Basuki Dukung Konsep “Botabek Shuttle Express”

5
85

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendukung upaya penerapan shuttle bus Bogor, Tangerang, Bekasi (Botabek). Namun, kata dia, upaya tersebut akan berhasil apabila electronic road pricing (ERP) telah diterapkan.

Botabek Shuttle Service adalah konsep transportasi yang dibuat oleh PT Jakarta Marga Jaya. Konsepnya adalah penyediaan park and ride station (PRS) di perumahan-perumahan mewah yang terletak di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, yang akan melayani calon-calon penumpang yang akan menuju Jakarta.

Dari PRS-PRS tersebut, bus-bus BSE akan menempuh jalur prioritas di jalan tol, serta busway saat sudah tiba di Jakarta, sehingga perjalanan dijamin akan jauh lebih cepat dan tidak akan tersentuh kemacetan.

Tiba di Jakarta, bus BSE akan berhenti di drop and return station (DRS) yang akan dibangun di tempat-tempat umum yang terletak dekat dengan pusat-pusat kesibukan di Ibu Kota.

Botabek shuttle bus sangat layak karena memang mengurangi volume kendaraan dari luar kota masuk Jakarta. Tapi harus dibarengin ERP. Karena kalau ada ERP, baru kamu terpaksa lepasin mobil kamu,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (7/4/2014).

Botabek Shuttle Express sendiri akan ditujukan untuk kalangan kelas menengah ke atas. Jadi, layanan ini akan memiliki segmen yang berbeda dari pengguna layanan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek, dan angkutan perbatasan terintegrasi transjakarta (APTB). Diperkirakan, tarif bus-bus antara Rp 15.000 dan Rp 40.000.

Meski tergolong mahal, tarif tersebut tergolong lebih murah daripada biaya operasional yang biasa dikeluarkan oleh para pengguna kendaraan pribadi setiap harinya. Nantinya, bus-bus Botabek Shuttle Express akan dilengkapi wifi, dan sambungan listrik untuk telepon genggam dan komputer jinjing.

Meski demikian, Basuki menilai, senyaman apa pun layanan transportasi umum, hal itu tetap tak akan dapat mengalahkan fasilitas di dalam mobil pribadi. Karena itu, tetap harus ada cara untuk melarang warga menggunakan kendaraan pribadi, yakni dengan cara penerapan ERP.

“Kalau tidak ya siapa yang mau naik bus. Tetap lebih enak di mobil sendiri kan,” ujarnya.

Berdasarkan data dari PT Jakarta Marga Jaya, saat ini tak kurang dari 1.915.585 kendaraan dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi ikut “meramaikan” arus lalu lintas di Jakarta sepanjang pagi hingga sore hari, terutama saat jam masuk dan pulang kerja.

Angka 1,9 juta kendaraan tersebut menyumbang sebanyak 19,36 persen dari total semua kendaraan yang berlalu lalang di Jakarta sepanjang hari, yang jumlah keseluruhannya mencapai 9,9 juta unit. Dari total 1,9 juta kendaraan tersebut pula, sebanyak 98 persen merupakan kendaraan pribadi. [Kompas.com]

Ini Skema Bagi Hasil Parkir Saat Zona Pelarangan Motor Diterapkan

5 COMMENTS

  1. Orang kaya tidak akan pernah minat naik bus. kalau KA Express Eksekutif masih mungkin dilirik. Sudah dibilang, orang kaya memasukkan biaya transport-nya sebagai biaya perusahaan, shingga mengurangi pajak usaha yang harus perusahaan bayar kepada pemerintah. Mosok konsep sederhana seperti itu tidak dipikirkan sih ? Jadi, Botabek Shuttle Express itu sangat dipastikan akan merugi. Monorail saja juga sudah pasti rugi. Orang ingin cepat tapi aman dari preman & penculikkan untuk minta uang tebusan.

    Pak Ahok saja kalau sendirian jalan takut naik bus umum atau KA umum, tentu karna masalah keamanan diri pribadinya yang jadi kekhawatirannya wkwkwkk.. palagi pak Jokowi. makanya selalu bawa bodyguard 😀

    • gimana sekalian Grace, legalisasi kepemilikan senjata api! tapi yg jelas, biaya brp, psikotest ketat, dan ada jaminan undang2, kalo memang yg ditembak itu pejahat mengancam jiwa maka bebas dari tuntutan hukum…hahaha….go ahead, make my day..

  2. Kita lihat jarak realisasi proyek sedari ngomong wacana ke media sampai jadi kenyataan butuh berapa lama??? Kok rada pesimis, busway TransJakarta yg bayar aja masih 30mnit- 1jam intervalnya apalagi yg gratisan…
    Jangan lihat koridor yg didepan mata Blok M – Kota lihat juga koridor lain yg jauh dari pengawasan mata Balaikota contohnya koridor 12 Priok – Pluit, bahkan terang-terangan di loket dipasang pengumuman “BUS LAMA DATANGNYA”, sepertinya management TJ bukan saja tidak bertanggung jawab kepublik dan tidak tahu malu karena ke tidak profesionalannya…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here