Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) gemas dengan pungutan liar di area pemakaman. Ia juga heran untuk banyak orang yang berebut ingin mendapat posisi makam di barisan depan.
“Manusia kan lucu juga. Kalau beribadah suka duduk di barisan belakang, kayak di gereja juga sukanya di belakang jangan di depan karena takut dimarahin pendeta. Tapi kalau meninggal suka minta di barisan depan padahal barisan depan kan didatangi duluan sama malaikat,” ujar Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (22/1/2015).
“Ini akibatnya jadi parah. Misalnya di TPU Karet Bivak itu depan untuk saluran air karena semua orang mau di depan itu akhirnya jadi kuburan loh makanya mampet banjir,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Ahok ingin menerapkan sistem online untuk menekan angka calo makam. Sistem ini rencananya segera diterapkan dalam waktu dekat. “Ini kita harapkan sistem ini akan nolong supaya nggak terjadi permainan, masyarakat harus bantu awasin. Kadang-kadang masyarakat juga nggak mau, kalau kayak begini kan kita nggak bisa nyogok. Nanti kita dapatnya di belakang,” terang suami Veronica Tan tersebut.
“Misalnya hari ini ada yang meninggal kemarin begitu meninggal langsung bisa dilihat di website kan mana yang kosong jadi nggak bisa lagi datang ke petugas nanya ini ada yang kosong atau nggak. Kalau petugas bilang sudah ada yang ngisi, nah ini bisa ditanyain siapa yang isi kapan meninggalnya bisa dicek,” sambungnya.
Ahok mengatakan akan temui kesulitan di awal penerapan sistem tersebut. Bila masih ada yang nekat ‘bermain’, dirinya tidak akan segan mencopot jabatan para petinggi dinas terkait. “Dia nggak mau ngisi kayak puskesmas sengaja supaya datanya nggak akurat. Ini pasti terjadi dalam setahun pertama, nggak apa-apa. Ketahuan, pecatin saja terus,” pungkas Ahok. [Detikcom]