Basuki Akan Tata PKL di Jembatan Penyeberangan

9
456

Ahok.Org – Pemprov DKI telah menertibkan PKL yang meluber hingga di jalan. Kini Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) juga akan menata PKL yang mangkal di jembatan penyeberangan orang.

“Itu juga jembatan penyeberangan lagi kita pikir, lagi kita kaji, apa kita lebarin sekalian?” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2013).

Ahok berencana membuat terowongan penyeberangan yang disertai kios-kios PKL. Menurut Ahok, hal ini bisa dilakukan bersamaan dengan pembangunan MRT.

“Jalur-jalur utama nggak boleh kan, karena kita mau lebarkan atau kita mau bikin terowongan bawah. Intinya sudah benar, PKL harus ada di tempat orang yang lalu lalang,” ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.

Ahok menilai dengan rencana ini jembatan penyeberangan tidak dipersempit oleh PKL dan membuat pejalan kaki nyaman melintasi jembatan. Sekaligus mengurangi angka pejalan kaki yang tidak menyeberang pada tempatnya.

“Cuma lalu lalang yang mengganggu orang kan masalah, kalau jembatan penyeberangannya jadi sempit bagaimana? Nah ini yang kita mesti hapal semua. Intinya kita lagi pikirkan bagaimana PKL ini bisa berjualan di tengah orang ramai gitu,” ujar suami Veronica Tan ini.

Sekali lagi Ahok menyampaikan lokasi baru untuk PKL sedang dipersiapkan. Termasuk rencana dihilangkannya jembatan penyeberangan di kawasan Sudirman-Thamrin.

“Nah kalau lewat bawah di Sudirman-Thamrin, kita nggak mau lagi pakai jembatan penyeberangan. Kita mau lewat bawah, tapi harus tunggu sekaligus MRT biar dipaskan,” tutup Ahok.[Detikcom]

9 COMMENTS

  1. Betul sekali pak, saya dukung penertiban ini, apalagi bakal ada kebijakan ganjil genap, biar jembatan aman rapih lancar dan nyaman tidak dijubeli PKL dan orang mau beralih ke kendaraan umum. Penertiban PKL ini jangan tanggung, bersihkan PKL dari jalan baik trotoar maupun badan jalan.sekali dibolehkan PKL di trotoar, sulit mengendalikan dan kontrol karena panjang trotoar yang sangat panjang. sudah terbukti mereka tidak ikut menjaga kebersihan. Bila mereka dibolehkan jualan di trotoar, memang nggak ngganggu lalulintas krn di trotoar, tapi kendaraan pembeli nya pasti akan di parkir di jalan. lagi lagi ini bikin macet. Mending dilarang jualan di trotoar, Trotoar itu untuk pejalan kaki, bukan PKL..Sekarang mereka sudah mulai sadar bahwa jualan di jalan itu dilarang, kenapa malah muncul membolehkan jualan di trotoar..mohon jangan lagi mengendor menertibkan PKL. Hal ini terjadi di jogja, akhirnya sama saja jalan menyempit jadi lahan parkir pembeli. jangan mencontoh jogja, jogja memang ramah PKL dan parkir liar, jd kota kelihatan kumuh.

  2. Kalau tempat seperti ini sih bisa disewakan cukup mahal. Pasti rebutan deh. Kalau PKL ngga mau ya keterlaluan.
    Rasanya musti didefinisikan lagi istilah PKL.

  3. Kalau menurut saya jangan memulai untuk memperbolehkan PKL ditepi jalan, trotoar, jembatan penyeberangan intinya kalau tidak boleh yach tidak boleh semua (tegas).

  4. Pak Wagub, kmungkinan jembatan penyebrangan ambruk jatuh besar skali. jadi akses utk segera bisa lari atau jalan cepat2 saat menyebrang diatas adalah baik. bila ada PKL, maka akan sulit sekali utk akses emergency. lagipula, masalah keamanan jg susah pak. penjahat bisa bertopeng PKL lalu mudah menghilang diantara masyarakat. baiknya jangan ada PKL di jalan, di trotoar, di jembatan penyebrangan, di tepi jalan. Jakarta tidak kekurangan toko / penjual utk memasok kebutuhan warga Jakarta. Kejahatan berkedok PKL juga premanisme berkedok PKL juga banyak ragamnya pak. tunggu MRT saja dibangun untuk kios bawah tanah.

    • kan mo dibikin kayak model jembatan Harco lama itu yg melintang diatas jalan GM/HW menuju Stasiun Kota, tapi dgn model struktur konstruksi modern terapdet yg lebih kokoh tapi lebih ringan. Jadi simplenya, lebih kurang akan lebih terang benderang, lebih lega + bersih, dan dijaga sekuriti profesional bersertifikat “Denzuz 999” dari pemda DKI – kan para pedagang dah bayar uang keamanan dan kebersihan yg extra, tapi kali ini masuk kas pemda langsung, bukan preman2 liar spt biasa.

      Soal jatuh ambruk: Kalo iman anda kuat percayalah tidak akan ambruk, itu hanya ilusi dan anda akan bisa melayang turun atau melompat jauh dgn aman.
      (keknya ane pernah denger kata2 B-jak asbun ginian dimane ye?)

      Nanti klo dah jadi jangan digoyang2 dimaenin tiang2 jembatannye pake buldozer ato beko, ye?!
      Bisa ambruk beneran nanti…

      Sekali2 coba lebih miaw (PeDe/Optimis) dikit lah neng… 🙂 Apalagi program/solusi baru pemda DKI ini cukup bagus dan logis menurut ane…

      PKL memang harus ‘ditempatkan’ (di-zona-sikan) di lokasi strategis dan tepat, bukan dibiarkan senaknya keleleran dijalanan yg tidak pada ‘tempat’ nya tanpa pengawasan, bisa ketabrak setan jalanan nanti!

  5. Sementara waktu, jembatan penyebrangan orang (JPO) di pake utk PKL Jalan.’ Taat Tertib di Pantau, selain lagi di persiapkan Tempat yg lebih strategis. Tempat penampungan sementara itu di Tata/ di Pantau di Pelajari Gerak Gerik perilaku PKL, sejauh mana baik Dan buruk nya? Supaya/Agar lebih mem Baik, spya jgn malah mem Biak Ber Keliaran yg pada Bukan tempatnya. Men Didik me Nata mereka supaya Taat. Tata Tertib nya boleh di ukur2 utk kebaikan semua pihak, pada per aturan2 ( Agenda) yg, Akan di tentukan pada masa yg baik Dan pematangan lagi cara Ber Pikir utk yg sesuai Dan ter Baik.”

  6. sebenarnya penyebrangan orang diperlebar jadi penyebrangan dan kios2 UMK termasuk PKL yg terdafatar dan jadi pedagang resmi dg sewa lapak dan restribusi kebersihan & keamanan sehingga penyebrangan ramai maka penyebrangan orang bukan lagi tempat penjahat memalak, mencopet & pelecehan sexual.

Leave a Reply to Otnat Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here