Ahok.Org – Proyek normalisasi Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, dihentikan karena masa kontrak alat berat pengeruk waduk telah habis.
Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan perlu dilakukan audit terhadap kontraktor pengerukan. Pasalnya, penghentian pengerukan kemungkinan disebabkan pihak kontraktor yang menghentikan secara sepihak.
“Kontraktor kan dibayarnya per buangan (air). Makanya kalau kontraktor ngerasa sudah cukup, mereka enggak mau (lanjut). Makanya perlu diaudit,” kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Mantan Bupati Belitung Timur ini menambahkan, berdasarkan perjanjian, pengerukan hanya dilakukan 20 persen. Pemprov DKI membayar kontraktor sesuai dengan jumlah kubik buangan air dari Waduk Pluit. Bisa saja, lanjut Ahok, kontraktor mencari keuntungan yaitu mengurangi jumlah buangan air dengan cara menghentikan pengerukan.
“Kalau kamu dibayar perbuangan, kamu enggak mau kan kelebihan. Karena kalau kelebihan, enggak mungkin kita bayar. Tapi kalau kekurangan, mereka akan dapat keuntungan sedikit. Itulah kelemahan sistem tender,” kata Ahok.
Maka, perlu ada penghitungan jumlah kubik air yang dibuang dari pengerukan, apakah sudah sesuai dengan isi perjanjian. Sebab, kemungkinan kontraktor tidak ingin mengambil risiko kelebihan membuang kubik air, sementara yang dibayarkan oleh Pemprov DKI hanya untuk 20 persen pengerukan.
“Nanti tinggal dihitung saja, namanya juga tender. Makanya mau diaudit lagi. Mereka enggak mau ambil risiko. Paling mereka dapat keuntungannya sedikit. Tapi sebenarnya kerugian enggak ada sih,” ujar Ahok.[Liputan6.com]
Pakai excavator kecil seperti yang tampak di foto, bakalan nggak kelar-kelar pak.
Ganti metodenya, pakai alat yang lebih besar, lebih canggih
Mahal sekalian nggak apa-apa, yang penting tuntas….tas….
Pak Ahok kan bekas orang tambang, sebagai pengalaman pak ahok di belitung sebetulnya waduk pluit cukup disedot aja dengan metode “kapal hisap”. selain lebih cepat juga lebih efisien.
kalau tidak salah sebelumnya pak ahok sudah pernah ditawarin metode spt ini oleh ancol group.
Taruh Kapalnya pakai apa? Masa diangkut pakai heli ??
Lebih logis sebenarnya hisap dulu semua airnya pakai Truk Penyedot SeptiTank, Baru diuruk sambil bentuk sprti danau. Supaya lebih cepat Kerjanya dan dumping site nya jelas dimana…
iya disedot dan buang langsung ke laut. kerja cepat dan tuntas.
dipikir masih kayak jaman jahiliyah dulu, duit anggaran banyak, kerjaan kalau bisa sedikit atau sampe nganggur-nganggur..! 🙁
sekarang malah marak kontraktor-kontraktor disegala bidang di proyek pemprov DKI Jakarta pada wanprestasi… apa sebaiknya kalau terbukti sengaja slowdown kerjanya di blacklist aja dari tender pemprov DKI Jakarta !!!
iya, escavator nya kecil sekali ya…coba pinjam ke Freeport, tempat raksasa2 dump truk dll….mengeruk emas….