Basuki Minta Taksi Uber Urus Legalitas

4
98

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta taksi Uber didaftarkan secara resmi agar keberadaannya tidak ilegal. Selain menyalahi aturan, keamanan penumpang taksi Uber juga dipertanyakan.

Ahok, begitu Basuki disapa, mengaku selama ini tidak pernah mendukung keberadaan taksi Uber lantaran tidak ada izin.

“Saya bukan tidak suka Uber, saya cuma minta Uber mesti terdaftar resmi, kantormu di mana? Pajak bayarnya semua jelas,” kata Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (19/6).

Dia mengatakan, permintaannya itu untuk memberikan keamanan kepada masyarakat. Jika tidak jelas kantornya, maka penumpang akan kesulitan jika hendak menyampaikan keluhan.  “Kalau ada keluhan warga yang memakai jasa Anda, kita bisa nyari,” ucapnya.

Menurut Basuki, taksi Uber harus mencontoh perusahaan yang bergerak di bidang yang sama seperti Grab Taxi dan Go-Jek. Jika perusahaan jelas dan bermanfaat bagi warga Jakarta, maka Basuki akan mendukung secara penuh.

“Grab Taxi saya dukung, Go-Jek saya dukung asal jelas,” tegasnya.

Seperti diketahui, layanan sewa mobil Uber ini menyediakan jasa angkutan mirip taksi. Pengguna bisa memesan mobil melalui aplikasi mobile Uber. Untuk tarif berlaku layaknya taksi dengan biaya minimum dan hitungan berdasarkan waktu dan jarak. Mobil-mobil yang disediakan tergolong mewah, seperti Toyota Camry, Alphard, hingga Mercedes-Benz S-Class. [Beritajakarta]

4 COMMENTS

  1. dinegeri antah berantah, negeri dng kategori normal, kalau gubernurnya sudah “bersabda” menunjukkan pendiriannya, maka ini akan mengikat seluruh slagorder propinsinya untuk bertindak, bersikap, dst dst. . . . .yang harus mewujudkan ya wujudkanlah, yang harus memelihara ya peliharalah, yang harus mencegah ya mencegahlah, yang harus melarang ya melaranglah, yang harus membongkar ya membongkarlah, semua dilakukan dng saksama/proper, tak peduli apa instansi or korpsnya, . . . . . . yang tidak melakukan demikian, apakah masih layak punya tempat bercokol disitu ??
    .
    wah kalau begitu, gubernur, walikota, bupati, jadinya raja dong !! . . . . benar !! sampai dengan pemilu berikutnya, yang harus dijamin fairness-nya dng segala beaya n upaya. sebab dalam pemilu fair itu, agar yang pantas naik ya harus naik, or sebaliknya, tak peduli dari partai “momok” apapun atau dari independen “kerdil” sesiapapun !!!
    .
    maju indonesiaku !!!
    .
    salam,

  2. Waktu pertama Kali di “banned”, saya sangat tidak setuju. Inovasi tidak bisa dicegah. Saya yakin cepat atau lambat akan ada yang mengcopy bisnis model nya. Tee bukti Go-jek berkembang dengan pesat. Go-jek, grab Taxi sama Uber sebenarnya sama. Mereka membuat pelayanan transportasi lebih effisien, murah, baik. Go-jek pun mengaku bukan perusahaan transportasi. Policy Pemprov DKI sekarang ialah tidak akan melarang asal Uber mau mendaftarkan diri di Indonesia. 2 pertimbangan, Pajak dan Customer complain. Dalam hal ini saya sangat mendukung langkah pemprov DKI. uber Mungkin menggunakan loop hole yang ada untuk meminimal cost operating mereka. Tapi Pemprov pun harus menggunakan segala cara yang legal agar Uber tunduk peraturan yang ada . Bukan cuma pajak tapi persaingan yang lebih adil dengan perusahaan Taxi yang Ada di sini.

    • Apapun advantages dari keberadaan uber kalau tidak jelas dimana ptnya dimana kantornya ini kriminalitas. Pastinya ikut apa yang PakGub katakan (perturan), semua mesti jelas kalau tidak libas habis. Dan itu untuk ke3 kalinya saya tulis di forum ini di minggu ini, si Dishub Bukit harus dipecat, sampai kapan PakGub mau Omdo. Hanya bicara pecat, laksanakan bos memang tidak ada yg bisa masuk di posisi ini. Pasti si dishub gendut ini ada permainan. Heran sekali kenapa Gubernur ini membiarkan dirinya dipermainkan stafnya sendiri lalu mengomel, pecat saja! Ayuh PakGub jangan ternyata hanya macan ompong!

  3. Pak Basuki sebaiknya baca artikel ini:
    http://www.theguardian.com/commentisfree/2015/aug/14/after-15-years-ive-given-up-driving-cabs-the-industry-has-no-shame

    One thing I learned about the taxi industry, after 15 years driving cabs, is that it’s burdened neither by self-awareness nor shame.

    Take, for example, the Taxi Council of Queensland’s claim that the ride-share service Uber is a potential haven for sexual predators the taxi industry rejects.

    Pardon? My observation is that it’s next to impossible to get rejected by the taxi industry, at least in my home state of Queensland. Drivers are like gold; keeping bums behind the wheel is all that counts as the cab cartel – once as convinced as Kodak that the digital thing would never catch on – faces up to its own mortality…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here