Ahok: Kami Enggak Ingin Lagi Ada Bully di Jakarta (Video)

13
148

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan sikap pemprov sangat tegas dalam menangani masalah bullying yang terjadi di sekolah. Semua anak yang terlibat bully akan langsung dikeluarkan. Kader Gerindra yang biasa disapa Ahok ini berujar dia tidak ingin lagi mendengar ada peristiwa bully.

“Tentu kita enggak ingin lagi ada bully di Jakarta dan kita juga mau tegas kalau guru-guru enggak mengenali anak-anaknya dia bukan guru, masa guru enggak tahu anak yang nakal atau tidak. Kalau ada anak yang nakal kita keluarin saja semua,” kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2014).

Hal ini dikatakan Ahok saat ditanya wartawan tentang pertemuannya bersama pasangan Arif Setiady dan Diana Dewi, orang tua almarhum Afriand Caesar Al Irhamy. Seperti diketahui, Afriand, siswa kelas X SMAN 3 tewas setelah dibully seniornya saat ikut kegiatan pecinta alam. Pasangan tersebut menemui Ahok didampingi anggota Gerakan Nasional Anti Bully (GENAB).

“Kalau udah ada tanda-tanda anaknya enggak benar, dinasehatin. Kalau enggak mau, kasih tahu orang tuanya. Jangan tiba-tiba terus dikeluarkan saja,” ucapnya.

Ahok menjelaskan alasannya, selama ini kapasitas sekolah negeri terbatas. Maka, menurutnya lebih baik diberikan kepada anak-anak yang memang mau sekolah.

“Daripada yang mau jadi jagoan kan, mungkin kalau dia dikeluarkan akan bisa jadi petinju atau jadi preman yang bisa lebih sukses, daripada kerjaannya membully orang,” kata Ahok.

Sementara itu, soal guru yang lalai dalam mengawasi anak didiknya, Ahok menegaskan akan langsung dicopot. “Gurunya dicopot, saya ingin turun golongan saja. Kalau masih macam-macam gurunya pecat saja, lebih baik enggak ada guru kalau dia enggak benar,” pungkasnya. [Detikcom]

Video:

13 COMMENTS

  1. Maaf pak Ahok. Mengeluarkan anak dari sekolah karna nakal adalah jalan pintas dan ” cuci tangan “. bagaimanapun juga, anak nakal itu adalah tunas bangsa. dan negara bertanggung jawab untuk mendidik stiap tunas bangsa supaya berguna bagi nusa bangsa bukan menambah jumlah sampah masyarakat pak. Sekolah adalah tempat untuk mendidik para tunas bangsa.

    Kalau anak nakal disekolah yang melakukan kekerasan fisik, bila dinasehatin sekali dua kali tidak juga mau dengar ( surat peringatan I & II ), maka anak nakal tsb wajib dikirim ke sekolah militer untuk 1 tahun masa pendidikan baru diijinkan untuk kembali ke sekolah. bila untuk kedua kalinya anak tsb nakal, barulah kirim ke penjara anak2.

    Untuk mencegah anak membiarkan dirinya di-bully, guru harus menumbuhkan rasa percaya diri si anak dan menerangkan bahwa ada banyak cara seorang anak menunjukkan kejantanannya, bukan nyali pengecut. itu tugas wajib guru dan pemerintah untuk membangunnya dalam jiwa anak2 tunas bangsa. bila si guru tidak mampu, kirim si anak yang nyali kecil itu menemui petugas dinas pendidikan pemda supaya si anak tahu konsekwensinya. petugas diknas kan juga tanggung jawab untuk kasih pendidikan yang baik pak. bukan cuman guru tok.

    Sekedar input pak Ahok untuk dipertimbangkan. thanks.

      • Bung Aria, ortu memang tidak bisa lepas dari tanggung jawab untuk membina dan menumbuhkan kesiapan si anak untuk bisa bertahan menghadapi rimba kehidupan. Hukum alamnya, siapa yang lemah dengan sendirinya tergilas kejamnya kehidupan. manusia dikasih akal untuk berpikir. jadi, musti kita asah dan gunakan sebaik2nya. dan sekolah adalah tempat dimana si anak menghabiskan sebagian besar waktu kehidupannya. Belajar, bermain dan bersosial. Itu sebabnya, kebijakan pak Ahok memberi hari sabtu & Minggu sebagai hari libur sekolah agar si anak punya waktu untuk diisi bersama ortu dan keluarganya.

        Layakanya kita berinvestasi, anak pun adalah investasi masa tua ortu. adakalanya salah langkah, sehingga investasi bangkrut, alias si anak terkena penyakit atau kecelakaan atau terlibat perkelahian sehingga si anak meninggal sebelum menghasilkan uang sendiri. Ortu harus jaga baik2 anaknya supaya tetap hidup dan sehat dan berahlak baik sehingga masa tua si ortu-pun jadi baik pula. begitu.

  2. buat sekolah Khusus anak nakal, dimasukan/pindahkan ke sekolah Khusus anak nakal yg bersistem gabungan seperti penjara dan sekolah yg lebih ke pendidikan Mental sehingga mereka dewasa gk jadi pembunuh/penjahat yg akan jadi beban Indonesia. jangan masuk militer seperti saran Grace nanti tambah Bahaya anak itu klo gk tobat atau pura2 tobat. karena militer kebanyakan melatih otot/karate dll yg berunsur kekerasan.
    ini beberapa sistem dlm sekolah khusus anak nakal/bermasalah:
    1. murid seperti terkurung didalam sekolah sesuai masa hukumnya 1/2 thn ,1 thn atau 2 thn.klo gk tobat yg tinggal di perpanjang aja masa nya.
    2. pendidikan mental budi pekerti dll 80 % sisanya 20 %.
    3. orang tua hanya bisa mengunjungi/bertemu anaknya di sekolah pada hari minggu dan dengan lama waktu yg ditentukan.
    4. pendidikan mental budi pekerti dll bukan hanya teori tapi juga praktek seperti membersihkan kali,kerja bakti membersihkan lingkungan masyarakat, bertani disekolah,memasak untuk seluruh makanan sekolah dll secara bergiliran mencuci pakaian sendiri. bayangin aja dari pagi sampai malam semuanya diatur.jam tidur siang, jam mandi dll. sehingga anak nakal di situ banyak belajar menaati peraturan.
    5. tidak ada latihan/kegiatan yg berunsur kekerasan di sekolah tsb seperti karate dan seni bela diri lainnya.

    5. masih banyak leee….sampai disini aja,.. klo mau/rencana buat sekolah khusus tsb baru saya bantu pikirkan lagi.
    percuma saya saran banyak2 tentang sekolah tersebut klo gk mau dibuat.
    sekian dan terima kasih. semoga Indonesia Raya secepat mungkin terwujub.
    I Love Indonesia.

    • Tidak apa bung Heri. ke sekolah lain selain sekolah militer boleh2 saja. yang penting, si anak bisa diarahkan untuk menyalurkan emosi marahnya ke cara yang positif supaya tidak meledak menjadi bersifat kekerasan. bila sifat kekerasan itu dibiarkan lama, maka sifat itu berubah jadi karakter si anak, dan bila sudah jadi karakter, tentu akan sulit sekali untuk mengubahnya lagi.

      Anak melakukan kekerasan biasanya karna rasa frustasi yang besar dalam jiwanya. si anak musti dibantu untuk dapat mengeluarkannya dengan cara yang baik. Mungkin beberapa orang psikolog harus ada di setiap sekolah supaya bisa menangani anak2 nakal di sekolah.

  3. apa bener itu “bully” setau ogud yg terjadi ini adalah suatu penyiksaan. kldi bully itu adalah org y di lecehkan berdasarkan kata kata atau menghina dengan tulisan. dan bully itu pun ada 2 kategori. bully berdasarkan fakta dan berdasarkan gossip. kl gosip bs di pidanakan kl di luar negeri. sdgkan berdasarkan fakta contohya ya anak nya mantan gubernur banten yg di bully di sekolah karena ibunya ketangkap KPK. jadi mohon kpd pak ahok agar dibenarkan bahasa yg di pakai, krn ni bs menyesatkan.
    teima kasih

  4. Pak Ahok: 20 Siswa SMA Al-Kamal Mengaku Dipaksa Makan Makanan Basi oleh Senior

    hilangkan ospek dan ragamnya pak ahok karena itu yg membuat senior merasa berkuasa kepada junior atau murid baru

    • Memangnya siswa SMA tsb tidak berani untuk berkata TIDAK kepada senior-nya dalam ospek ya Lovemata ? kalaupun siswa tsb di-diskualifikasi dari ospek karna berani berkata TIDAK, kan siswa itu tidak rugi apapun. menurut saya, siswa yang mau disuruh makan makanan basi oleh senior adalah siswa2 yang kepercayaan dirinya rendah sekali dan mudah menyerah. Guru psikolog hrusnya ada untuk mengawasi kegiatan ospek tsb.

      Tapi dari dulu, saya tidak pernah suka dengan kegiatan ospek baik sebagai junior maupun saat sebagai senior walau penuh saya ikuti. Dari dulu hingga sekarang, kegiatan ospek hanyalah membuat manusia bermental budak saja. tidak ada positif-nya sama sekali buat motivasi belajar dan raih cita2 🙂

  5. Saran Pak, supaya semua institusi pendidikan di negara ini tidak ada lagi OSPES/OSPEK yang bersifat kekerasan yang berdampak pada mental (menekan mental). Sebaiknya dalam kegiatan OSPES/OSPEK kembali ada penataran P-4 dan Diskusi dalam kelas (melalui presentasi hasil diskusi), karena akan melatih/mempersiapkan para siswa/mahasiswa menjadi pemimpin, bukan menjadi pengecut/penakut. kalau kegiatan diluar kelas, sebaiknya OUT BOND, untuk meningkatkan rasa solidaritas/Persatuan dan Kesatuan.
    Harapan kami melalui program Bapak Jokowi yaitu REVOLUSI MENTAL, dapat segera diaplikasikan pada tahun ajaran baru tahun depan dalam Institusi Pendidikan (termasuk pada kegiatan OSPES/OSPEK.

  6. SAYA SETUJU DENGAN PAK AHOK, SUDAH TAU ATURAN TIDAK BOLEH MEROKOK ATAU CAT RAMBUT, BAHKAN BANYAK YG SOK JAGO JADI PREMAN DI SEKOLAH PALAK ANAK ANAK SEKOLAH:
    1. SALAH DIDIK OLEH ORG TUANNYA, PERNAH KEJADIAN DI SEKOLAH SAYA DULU ANAKNYA UDAH SALAH TETEP AJA ORG TUANNYA BELAIN, SAYA LIHAT PANTESAN AJA ANAKNYA JADI BERANDALAN, KADANG JUGA ANAKNYA PURA PURA BAIK KALO DI HADAPAN ORG TUANNYA TAPI JADI PREMAN DI SEKOLAH.
    2. DIRI SENDIRI YG MAU UNTUK BERUBAH

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here