"Gus Dur Seperti Laksamana Cheng Ho"

0
43

Ahok.Org – Bagi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, perjuangan Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang membela kaum Tionghoa di Indonesia bagaikan oase ditengah kekeringan kesetaraan dan toleransi SARA.

Maka tak heran lah, Basuki menyebut Gus Dur sebagai Laksamana Cheng Ho orang Indonesia. Karena Gus Dur berani membela kaum minoritas seperti kaum Tionghoa di Indonesia.

Pada saat itu, masyarakat Indonesia keturunan etnis Tionghoa masih dipandang sebelah mata dan mengalami diskriminasi oleh pemerintah.

“Kalau buat orang Tionghoa, Gus Dur itu kayak Cheng Ho. Ya, sudah kayak dewanya (orang Tionghoa) lah,” kata Basuki dalam acara Peresmian Patung Gus Dur Masa Kecil di Taman Amir Hamzah, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/4).

Keberanian Gus Dur membela kaum Tionghoa terlihat saat terjadi diskriminasi terhadap etnis ini, justru Gus Dur dengan tegas menyatakan kalau dirinya keturunan Tionghoa.

Akibat pengakuannya tersebut, beberapa kalangan yang memandang sebelah mata terhadap Tionghoa pun terdiam. Dan lama kelamaan, diskriminasi terhadap etnis Tionghoa menghilang dari kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

“Cuma Gus Dur lho yang berani bilang kalau saya orang Tionghoa, marga saya ini, langsung terang-terangan ngomong. Untung Gus Dur berani, jadi orang pada diam” kata Basuki dalam acara Peresmian Patung Gus Dur Masa Kecil di Taman Amir Hamzah, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/4).

Seperti diketahui, Cheng Ho adalah pelaut dan penjelajah Muslim asal Tiongkok yang melakukan penjelajahan dari tahun 1405 hingga 1433. Dia telah memimpin tujuh ekspedisi ke tempat-tempat di sekitar Samudra Indonesia.

Cheng Ho mengunjungi kepulauan di Indonesia selama tujuh kali. Ketika ke Samudera Pasai, ia memberi lonceng raksasa “Cakra Donya” kepada Sultan Aceh, yang kini tersimpan di museum Banda Aceh.

Tahun 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati (Cirebon), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring yang bertuliskan ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Pernah dalam perjalanannya melalui Laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang, dan menetap di sana. Salah satu bukti peninggalannya antara lain Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) serta patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong.

Cheng Ho juga sempat berkunjung ke Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja Wikramawardhana. [Beritasatu.com]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here