Basuki Jajal Bus Transjakarta Spesifikasi Baru (video)

0
46

Ahok – Mengawali Jumat pertama di bulan September, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mencoba bus Transjakarta dengan spesifikasi baru ke Balai Kota DKI Jakarta.

Basuki naik dari Halte Waduk Pluit menumpang bus Transjakarta berwarna biru dan putih bermerek Mercedes Benz, menuju Halte Balai Kota. Bus ini masih dalam status uji coba, sehingga tidak ada penumpang lainnya yang ikut menupang.

Bus juga masih menggunakan pelat putih, karena bus tersebut merupakan prototipe. Pada kesempatan itu, Basuki turut didampingi oleh Direktur Utama (Dirut) PT Transjakarta, Budi Kaliwono.

“Bagus enak banget, ini suspensi khusus. Sasis, supensi Mercedes Benz, karoseri saja lokal,” kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (2/9).

Menurut Basuki bus itu tidak kalah dengan bus wisata. Salah satu yang dipujinya adalah joknya yang empuk. Selama ini jok Transjakarta dinilai terlalu keras.

“Ini betul-betul empuk, kayak naik bus wisata, enak.  Sama kijang nggak kalah,  rasa naik kijang saja ini joknya nyaman sekali. Tapi masih lebih lama dari naik mobil sendiri,” ungkapnya.

Sementara itu, Dirut PT Transjakarta, Budi Kaliwono mengatakan, bus baru ini memiliki panjang 10 meter. Interior yang dibuat berbeda dengan bus sebelumnya. Bus ini berjenis maxi dengan semua jok menggunakan busa.

“Ini bus max, panjangnya ini 10 meter, jadi ini memang agak beda interior pun nanti kami akan bikin beda, sudah full jok pakai busa,” tandasnya. [BeritaJakarta]

Bus Transjakarta Diperbolehkan Pasang Iklan

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengizinkan bus Transjakarta dipasangi iklan. Langkah ini agar PT Transjakarta memiliki pemasukan untuk biaya operasional.

“Kami juga rancananya bus ada panel untuk iklan. Saya juga tugaskan panel Transjakarta untuk dapat penghasilan dari iklan,” kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (2/9).

Menurut Basuki, pemasangan iklan di dalam bus bisa menambah penghasilan PT Transjakarta. Sehingga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa mengurangi pemberian public service obligation (PSO).

“Dari iklan inilah kami mampu mengurangi subsidi atau PSO dari APBD. Biasanya subsidi bisa sampai Rp 3 triliun sampai RP 4 triliun,” ujarnya.

Basuki berharap, melalui iklan bisa menambah penghasilan mencapai Rp 1 triliun sampai Rp 2 triliun. Pendapatan itu digunakan untuk memberikan subsidi kepada penumpang.

“Itu bisa untuk ngurangin PSO sehingga masyarakat bisa dapat bus semurah mungkin,” tandasnya. [BeritaJakarta]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here