
Ahok.Org – Selama meninjau pekerjaan jalan inspeksi dan normalisasi Kali Mookervart, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berbincang dan merayu warga bantaran untuk bersedia dipindah ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) terdekat. Salah satu contohnya saat bertemu seorang ibu rumah tangga bernama Dairah yang sudah menetap selama 35 tahun di bantaran Kali Mookervart.
Basuki langsung memanggil Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi untuk menemukan solusi bagi Dairah dan warga lainnya.
“Pak Wali, ini kalau kasusnya kayak ibu ini, DKI harus beli lahannya dan bayar sesuai harga pasar, asal ibu ini punya surat lengkap,” kata Basuki kepada Anas, di jalan inspeksi Kali Mookervart, Jakarta Barat, Kamis (9/4/2015).
Kemudian Basuki bertanya apakah Dairah memiliki kelengkapan surat kepemilikan lahan. Dariah pun mengangguk dan menjawab bahwa ia memiliki sertifikat dan surat kepemilikan lahan yang didudukinya kini.
Namun, karena pekerjaan pembangunan jalan inspeksi dan normalisasi Kali Mookevart mendesak, Basuki mengimbau Dairah untuk merelakan rumahnya dibongkar dan ia dipindah ke rusun.
“Ibu nanti kami bayar tanahnya sepakat sesuai harga pasar, jadi nanti ibu pas pindah ke rusun juga punya modal dan ibu bisa dagang juga. Ibu nanti pindah ke Rusun Daan Mogot, lokasinya dekat sini, rusun itu pakai lift tinggi, kayak Mal Central Park, kayak apartemen, Bu,” rayu Basuki kepada Dairah.
“Tolong Pak, kalau mau dibongkar ya kami diberi uang ganti rugi sesuai harga pasar. Saya tinggal di sini seumur hidup, Pak,” kata Dairah.
“Iya Bu, jadi relokasinya bertahap. Kalau rusun kami belum siap juga, kami enggak akan minta ibu pindah dan rumah ibu enggak kami gusur. Jadi nanti ibu mau ya direlokasi ke rusun dan kami kasih usaha juga, di sana nanti ada masjid raya besar. Saling kerja sama ya, Bu,” kata pria yang biasa disapa Ahok itu.
Sementara itu, Koordinator Proyek Jalan Inspeksi Heryanto mengatakan, seharusnya lebar trase Kali Mookervart sebesar 20 meter dan jalan inspeksi direncanakan dibangun hingga delapan kilometer.
“Trase Kali Mookervart sekarang baru 7,5 meter dan panjang jalan inspeksi yang baru dikerjakan sepanjang 2,2 kilometer,” kata Heryanto. [Kompas.com]
–
Ratusan warga di Jalan Inspeksi Kali Sekretaris, Jakarta Barat, mengerumuni Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Kamis, 9 April 2015. Ahok datang ke sana untuk melihat proyek pembangunan jalan.
Saat tiba, warga langsung curhat karena belum tersedianya rumah susun. Saat itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berjanji membangun rumah susun untuk keperluan relokasi bagi warga yang rumahnya harus dibongkar untuk pembangunan jalan inspeksi.
Ninik Nikmatun Mustofah (38), warga Kelurahan Kebon Jeruk, mengatakan, proyek jalan inspeksi yang ditujukan untuk membangun suatu area pemeliharaan lingkungan kali itu telah dimulai sejak Desember 2014.
Meski demikian, selama masa pembangunan, warga sama sekali tidak pernah menerima kejelasan relokasi. Hal itulah yang menyebabkan warga resah.
“Rusun untuk kami belum jelas Pak, mohon diperhatikan,” kata Ninik kepada Ahok.
Mendengar hal itu, Ahok mengatakan Pemprov DKI bukan mengabaikan warga. “Jangankan Bapak/Ibu yang harus direlokasi, warga yang tidak punya tempat tinggal pun akan kami beri unit rusun,” kata Ahok.
Karenanya, Pemprov akan segera membeli lahan untuk pembangunan ini. Adapun anggarannya akan menggunakan dana dari APBD DKI 2015 yang diharapkan cair bulan ini.
Meski baru hanya sebatas janji, warga tetap terlihat puas. Apalagi Ahok juga menjanjikan harga sewa unit rusun itu akan dibuat sangat terjangkau. “Kami subsidi unit rusun Bapak/Ibu sebesar Rp2 juta, sehingga cukup membayar Rp150 ribu per bulan,” ujar Ahok. [Viva.co.id]
Urusan begini banyak dan berlipat-lipat kalau seluruh jajaran skpd dan pns tidak mendukung apa ya Gub dan Sekda bisa merampungkan semua ini. dibayar mahal skpd ini tapi seperti tidur atau bagaimana. Pak Anas jangan lupa ya, yang merehab Anda menjadi Wali JaBar itu Pak Basuki loh bukan Pak Jokowi! Ingat Anda ketiduran itu. Jadi jangan lupa Pak bersyukur dengan kerja kerja kerja Pak! Semangat semua!