BTP Heran, Gedung Balaikota Mewah tetapi Tak Punya Masjid

4
84

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku heran mengapa gedung Balaikota yang begitu mewah tidak dilengkapi dengan sarana ibadah, khususnya masjid. Di Balaikota hanya ada sebuah musala yang berada di kompleks Blok G.

Musala bernama Musholla Fatahillah itu hanya berukuran sekitar 20×15 meter dan memiliki daya tampung 300 jemaah.

“Pegawai muslim begitu banyak, saya heran Balaikota ini begitu besar, tapi tidak ada masjid. Masjid di kantor Wali Kota lebih bagus daripada di Balaikota,” kata Basuki, saat menyampaikan sambutan dalam pelantikan ribuan pejabat DKI, di Lapangan Silang Monas Selatan, Jakarta, Jumat (2/1/2015).

Oleh karena itu, Basuki berencana membuat sayembara pembangunan masjid dua lantai di Balaikota. Pembangunan masjid itu rencananya dibangun tanpa alokasi APBD, melainkan sumbangan pegawai dan Gubernur.

Apabila 3.000 pegawai rutin menyumbang setiap bulannya, maka Basuki meyakini uang sebanyak Rp 1 miliar bisa terkumpul. “Saya akan ikut menyumbang rutin. Bagi bapak dan ibu yang beragama Protestan dan Katolik enggak usah minta bangun gereja, enggak perlulah, doa di rumah saja. Kalau pegawai Muslim kan banyak dan pas shalat Jumat juga sering pakai gedung lain untuk ibadah,” kata Basuki.

Sementara itu, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengapresiasi hal tersebut. Apabila pembangunan masjid menggunakan APBD, ia mengklaim, DPRD akan langsung menyetujuinya. “Setuju dong, DPRD pasti mendukung. Kan nanti masjid itu bisa digunakan untuk shalat Jumat. Selama ini musalanya tidak cukup untuk shalat Jumat dan letaknya tersembunyi,” kata Prasetyo. [Kompas.com]

4 COMMENTS

  1. setuju. sebab untuk keperluan apapun, dalam segi apapun, dan menyangkut bidang apapun tanpa kecuali, di dki, yg notabene adalah bagian dari nkri, sudah dimulai pendidikan mental : jangan menadahkan telapak tangan untuk meminta. pakai kekuatan sendiri untuk mendapatkan apa yg kita inginkan. toch, masih dalam jangkauan kemampuan kita. en toch hal baik apapun, kalau didapat dng cara kurang baik, kualitasnya akan terpengaruh/turun.
    .
    siapa mau ikutan?!?!
    .
    salam,

    • bukan berarti tolong-menolong/gotong-royong dinafikan!!! menerima bantuan diwaktu dan tempat yg pas, adalah oke. tetapi menciptakan kondisi (apalagi dng kekuasaan ditangan) sedemikian rupa, agar orang “ikhlas” membantu, “terdorong” utk membantu dan lain sebagainya, mungkin hukumnya mendekati haram, atau bahkan sudah haram betulan. entahlah?? tolong sesiapa yg paham ikut memberi komentar, demi kebaikan n kesehatan mental wemua wni.
      .
      salam,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here