Basuki: Soal Teori, Anak Indonesia Lebih Baik dari Anak Amerika

7
142

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, saat ini pola pengajaran di Indonesia hanya mengacu agar bagaimana anak didik paham dan mengerti teori. Namun belum sampai pada penekanan sikap disiplin dan peningkatan rasa percaya diri.

Akibatnya, kata dia, kebanyakan anak didik di Indonesia hanya paham pada penguasaan teori. Bahkan, penguasaan materi anak didik di Indonesia lebih baik dibandingkan anak-anak didik yang ada di negara maju.

“Anak-anak Amerika dan Australia itu matematikanya kalah dari anak-anak kita kalau dari teori. Tapi kalau kedisiplinan dan ketahanan hidup, mereka lebih bagus. Karena dari kecil mereka sudah diajarkan kepercayaan diri. Dari kecil-kecil sudah presentasi di depan,” kata Basuki usai menghadiri peringatan Hari Pendidikan Nasional, di kawasan Tugu Monas, Jumat (2/5/2014).

Karena itulah, Basuki mendukung penerapan kurikulum 2013, yang mengedepankan interaksi antara guru dengan murid. Ia yakin, bila kurikulum tersebut bisa berjalan dengan lancar, ke depannya tak perlu ada lagi warga Indonesia yang harus menimba sekolah ke luar negeri.

“Saat ini kita tidak bisa menaksa orang kalau mereka mau sekolah ke luar negeri karena itu hak masing-masing orang. Karena itu kita mesti usahakan bagaimana agar standar pendidikan kita bisa lebih baik. Itu yang utama,” tukas pria yang akrab disapa Ahok itu. [Kompas.com]

7 COMMENTS

  1. Iya pak Ahok

    Kan saya sudah bilang dari dulu bahwa sekolah itu wajib membuat para muridnya menjadi ahli, terampil di bidangnya agar bisa hidup mandiri dan dapat menghasilkan banyak uang untuk mencukupi hidupnya.

    Apa yang diajarkan di sekolah dan universitas baik oleh para guru dan dosen itu kebanyakan tidak berguna.

    Istilah bahasa inggrisnya itu sekolah itu Wasting Life (Wasting Time + Wasting Money)
    Iya cuma buang2 umur, buang2 waktu, buang2 uang, buang2 tenaga, buang2 pikiran.
    Sebab apa yang didapatkan oleh setiap murid tidak sesuai dg kehidupan nyata.

    Ingat pak, dalam hidup ini semuanya kompetisi. Mau cari pacar & pasangan hidup aja harus berkompetisi, Mau cari kerja harus berkompetisi, Mau cari customer dan proyek harus berkompetisi, Mau cari rumah aja harus berkompetisi. Mau jadi pejabat aja harus berkompetisi

    Masalahnya murid dan mahasiswa itu tidak diajarkan dg kompetisi, tidak diberikan bekal keahlian, keterampilan, cara berpikir, cara bertindak untuk memenangkan kompetisi di kehidupan ini.

    Akhirnya banyak terjadi pengangguran, terus hanya menjadi karyawan kecil atau hanya jadi pedagang kecil. Makanya ga maju2 Indonesia ini.

    Coba kalo pendidikan di Indonesia ini meniru cara berpikir dan cara bertindaknya seperti konglomerat dunia : Mark Zuckerberg, Bill Gates, Sir Richard Branson, Robert Kiypsaki, dll… Mereka ini semuanya drop out dari sekolahnya tapi bisa jadi konglomerat sebab mereka semua berpikir sekolah hanya wasting life (wasting time + wasting money)

    Indonesia akan lahir banyak konglomerat muda yang sangat ahli dan terampil di bidangnya masing

  2. Oya pak Ahok

    Tolong pak Ahok segera perintahkan semua pejabat, pns, guru, dosen dan karyawan sekolah agar dites satu persatu apakah mereka ini terjangkit PMS alias Penyakit Menular Seksual atau tidak.

    Seperti yang kita ketahui semua :
    #1) Akhir2 ini di berita tv, surat kabar, radio dan internet bahwa banyak terjadi pemerkosaan dan sodomi oleh para guru dan karyawan sekolah terhadap para muridnya

    #2) Banyaknya kasus cabe2an atau ayam kampus di hampir semua sekolah (SMP, SMA) dan universitas

    #3) Mulai dari pejabat, pns, guru, mahasiswa maupun buruh banyak yang suka jajan seks ke PSK setiap malam

    Tolong pak Ahok pasang CCTV di depan setiap lokalisasi untuk mengetahui siapa aja konsumen setia PSK di malam hari… mulai dari para pelajar sampai kakek kakek ada semua

    Siapa tau pak Ahok nantinya bakal menemui pejabat atau PNS yang bapak kenal ternyata jadi pelanggan setia PSK

  3. Anak indo hanya di didik untuk hebat menghapal tanpa mengerti & memahami bagaikan perpustakaan berjalan. Kreatifitas & pemikiran kritisnya sangat rendah, karena guru bertindak sebagai orang yang paling hebat di kelas. Coba saja mana ada anak yang berani berargumentasi dengan guru, meskipun sang guru sudah jelas salah. Disini, anak yang sering berargumentasi dianggap kurang ajar dan akhirnya nilainya pasti ditekan oleh guru ybs. Biarpun anak Indo banyak yang menang kejuaraan, coba lihat mereka itu dari sekolah mana? Apa sebagian besar dari sekolah negeri.

    Apalagi dengan kurikulum yang selalu diubah-ubah, setiap ganti menteri pendidikan selalu ada kemungkinan untuk berubah kurikulum. Belum lagi text book yang selalu ganti tiap tahun, padahal hanya cover buku yang berubah dengan isi yang hanya diubah susunan dan kalimatnya.

    Alasan orangtua menyekolahkan anaknya keluar negeri adalah gengsi bukan dari kualitas. Bagaikan CV si anak dilapis emas. Dari pendidikannya saja sudah ga benar, bagaimana kualitas anak didiknya? Umumnya hanya jago berantem dan demo tanpa bisa tunjukan prestasi.

    • Dan juga, pendidikan agama.. kebanyakan rakyat Indonesia hanya bisa membaca menghafal, mengucapkan ayat2 di kitab sucinya..tanpa tahu arti dan makna dari kitab suci tersebut..apalagi mempraktekkannya di kehidupan sehari hari.. Karena hal tersebut moral bangsa kita semakin menurun.

      Menurut saya tidak ada agama yg terbaik, semua agama mengajarkan yg baik untuk umat manusia..

      Jadi agama apakah yg terbaik?
      Agama yg terbaik adalah agama yang dapat membuat/membentuk dirimu lahir batin untuk kesejahteraanmu dan sesamamu.
      Jika kita menganut agama A, tetapi perbuatan perkataan kita menyakiti sesama dan lingkunganmu, berarti agama A tersebut bukan agama yg terbaik

      • kurikulum mmg sdh saatnya diganti karena sudah terlalu bnyk pelajaran2 yg diajarkan bertele-tele. contoh bhs indonesia bayangkan dari SD s/d kuliah masih aja ada, bhs inggris dari SD s/d SMA diajarkan tapi hny teori aja dan grammar dan setelah lulus SMA masih belum fasi bahasa inggrisnya jadi apa goal yg mau dicapai dan msh banyak pelajaran yg dipaksakan utk diajar walaupun sebetulnya belum saatnya dipelajari. Agama juga yg dipelajari cuma teori tetapi bukan praktek atau merubah moral anak. jadi kurikulum pendidikan sekarang masih banyak kepentingan dari pihak2 tertentu yg tidak jelas.

  4. Saya guru di Chicago sudah 15 tahun. Jadi guru di AS capek sekali. Kurang tidur dan harus creative selamanya. Hubungan guru dengan murid murid harus dekat. Bukan kepala sekolah saja yang menilai guru, murid murid pun menilai guru guru nya. Setiap tahun guru guru di observe kelas nya dan di interview oleh kepala sekolah. Kalau nilai nya rendah guru bisa kehilangan pekerjaan.

    Untuk mempertahankan pekerjaan saya sebagai guru, saya harus mampu menunjukan kepandaian saya didalam mengajar dan terus menerus meningkatkan professionalisme keguruan saya dengan menghadiri penataran.

    Gaji guru di AS besar termasuk asuransi kesehatan untuk keluarga dijamin. Tapi, capek sekali karena harus bekerja setiap hari dan ketemu murid yang sama setiap hari. Setiap guru harus meramut 150 muri setiap tahun ajaran.

    Dulu waktu saya menjadi guru di Indonesia mengajar mudah sekali. Tidak ada yang memeriksa pekerjaan saya. Dan gaji saya pun kecil sekali.

    Jadi kalau Indonesia ingin meningkatkan kualitas pendidikan, tingkatkan dulu kualitas kerjanya dan keahliannya, serta berikan gaji yang besar dan tanggungan kesehatan dan hari tua yang memadai.

    Bisa nggak???

  5. Mohon bapak rombak sister pendidkan kita jangan paksa kan kodok berlari dan gajah melompat ,kunci jawaban bertebarqn dimana’ Kalo di kampung saya, jika secara murni cuman skitar 20%yang lulus saya punya bukti! tidak Percaya? Survei Aja pak sederhana bayangkan negara penduduk 4 terbesar didunia mencari 11 pemain sepak bola susah? Mencari Valentino rossi susah? Mencari Kobe Brayen susah? Itu Karna pendidikan kurikulum kita MENCETAK KITA bukan MENGEMBANGKAN .pendidikan itu mengembangkan kita bukan membunuh keahlian kita saya berani Bicara krna saya korban ! Orang tau menyuruh saya belajar padahal bakal saya Saya rasa sangat Besar diolataga ,PAK SAYA TIDAKINGIN LAGI ADA KORBAN DARI sistem yang salah ,ketika teman’ saya juara dan saya paling bodoh saya hanya tertawa tidak terbebani kenapa? Saya adalah gajah yang Kuat dan mencoba berlomba berlari dengan Chita minta respon saya INGIN berjuang [email protected]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here