lalu. Goodluck duo JB, kami tdk akan segan2 menegur dan memberi saran selalu. Demi kebaikan Jakarta Baru! Amin! Berdoa dan bekerja keras!

  3. mungkin banyak yg membela JB membabi buta tapi tidak sedikit yg mengkritik JB lebih membabi buta bahkan lebih tepat disebut fitnah, contoh paling mencolok adalah sebutan komunis yg diplintir seakan Ahok me komunis kan penghuni liar waduk pluit

    • Rakyat tuh belum melek kalau bagi lahan negara itu bagian dari faham komunis, karena pemerintah sampai saat ini masih melakukan ganti rugi, ganti untung, bagi lahan selain pemprov DKI, mereka tidak ngerti, tapi kalau dibilang komunis (kata lsm) tidak terima, jadi pemahaman tentang P4 samasekali tidak ada.

  4. Menurutnya, tidak ada kesulitan jika ingin mendapatkan uang banyak dari jabatan yang kini diembannya. Namun, dia mengaku justru hal itulah yang dirinya dan Jokowi hindari.

    PERNYATAAN YANG SANGAT JUJUR…

    Bayangkan pemegang kuasa sebelumnya belum di audit KPK lagi…

    Saya sangat BANGGA mempunyai pemimpin seperti BELIAU berdua… Berani melawan arus… Hidup JB

  5. Saran saya yang penting dalam menegur pemimpin Jakarta Baru tetap mengedepankan etika sebagai bangsa indonesia yang beradab dan berbudaya timur saya kira tidak ada masalah krna pemimpin Jakarta Baru bukan anti Kritik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here