Ahok.Org – Kampanye Partai Gerindra di stadion Gelora Bung Karno (GBK) turut dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Namun kehadiran Ahok dalam acara tersebut bukanlah sebagai juru kampanye (jurkam), melainkan hanya sebagai tamu undangan. Hal tersebut dikatakan Wakil Sekjen Partai Gerindra, Aryo Djojohadikusumo.
“Pak Ahok tidak (ikut kampanye) karena ini kan acara kampanye. Beliau tamu undangan,” ujar Aryo, Minggu (23/2/2014).
Aryo menuturkan dalam acara kampanye kali ini, akan menekankan poin pemenangan pemilu. Menurutnya Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua DPD DKI Gerindra M. Taufik akan memberikan orasi.
“Yang orasi nanti ada Ketua DPD DKI Gerinda dan Ketua Dewan Pembina Gerindra, pak Prabowo. Pak Prabowo juga akan orasi sambil naik kuda. Ini untuk memberi semangat seluruh kader,” tukasnya. [Tribunnews]
Pak ahok tidak kampanye dan. Menghormati pak jokowi justru membuat orang pilih gerindera
Ahh itu kan pendapat anda. Saya juga belum punya pilihan calon presiden lebih2 anggauta legislatif yg 90% adalah muka lama dan korup. Yang pasti saya tidak akan pilih Prabowo karena masih trauma dan kawatir akan terulangnya penculikan2 dan penghilangan orang secara paksa seperti yg pernah terjadi dinegeri ini 16-17 tahun yg lalu.
Bung haemes, kata kitab suci saya, Tuhan sanggup mengubah hati seorang raja dari yang sangat kejam sekalipun menjadi hati yang penuh cinta pada rakyatnya – semudah kita membalik telapak tangan. dalam sekejap 🙂 tapi untuk memiliki keahlian2 khusus yang sempurna, membutuhkan waktu latihan yang sangat lama serta jam terbang di lapangan yang tinggi. kalau anda trauma, maka anda harus sering membenturkan diri anda ke hal2 yang bisa bikin anda trauma supaya jadi tahu lebih banyak lagi dan rasa trauma itu hilang dengan bertambahnya rasa percaya diri anda atas pengenalan trauma tsb. Demikian juga anda sudah lihat kepiawaian pak Prabowo di lapangan dengan nyali dan rasa percaya diri yang sangat tinggi tsb. Kenapa pilih sipil yang uji nyalinya masih sangat diragukan dibanding dengan yang sudah terbukti sangat top banget to ?! 🙂
Non Grace terima kasih atas saran2nya. 1.Bagaimanapun saya tidak akan membawa bawa Tuhan dalam perpolitikan kita yang kotor ini.
2.Kalau anda mempunyai seorang adik atau kakak atau kerabat atau bahkan seorang kekasih yang tiba2 dihilangkan secara paksa oleh suatu kekuatan/kekuasaan, bahkan sampai hari ini tidak ada kejelasan sama sekali, anda tentunya akan berkata lain.
3.Hal lain, mengapa anda mendikotomikan Sipil-Militer pada urusan kepemimpinan nasional ini….? Lupakah anda bahwa Sukarno-Hatta, Proklamator negara kita adalah seorang warga sipil….? Gus Dur juga bukan militer akan tetapi berani mendobrak primordialisme dan berdiri digaris terdepan dalam menegakkan kebinekaan. Tanpa beliau, saudara2 kita yang Tionghoa belum akan menikmati kebebasan dan kesetaraan seperti sekarang ini.
4.Nyali seseorang tidak bisa diukur dari latar belakang militer atau sipil.
Bung Haemes,
1. Tuhan itu mitra kerja sukses saya selalu. keterbatasan saya untuk mengetahui isi hati dan pikiran orang2 yang berbisnis dengan saya, tertutup dengan bocoran yang saya peroleh dari Tuhan dan advis2 jitu menyelesaikan setiap perkara. Menurut saya, strategi itu jauh lebih menyenangkan dan stress free hehehee….
–
2. lagi2.. kalau ada orang yang saya kasihi lenyap tak tahu rimbanya, saya bawa dalam doa, dan Tuhan beritahu saya kemana saya akan menemukannya. Tuhan akan menjaga keselamatan orang2 yang saya kasihi sampai saya bisa datang untuk menolong mereka, karna saya telah memintanya kepada Tuhan.
–
3. Jaman Soekarno-Hatta, belum ada militer Indonesia. yang ada hanyalah pasukan rakyat untuk memperoleh kemerdekaan. pimpinannya adalah pak Soekarno. Saya pribadi stuju sekali bila Presiden dan Wakil adalah orang sipil bukan eks militer, asal kuda2 tonggak hukumnya sudah terpancang kuat dan berfungsi baik. Tapi timingnya tidak saat ini karna di Indonesia, banyak rakyat mencampurkan urusan negara menjadi urusan agama sehingga merasa diri berhak untuk menghakimi sesama warga dan menentukan boleh hidup atau harus mati karna beda agama. rakyat juga tidak terlatih menggunakan senjata api dan berkelahi. lebih sering main keroyokan dalam bentuk ormas2 kepada kelompok2 kecil / pribadi. Kalau mau jadi kuat seperti amerika, inggris, maka pemeluk agama Islam di Indonesia tidak boleh diperlakukan seperti anak raja / anak emas. Harus sejajar sama tinggi rendahnya. mesjid2 yang tidak punya IMB atau melanggar IMB wajib dihancurkan. tidak boleh pake toak2 yang bikin polusi suara keluar. musti ikutin cara kristen pake kedap suara dalam ruangan walau ada musik band lengkap + mikrofon. Soekarno dilengserkan. Gus Dur juga bernasib sama. karna mereka tidak mampu menguasai militer. Tionghoa bisa menikmati kebebasan dan kesetaraan bukan karna jasa Soekarno atau Gus Dur. tapi karna usaha keras mereka supaya bisa diterima karna mereka sudah ada di bumi Indonesia lama sebelum Indonesia merdeka. Begitu juga kristen ada di Indonesia bukan karna adanya toleransi Islam memberi kebebasan. tapi karna Tuhan yang hidup membuat kristen2 terlahir di Indonesia. jadi kalau Islam marah karna banyak kristen lahir, proteslah ke Tuhan yang jadi otak perencananya. Kalau saya boleh milih, saya ingin terlahir jadi anaknya Bill Gates atau Queen Elizabeth. hehehee….
–
4. Mengukur nyali seseorang itu adalah pekerjaan yang jauh lebih mudah dan cepat, asal kita menguasai tehniknya saja 🙂
–
Tuhan yang mengangkat seseorang menjadi pemimpin. Tuhan juga yang mencopotnya dan menurunkannya. Tugas kita cuman mendoakan pemimpin kita. entah diubah hatinya menjadi lembut dan cinta rakyat atau dicopot jabatannya baik hidup2 ataupun mati 🙂 beres dah. wkwkwkwk….
yg penting hrs ada unsur dari militernya.. klo sipil dua2ny bisa kacauuuu ni negara
ngapain pilih meliter sejarah telah membuktikan bahwa yg dari meliter memimpin negara ini pasti hancur dan pade korup, lebih baik pilih sipil tapi tegas seperti pak ahok ane merasa dia masih bersih dan konsisten akan perjuangannya demi indonesia baru
kalau untuk pilihan presiden tinggal hati kita mantap yang mana.
namun untuk anggota legislatif, dengan memperhatikan bahwa banyaknya anggota Dhewan yang terhormat ternyata adalah maling maling dan tentunya pada saat ini merekapun tetap ingin mencalonkan lagi serta biasanya dapat nomer urut kecil maka sudah selayaknya untuk kali ini kita pilih saja para anggota legsilatif dari partai yang kita sreg namun nomer urutnya jangan yang kecil kecil minimal setelah nomer 7 lah atau nomer buncit sekalian supaya ada orang baru dan penyegaran namun jangan pilih yang org tidak bisa apa apa / bego seperti calon anggota kok ditanyain visi misi kagak tahu…hah….keterlaluuuuannnn…