Jokowi Sidak ke Kelurahan Papanggo, Lalu…

15
143
Jokowi di Kelurahan Papanggo - Foto Kompas.com

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melakukan inspeksi mendadak di kantor Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (27/8/2013) siang. Kedatangan Jokowi itu mengembalikan pelayanan warga yang sempat terhenti karena molornya waktu istirahat PNS.

Jokowi yang mengenakan jas dan dasi hitam masuk ke kantor kelurahan sekitar pukul 14.45 WIB. Jokowi langsung melangkah ke loket pelayanan kelurahan, di mana telah ada belasan warga yang mengantre pelayanan.

Melky Yulius (28), salah satu warga, mengeluhkan lambannya petugas loket di kelurahan itu. Sejak pukul 12.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB, dia dan beberapa warga lainnya tak kunjung dilayani. Nomor antrean digital di loket itu tak berubah.

“Pas saya datang enggak ada petugasnya. Kata orang sih lagi pada shalat, tapi herannya kok enggak balik-balik sampai tiga jam begini,” ujarnya.

Jokowi mengatakan, perlu waktu untuk mempercepat pelayanan di kantor kelurahan atau kecamatan di Jakarta. Ia yakin, secara bertahap, pelayanan prima dapat dilaksanakan.

“Harusnya di bawah satu jamlah. Tapi tadi kan antre panjang, jadi enggak apa-apa lama sedikit. Tapi ini ada perubahan dari yang dulu-dulu, tapi ya jangan berharap satu-dua menit,” kata Jokowi.

Kedatangan Jokowi membuat pelayanan kembali berjalan normal. Beberapa petugas langsung menempati kursi yang ada dan memanggil warga yang sedari tadi mengantre. Warga pun bersyukur atas kedatangan Jokowi karena mempercepat pelayanan.

Tak hanya ke kantor kelurahan, Jokowi juga menyempatkan diri meninjau Puskesmas Kelurahan Papanggo yang berada satu kompleks dengan kantor kelurahan. Sepanjang blusukan itu, warga berkerumun membuntuti Jokowi. Ada yang hanya bersalaman, ada juga yang meminta berfoto bersama.[Kompas.com]

15 COMMENTS

  1. Ayo dong kantor kelurahan,jangan minta dicambuk terus. Alasan sholat tuh seakan-akan alasan maha sakti untuk tidak produktif. Pertanyaan : emang sholat sampe 2 jam?

  2. pak jokowi , mestinya karyawan yg bandel dikasih hukuman saat itu juga. biar ada effect jera buat yg lain. kalo di tolerir terus besok besok kayak gini terus. keras dikit dong pak.

  3. permainan pns di setiap kelurahan masih ada main pungli.permainan mereka begini warga, rt/rw mengurus dokumen dari warga pasti di mintain oleh pegawai pns bagian mengetik/print,dia tanya bagian kami mana atau bagian untuk pak lurah mana?kalau warga biasa pergi mengurus surat/dokumen pasti minta sumbangan,satu lembar 1000 rupiah.bisanya harus beli lima lembar sampai sepuluh lembar.uang hasil sumbangan ini setor sama siapa,kita semua tidak tahu pak gubernur dan pak wakil gubernur mohon telusuri sumbangan di kelurahan dan kecamatan untuk raja mana?terima kasih.

  4. pak Jokowi ‘negor’ dgn cara jawa (terlihat dari ‘sindiran2’nya yg halus), mungkin efektif utk Solo, tapi tidak utk Jakarta yg sudah bebal kepribadiannya.
    .
    Sama spt yg sudah ‘dianjurkan’ oleh banyak orang2 pintar negri ini, termasuk kalangan tokoh agama, tiru saja hukuman ala komunis China: tak pandang bulu siapa dia di pemerintahan, jika tak bekerja dgn baik utk melayani warga, tuntut dan sidang segera, dan hukum seberat2nya agar jera – termasuk para koruptor negara yg termasuk paling terberat hukumannya selain narkoba, mati sudah pasti itu, dan terbukti!
    .
    Berminat? (kek sales lagi nawarin barang ajeh… :D)

    • bebal babal…..bagaikan nangka muda yang disayurpun belum bisa, bahkan menghitam dan rontok akhirnya…..

      mbah/kakek/kai….perlu dijabarin lagi tuch budaya betawi yang ng-kontribusi….

  5. kalo nggk salah tetangganya kelurahan sunter agung pernah jadi kelurahan terbaik 2012 coba lurah papanggo suruh belajar ke kelurahan sebelahnya nggk harus nunggu disidak Jokowi dulu

  6. Catatan buat Lurah Papanggo dah itu…nantikan dievaluasi…Setahu saya Pak, untuk Sudin Kependudukan kendalinya ada di walikota (Tj.Priok) dalam hal ini, ngak heran masih loyo kerja tuh staff..wong Lurah mau tegor bukan staff nya dia, mana mau terima tuh staff…Tolong ditinjau lagi kali pak garis komando kordinasi di tingkat kelurahan, jadi siapapun yang berkantor di Kelurahan, atasan atau pimpinannya adalah LURAH. Dan mereka wajib taat melaksanakan penugasan dan SOP yang diberikan Lurah…Jangan ada dualisme atau titip staff di kelurahan, sehingga terjadi dualisme…Kalau ini sudah dibenerin, masih juga lamban operasional di Kelurahan, berhentikan saja Lurahnya…Salam…Go..JB

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here