Bangganya Ahok Miliki Jokowi

10
135

Ahok.Org – Dengan dua watak berbeda, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dan Wakilnya Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saling melengkapi satu sama lain. Jokowi yang halus khas Jawa serta Ahok yang keras khas Sumatera merupakan perpaduan lengkap untuk ‘menaklukan’ Ibukota.

Ahok pun menyadari hal ini. Bisa berduet dengan Jokowi merupakan keberuntungan bagi mantan Bupati Belitung Timur itu. Kebanggaan itu semakin membuncah manakala Jokowi selalu mengimbau para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mewujudkan ‘Tertib Hukum dan Sosial’ dengan cara yang manusiawi pada setiap rapat pimpinan digelar. Hal ini dinilai Ahok sebagai bentuk ketegasan yang halus.

“Saya beruntung punya gubernur wong Solo. Halus orangnya. Kalau saya kan kasar,” ujar Ahok sambil tertawa di Balaikota, Jakarta, Selasa (20/8/2013).

Ahok menuturkan, butuh nyali besar untuk bisa menerapkan ‘Tertib Hukum dan Sosial’ di Jakarta. Karena dia dan Jokowi harus siap menyenggol oknum melarat hingga oknum konglomerat demi menerapkan prinsip itu. Namun Ahok mengaku, mereka sebenarnya tidak memiliki cukup nyali untuk melakukannya.

“Orang bilang kami berani, tapi sebetulnya dijorokin. Kami berdua tiba-tiba didorong,” kata Ahok.

Pria berkacamata itu pun bercerita tentang seorang nenek yang jatuh ke laut dari atas kapal penumpang. Lama berselang, tak juga ada yang mau menolong hingga datang seorang pemuda yang menceburkan diri.

Pemuda itu kemudian menolong sang nenek. Namun setelah naik ke atas kapal sang pemuda justru marah-marah. Dia protes dan bertanya siapa yang mendorongnya ke laut. Ternyata pada awalnya dia tak berniat untuk menolong. Namun karena telah terlanjur jatuh, dia pun akhirnya memilih untuk membantu sang nenek.

“Memang ada orang di dalam hati menginginkan yang disayangi untuk bisa selamat. DKI menaruh harapan Jokowi yang sangat merakyat turun, yang bisa tahan lapar. Kalau saya sih tidak merakyat,” ucap Ahok sambil tertawa.[Liputan6.com]

10 COMMENTS

  1. Kami malah bangga dengan Bapak-bapak berdua…terus membangun Jakarta Baru Pak….jangan mau diojlok-ojlok Capres dah…kurang elok Pak, sesepuh Bapak berduakan masih nafsu mau jadi RI1…jadi biar mereka dululah….Bapak berdua 2019 aja majunya…Salam….Go…JB

  2. Maunya jokowi ahok jdi pres n wapresnya, sepertinya tdk mungkin ya di tahun 2014 ini,terlalu cepat.
    Jika tahun 2019, jgn2 pres n wapres dipilih oleh wakil rakyat lagi, bukan rakyat

    • “Jika tahun 2019, jgn2 pres n wapres dipilih oleh wakil rakyat lagi, bukan rakyat”

      demo aja besar2an lagi ke DPR, goyang2 lagi ampe rubuh pager2nya, lempar molotov ke lobby/ruangan, eek-in tangga+pintunya, dst – pasti mo nurut monya kite – wong ex anak2 TK/PAUD ini koq, gitu aja koq refot… πŸ˜€

      baidewei, nih ente bedua (@raysan en @chandra) en nyang laenye nyang baru ikutan nimbrunk, pade stuju gak klo 2019 nanti gantian AHok nyang jadi RI-1 en Jokowi jadi RI-2? (meski posisi Jokowi masih gak jelas krn rumor utk 2014, dan dia dah bilang manut patuh pd monya Mega kan? It’s still a mystery)
      En coba pada bikin pollingnya klo emang brani, bikin usulan capres+cawapres yg pasti posisinya, jangan ngusulinnya rada ngambang gak jelas gitu… Ini juga sebuah tantangan buat seluruh rakyat Indonesia lho… πŸ™‚

  3. Tidak semua orang Sumatra kasar2, dan tidak semua orang Jawa halus2, dan begitu juga di daerah2 lainnya – bahkan masih dlm satu propinsi pun bisa beda perangai/budaya-nya (efek dari “migrasi perbatasan”).

    pak AHok sedang ‘mempromosikan’ pak Jokowi rupanya, tapi tolong jangan dgn menjelek2kan diri sendiri lain kali ya?
    Don’t let us down!
    Anda bukan tidak merakyat, hanya BELUM merakyat – ‘rakyat’ masih ‘belum bisa’ menerima anda dan anda masih TAKUT utk ketemu ‘rakyat’ karenanya, itu saja.
    Kalau saya lihat dan pantau di lapangan dan media sosial, banyak anak2 muda yg smart tak masalah banget tuh dgn keberadaan anda, hanya kalangan yg disebut ‘rakyat’ ini yg masih ragu dan prejudice thd keberadaan anda, ya maklumlah, sudah dibodohi selama 32 tahun maka akan butuh waktu yg kurang-lebih sama utk recovery dan baru bisa percaya paham/idealisme ‘race superiority (fascism) is not everything, but humanity’ adalah benar adanya.

    Kami memang ingin Jakarta Baru yg beres bersih dari kejahatan, dan bukankah bapak2 berdua juga sepaham/sekeinginan dgn kami?
    Kalau masih ada yg ngancem2 lagi, beritakan saja di AHok.org dan media2 massa/sosial lainnya, tunggu dan lihat respon2nya, apa benar warga DKI mendukung anda sepenuhnya (mungkin saja nanti ada UG snipers/ninja club mo sukarela bantu menjaga anda berdua scr stealth – why not? atau anda pesimis dukungan real ternyata tak ada?).
    Takut itu wajar, tapi jangan sekali2 diumumkan ke publik bahwa kalian masih gak punya nyali meski telah didukung warga DKI.
    Bikin lebih pede-lah iklannya lain kali, OK?

    Please don’t do this negative ads for you again Mr. BTP, would you? You’re hurting us and our efforts!

  4. Jika 2019 mrk maju, pak Jokowi jadi Presiden, pak Ahok jauh lbh berguna, lbh penting jd ketua DPR!!, mengawal pelaksanaan pembangunan, merombak pola kerja DPR, pro aktif membangun payung hukum untuk segala permasalahan negara ini… Dpr menjd lbh berkualitas! Drpd pak Ahok sekedar menjd wapres….

    Amiiiiiiiiin!!

  5. Sebenarnya saya setuju Bang Jokowi menunggu tahun 2019, tapi kalau melihat capres yang ada saat ini, mereka kebanyakan mempunyai hutang budi pada masa lalu jadi sulit diharapkan mereka mau menyelesaikan “masalah” yang lalu. Kalau selalu menunggu kapan kita mau bangkit?

  6. β€œOrang bilang kami berani, tapi sebetulnya dijorokin. Kami berdua tiba-tiba didorong,” kata Ahok.

    Soal ‘didorong’, dengan melihat kondisi Jakarta seperti di laut..

    Kepalang kejebur, sekalian nolong, mumpung masih ada tenaga utk berenang dan menolong.

    Ada banyak saksi di atas kapal, yang punya mata menyaksikan.

    • nah itu die nyang ane tanyain dari setadi…
      siape seh sebnarnye nyang ‘dorong’ nyeburin mereka ke ‘laut’ (politik) itu?
      Bukannya partai2 yg nyalonin mereka (demi image partai)? ato mereka sendiri (demi image pribadi)? ato warga DKI (demi perbaikan kualitas hidup)? tapi setau ane, kite kan cuma minta tolong siape aje nyang punya nyali, gak pernah sekalipun ngejorogin mereka dgn sengaja ke ‘laut’…
      Ada yg mau ‘volunteer’ ya kita dukung dan elu2kan donk, bukan tau2 dijorogin kite itu mah!
      Kalo mereka gak nyalonin diri, kebanyakan dari kita mana tau ada mereka, ane aja baru buka profile mereka berdua saat denger nama mereka berdua yg nyalon jadi pasangan Gub/WaGub di pilkada 2012 – saksi banyak koq saat itu, banyak yg gak tau soal mereka berdua sblm pilkada (dan dari pembicaraan2 socmed dulu yg saya amati, mungkin Jokowi lebih terekspos pers drpd AHok, itu sebabnya AHok memilih Jakarta utk start-over dan sbg ‘TOA’ yg sangat efektif utk melaporkan prestasi/kinerja dirinya ke seluruh Indonesia).

      Jadi kesimpulan akhirnya (lah jadi ane sendiri yg nyimpulin jadinya krn gak ada nyang bisa jawab):
      “Tak ada satupun dari kita yg ngejorogin mereka ‘nyebur’ ke ‘laut’. Mereka bersedia nyebur utk bantu kita, Good! Kita dukung mereka rame2. Dan ketika telah ditolong maka kita akan ucapkan terima kasih serta memberikan penghargaan yg pantas kpd mereka atas usaha yg telah mereka lakukan utk membantu kita. Kedua belah pihak saling memenuhi kebutuhan masing2 (apa itu? kita dapat bantuan, mereka dapat … – alasan terakhir ini kurang etis/gak enak utk diungkapkan disini bagi supporter2 mereka, so cari/isi ‘titik2nya’ sendiri ya?). itu saja.” – Politics 101 (TaZ-Media Pubs).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here