Jokowi: Bangun “Ducting” di Seluruh Jakarta Butuh Waktu 10 Tahun

7
98

Ahok.Org – Semrawutnya kabel serta pipa di jalanan Jakarta dikeluhkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Menurut pria yang akrab disapa Jokowi ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus memulai menata utilitas itu, meski diakuinya membutuhkan waktu pembangunan 10 tahun.

“Total pembangunan ducting di Jakarta itu lama, 10 tahunan. Itu cukup sulit ngerjain-nya,” ujar Jokowi di sela blusukan-nya meninjau titik genangan di Jalan TB Simatupang, Senin (11/11/2013).

Pembangunan ducting, kata Jokowi, sangat penting. Pertama, untuk menyatukan seluruh kabel serta pipa yang selama ini ada di dekat saluran pembuangan air sehingga keberadaannya mengakibatkan genangan. Kedua, agar tidak terjadi lagi “gali-kubur” dan mengakibatkan kerusakan infrastruktur Pemprov DKI Jakarta.

“Aturannya itu ditanam 1,3 meter, ini coba lihat, hanya 10 senti saja. Sudah gitu nanti digali, ditambal lagi, rusak deh,” ucapnya.

Jokowi menegaskan, pihaknya harus memulai pembangunan ducting untuk utilitas mulai dari sekarang. Menurutnya, soal penyatuan utilitas, Jakarta tertinggal jauh dari berbagai kota di negara maju dan berkembang yang lain.

“Mulai tahun depan kita bangun ducting. Anggaran ada,” ujarnya.

Jokowi mengaku kesulitan menertibkan kesemrawutan karena kondisi yang ada sudah telanjur. Ia tak mungkin memutus utilitas. Kendati demikian, dalam waktu dekat, Dinas Pekerjaan Umum akan menyurati pemilik utilitas itu, yakni PLN, PT Telkom, PAM, dan PGN, untuk menertibkan semua utilitas tersebut supaya keberadaannya sesuai dengan peraturan.

Selama ini, keberadaan utilitas itu mengganggu jalannya air dari jalan ke selokan. Kondisi ini diperparah dengan adanya sampah. Alhasil, sampah menyangkut di kabel hingga membuat air tersendat. Kondisi itu terjadi di Jalan TB Simatupang, satu dari 27 titik genangan yang didata Dinas PU DKI. [Kompas.com]

7 COMMENTS

  1. Harus segera di desain, dan di mulai. jalur kabel dan pipa harus dibuat, agar bisa menampung sampai puluhan tahun kedepan. sediakan juga pasokan listrik jika dibutuhkan/ box terminal, dll. agar tidak semrawut juga

  2. Kalo mo belajar soal susun kabel yang rapi, belajar dari telkom.
    .
    Mereka pandai sekali menyusun kabel-kabel dengan rapi.
    .
    Cuma selama ini susunannya terkesan kurang rapi karena masalah disiplin dan ruang aja. Kalo ada ruang (ducting) telkom bisa pasang rapi.
    .
    Rasanya urusan ducting perlu juga melibatkan pihak telkom yang paling profesional.

  3. Sapala basah sudah bermacet ria pak Gubernur. bikin sekalian maksimal dengan benahin perkabelan di jakarta seluruhnya saja. gali saja. biar yang punya kendaraan mobil pribadi jerit2 dengan kemacetan, tapi untuk jalur busway buat semua kendaraan plat kuning, dapat 3 jalur khusus. lalu pembatas jalan jalur cepat dengan jalur lambat dihapus. untuk ducting, ambil jalur jalan dari tanah swasta saja pak jangan jalur jalan kendaraan pribadi. kan ini yang ditanam bukan yang diatas tanah. harus mau swasta merelakan tanahnya dilalui perkabelan karna mereka sendiri menikmati hasilnya. bikin perdanya saja Pak Gubernur kayak perintah pembuatan sumur serapan gitu. tokcer pak ! 🙂

  4. rencana proyek Dinas PU paling sulit diawasi masyarakat, prioritanya proyek dimana, besarannya proyek, kwalitas proyek dan kapan selesainya proyek, hanya mereka sendiri yg tahu….

    Contohnya ada satu jalan deket kelurahan Sunter Agung, dibikin trotoar cuma stengah jalan… dianggap selesai! Kok rasanya janggal bener! Mereka kongkalikong dan korupsi pun , masyarakat susah mengawasinya! Kalo kelompok mereka sendiri yg ngawasi, sama juga bohong !

  5. Dasar Emang si pemilik galian itu (PLN, PT Telkom, PAM, dan PGN), maunya enak,gampang dan murah. Kalo gak pak Jokowi yang beberin,masyarakat itu pada masa bodoh semua,eh.. gubernur2 yang dulu pada nyungsup kemana ?? Para pemilik galian itu sepertinya tidak cinta tanah air.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here