Ornamen Mozaik Hiasi JPO Jakarta

7
83

Ahok.Org – Keinginan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) agar fasilitas publik di Jakarta terlihat unik, artistik, dan menarik perlahan mulai terwujud. Seperti penampilan jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Susilo, depan Kampus Trisakti, Jakarta Barat.

Ya, jembatan penyeberangan orang yang selama ini terlihat kusam dan kumuh ini dipercantik dengan ornamen mozaik. Setiap anak tangganya, terdapat warna-warni yang sangat indah.

Aktivis Halo Jakarta, Bimo Bagus, mengatakan, di kota Barcelona, Spanyol, hampir di setiap sudut kota dihiasi oleh ornamen mozaik karya Arsitek Gaudi.

“Inspirasi ini yang memunculkan ide. Membuat ornamen mozaik untuk fasilitas publik yang pertama. Bukan hanya di Jakarta, tetapi di Indonesia,” ujar Bimo, saat serah terima JPO kepada Walikota Jakarta Barat, Fatahillah, Minggu (7/7).

Menurut Bimo, banyak fasilitas publik di Jakarta yang sangat kurang perawatan dan dirusak.

“Perubahan gaya kepemimpinan Jakarta yang merakyat, mendorong warga berpartisipasi membangun kota tanpa APBD. Sebuah kolaborasi kebersamaan diwujudkan melakukan revitalisasi jembatan penyeberangan sebagai model kecil untuk Jakarta Baru, Jakarta Kita menjadi lebih indah dengan ornamen mozaik, terang benderang di malam hari, taman yang asri di lingkungan jembatan, bersih dan cemerlang dengan pengecatan ulang dan tersedianya tempat sampah yang rapih,” ungkapnya.

Bimo menjelaskan, kolaborasi kebersamaan tersebut melibatkan Pemkot Administrasi Jakarta Barat, warga sekitar, anak jalanan binaan Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Yayasan Yasopa 88, dan Lembaga Halo Jakarta.

“Langkah ini akan terus dilanjutkan dengan berbagai kreativitas di wilayah lainnya. Sebuah perubahan dimulai dimana warga dan pemerintah berjalan bersama,” tegasnya.

Walikota Jakarta Barat sangat mengapresiasi kolaborasi ini.

“Ini gerakan positif yang harus didukung. Untuk selanjutnya, pengawasan dan pemeliharaan JPO tersebut saya serahkan kepada Camat Grogol Petamburan,” katanya.[Beritajakarta]

7 COMMENTS

  1. orang indonesia hanya ada bedanya :
    yang mampu dan tidak mampu
    tapi punya satu persamaan yaitu :
    sama sama tidak bisa merawat / hanya bisa pakai doank.
    jadi dibikin sebaik apapun pasti akan kusam dan pesing lagi…..

  2. Keren sih, tapi masalahnya adalah bisa dirawat gak?
    Apakah jakarta harus tempatin petugas di setiap JPO yang ada?
    Harapan kita adalah masyarakat jakarta bisa seperti Singaporean.. ada atau tidaknya petugas juga bisa merawat lingkungan sekitar.
    Sebagian orang di jakarta masih blm ada kesadaran akan itu.
    Go Jakarta Baru !!

  3. Betul sekali, memperindah itu MUDAH, merawatnya ituuu…belum menjd budaya di sini.

    Cara paling efektif, bukan dgn petugas2 berseragam yg di tempatkan.
    Tapi petugas, yg berpakaian sipil, tempatkan di berbagai lokasi, jk ada pelanggaran yg kelewatan, bikin kotor, segera di tangkap tangan! Denda di tempat.
    Semua dibekali rekaman camera tersembunyi.
    Terapkan saja, setahun misalnya, nanti warga akan takut untuk berbuat, gak perlu kucing2an dgn petugas berseragam.

    Maju terus JB!

  4. setuju dengan pendapat yang lain perihal perawatan fasilitas publik…Usul aja untuk dipertimbangkan agar Perawatan dan kebersihan dari semua fasilitas publik yang ada di Jakarta, diberikan tugas dan tanggung jawab kepada pihak Suku Dinas DKI Jakarta yang wajib bekerja sama dengan Walkot, Camat, Lurah, dst…Dengan demikian mereka harus menginventarisir fasilitas yang harus dirawat apa saja, anggarannya berapa, dst..Jadi kalau masukkan anggaran APBD dapat dipertanggung jawabkan, jangan malah urusan yang ngak jelas juntrungannya dimasukin, trus ketika harus dieksekusi takut ketahuan sama Pak Wagub akhirnya dibiarin dan jadinya berlebih…Salam..Go..JB

  5. mantap dari pendapat teman semua,tapi sangat memalukan soalnya dari kalangan RT dan RW sering memberikan ijin kepada orang yang mendirikan tenda di jalan. karena mendatangkan uang dan di bagi bagi sama aparat lurah setempat dimana lurahnya,camat dan walikota sangat memalukan jalan untuk orang lewat di tutup.dalam agama sudah di ajarkan sedekahkanlah tanah kamu untuk orang lewat.eh tahu tahunya jalan umum di tutup, aparat setempat dari kelurahan diam semua apalagi mau ngurusin ornamen mozaik.salam untuk JB

  6. Biasa nya yg meng Kreasi fikasi kesenian = org2 Rajin itu yg punya minat ke Indahan Dan ada ke Lekenan (passion) pd Lingkungan yg Indah / Tr Jaga Bersih / Rapih’. Klo masyarakat yg ingin punya identitas / martabat kemanusiawian Budaya yg Juga di Hargai. Sy merasa dgn otomatis org2 sekitar sana, Akan mn jaga nya, tr wanti2 seperti seorang ibu yg mengasihi anak2 nya.’ Lain yah’ klo Anak ke banyakan, nngebrodol kluar lagi kluar lagi’, gimana yah?’ Ngempanin nya nge gedein anak2 pitik2 (cilik2)? Bloom lg nge Didik?’ Wong Mbok’ Wong Mbah” rumah tangga itu gimana mm peratur Kan nya? ” dimulai dari keluarga rmh- tangga dari kita, Terus me rem bet2 ke ke masyarakat an. Maaf, se Suatu yg perlu kita Renungkan Untuk Kluar dari kemelut utk masa Depan Anak- Cucu- Buyut juga…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here