Tanya Jawab Dengan Pak Jokowi Soal Kendaraan “Ganjil-Genap”

22
607

Ahok.Org – Gubernur Jokowi hendak menerapkan keputusan berani: membatasi kendaraan di Jakarta dengan nopol ganjil-genap. Dia tidak takut kebijakannya didemo. “Kalau tidak berani melakukan ya tidak usah jadi pemimpin, masak mau enak-enak aja,” katanya.

Berikut tanya jawab wartawan dengan Jokowi seusai memimpin rapat membahas tentang pembatasan kendaraan tersebut dengan Polda dan Dishub di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (6/12/2012):

Tahun depan sudah pasti diterapkan genap-ganjil?

Ya tadi kan sudah kita sampaikan bahwa itu akan kita lakukan, hanya waktunya kapan, ini yang masih dikalkulasikan, masih diitung. Kemudian areanya mana juga masih dalam proses pembahasan.

Tapi pada dasarnya Bapak setuju?
Oh iya, kalau kita tidak punya sebuah kebijakan yang radikal, berani seperti itu, ya tidak akan selesai-selesai. Problemnya itu kan masalah jalan yang harus dilebarin, karena kendaraan tiap hari tuh tambahnya tidak sedikit. Yang bermotor 1.400, mobilnya 450. Kalau didiemin ya tidak ada habisnya, sehingga menurut saya itu kebijakan yang harus diterapkan.

Bagaimana dengan resistensi dari publik, Bapak siap?
Oleh sebab itu, nanti disosialisasikan secara pelan-pelan, ada proses itu, kemudian juga diterangkan bahwa kebijakan ini adalah mendorong masyarakat untuk masuk ke angkutan umum, massal, juga mendorong masyarakat umum untuk hemat BBM, mendorong masyarakat untuk tidak konsumtif, mendorong masyarakat untuk cinta pada kota Jakarta.

Dengan kondisi transportasi massal yang masih memprihatinkan, apakah ini sudah siap diberlakukan, Pak?
Oleh sebab itu, saya sampaikan kesiapan angkutan massal juga harus segera disiapkan, nanti Januari kan kita tambah kira-kira 102 bus TransJakarta, berarti 200 bus gandeng.

Cukup itu dengan kondisi Kopaja Metromini yang masih berantakan?
Ya nanti setelah itu ada tambahan lagi 600, plus 1.000 Kopaja Metromini yang baru, kira-kira mungkin pertengahan sampai akhir taun depan. Ini artinya ada upaya untuk menambah itu, kalau tidak, ya persentase penggunaan transportasi umum tidak semakin nambah, tapi semakin kurang, orang kan malah terdorong untuk pakai kendaraan pribadi, di negara mana pun tidak ada seperti itu.

Ini akan diberlakukan untuk motor juga?
Iya, tapi nanti masih diitung, dikalkulasi.

Bapak yakin aturan itu akan mendorong migrasi masyarakat dari angkutan pribadi ke angkutan umum?
Iya, asalkan transportasi umum massalnya nyaman, siap, juga ditangani dengan baik, serius, ya setelah buswaynya, nanti masuk ke monorel, monorel mungkin 4 taun insya Allah rampung, kalau MRT baru 2019-lah selesai.

Kira-kira akan ada rencana membatasi penjualan (kendaraan bermotor)?
Oh kalau itu bukan kebijakan kita, tapi bisa juga.

Siapa yang jadi pengawas pelaksana aturan itu?
Polri.

Terus kalau ada indikasi kecurangan misal ganti-ganti pelat nomor, gimana?
Ya itu ditindaklah, sekarang juga ganti nomor sudah harus sulit.

Siap dapat resistensi tidak, demonstrasi publik?
Ya setiap kebijakan pasti ada risikonya, tapi kalau tidak berani melakukan ya tidak usah jadi pemimpin, masak mau enak-enak aja, yang nyeneng-nyenengin terus.

Kalau untuk pelat non Jakarta, gimana?
Sama, ini bukan masalah pelat B atau bukan B, kan yang dilihat nomor genap atau ganjilnya.

Ada studi di beberapa kota besar seperti Athena, Roma, Mexico City itu gagal penerapan aturan ini?

Ya salahnya gagal. Berarti kesiapannya tidak ada. Oleh sebab itu tadi saya tekankan, hati-hati dengan kesiapan, hati-hati dengan masalah dampak yang ditimbulkan dari ini. Saya kira kalau persiapannya mateng, ya tidak ada masalah.

Nanti mobil siapa saja yang boleh lewat, tidak ikut aturan ganjil-genap?
Angkutan umum, taksi, busway, Kopaja.

Mobil dinas, pejabat?
Ya tidak dong. Nantilah aturan itu akan dibahas lagi berikutnya, didetailkan lagi.

Ini harus ada persetujuan dari DPRD tidak?

Tidak usah. Perdanya sudah ada, jadi hanya ini secara umum di Perda sudah ada, tentang lalu lintas. Ya ini kan implementasi dari Perda itu, mungkin nanti ada dalm Pergub-lah.

Terus kalau masalah yang lain kayak infrastruktur, sterilisasi busway, gimana?
Oleh sebab itu, dengan kebijakan yang berlaku ini perlu diperbaiki.

Sumber: Detik.com

22 COMMENTS

  1. Pak ongkos2an itu mahal ! lebih baik cicil motor lagi … kepikir nggak sih sama bapak ? bukan soal nyaman atau tidak, ongkos selama sebulan sdh bisa cicil motor baru atau second !!!

    • Wah mahal gimana ? Itung2annya gimana ?

      Saya kalau bawa mobil dari Bintaro sana ke Sudirman, ongkos bensinnya PP bisa 50an ribu, ongkos parkir di kantor 25ribu seharian, ongkos tol PP sekitar 30an ribu.

      Kalau pake angkutan umum, jauhhh lebih irit. Bisa separonya. Situ ngitung dari mana sih ?

  2. Terpaksa saya musti beli motor satu lagi, second gak masalah, yang penting nomernya ganjil.
    Terimakasih pak Jokowi, ntar kartu pintarnya saya buat tambah buat beli motor.

  3. lebih baik semua jalan arteri di jakarta dibuat satu arah aja pak, yang boleh 2 arah cuma busway dan mobil damkar saja.hilangkan persimpangan yang memotong median jalan, dibikin muter-muter yang bawa kendaraan, pasti deh jakarta tidak macet dan banyak yang tidak mau bawa kendaraan lagi.

  4. Kebijakan yang sangat berani tapi sayang warga jakarta juga pinter ngadalin kaya beginian contohnya plat tinggal bikin aja lagi, atau mungkin beli kendaraan lagi, hahaha
    ____________________________
    Untuk mengetaskan kemacetan seharusnya moda trasportasi massalnya seperti metromini kopaja TJ dsb itu dulu yang harus sudah siap (jangan langsung menerapkan kebijakan seperti ini ditengah carut marut jakarta) klo sudah siap dalam artian ongkos juga murah tetap 2000-3000 atau bahkan klo bisa rp.1000 jangan lagi bilang klo AC jadi 5000 itu mah rakyat juga pinter daripada naik angkutan umum mending kredit motor akhirnya yang kena imbasnya jakarta macet tambah parah dimana 600 mobil angkutan umum baru tapi harga mahal siapa mau naik
    ____________________________________________
    siap itu harus siap sistem ontime,
    siap itu harus siap dalam masalah ongkos masa orang tambah banyak yang naik, tapi tambah mahal itu mah cari mati
    Siap itu harus siap dalam keamanan nya jangan menerapkan kebijakan “seenak udel” klo keamanan nya nol ya percuma, ini penting terutama bagi kaum hawa seharusnya ada bus khusus kaum hawa termasuk sopir dan kenetnya mungkin warnanya pink kembang kembang haha
    Siap itu harus siap dalam kenyamananya nah ini ga kalah penting klo mogok, AC mati, dsb harus ngadu kesiapa? Klo pun ngadu tidak ada respon hanya kata “maaf” nah lo
    Siap dsb
    __________________________
    Jika sudah memenuhi kata siap baru dimulai kebijakan ini supaya masyarakat mau ga mau naik
    ____
    Maaf kepanjangan

  5. Pertanyaan untuk kendaraan luar-kota, non plat-B, jika yg bersangkutan perlu berkunjung ke Jkt lebih dari satu hari.
    Nah, ini bagaimana jadinya…?
    — Barangkali bisa jadi bahan pertimbangan jg, thx

    • kalau mobil luar kota boleh masuk, maka saya langsung ganti pelatmobil B jadi F (Bogor “F1FA”) atau D (Bandung “D3WI”) … hehehehe, pajak mobil DKI akan hilang … bukan begitu ?

  6. pakai sisitim bagi jam usaha dong pak,,, kalau semua kegiatan di paksa dari jam 6 sampai 6 sore,, semua system juga akan colaps,,, misalnya jam sekolah dari jam 8 sampai jam 4 sore,, jam kantor jam 10 samapai 7 malam,, bagian industri malam hari begitu pula angkutan barang malam hari,, ini juga mengoptimalakan pemakaian listrik, beban listrik , pengoptimalan beban jalan,, dsb

  7. kredit motor laku keras pak ahok …. jalanan hanya untuk yg punya mobil 2 atau lebih. mana bebas dan lancar lagi hiks … nasib rakyat disuruh kredit mobil motor lagi, yg ii aja cicilan xenia belum lunas

  8. Kenapa sih semua udah pada pesimis duluan.
    Belum apa2 udah pada protes..
    Coba didukunglah kebijakan beliau itu, yg pastinya dibuat bukan tanpa perhitungan. Pastinya udah dikalkulasi dan bukan asal2an.
    Berpikir positif dululah.

  9. kalo kebijakannya diterapkan, mau transportasi umum udah bagus ato belom mending ane beli/nyicil mobil second yang pelatnya beda.
    mau transportasi umum udah bagus tetep aja enggak nyaman, belom lagi ngetem-ngetemnya bisa 3 jam kalo pergi ke kantor.

  10. Semoga ide ganjil genap sudah hasil kajian yg matang dapat memecahkan persoalan macet,sementara sebagai contoh three in one yg punya tujuan sama gagal total dan menimbulkan masalah baru(joki),ganjil genap pun akan sama nasibnya klo diterapkan, orang kaya khususnya akan beli mobil lagi atau patgulipat untuk mendapatkan/ganti nomor kendaraan dan dijalan pengawas akan digoda/bermain pungli,seperti three in one,salah satu penyebab/terjadi/timbulnya “kejahatan/pungli/korupsi adanya kesempatan”.

  11. please sepeda motor tidak usah ikut ganjil genap, saya jadi terharu ama pa polisi yg mikirin kaum menegah kebawah yg pake motor tak usah di ikut sertakan, hidup polisi pro rakyat kecil.

  12. Macet juga salah satu penyebabnya angkot, metromini ugal2an, mungkin kalau urusan transportasi dalam kota lebih baik tidak ada swasta sehingga sopir enggak kebut2an ngejar setoran, karena sopir kerjanya cuma nyopir doank

  13. Kendala lapangan (Ini bicara realistis aja Pak):
    – Slogan Peraturan itu bisa diakali masih jadi budaya (negatif) penduduk negeri ini. 3in1 bisa dibilang gagal dan tidak memberi solusi karena slogan itu juga kan? Malah menciptakan joki2.
    – Mental Polisi yang (maaf) jauh dari kata ‘Melayani’ dan ‘Melindungi’, yang ada malah bisa jadi ladang baru buat mereka.
    – Intinya Rakyat dan Polisi sangat bisa ‘akur’ kalo masalahnya sudah ‘angpao’ azas saling menguntungkan, nggak memberi solusi.

  14. Pak Basuki , hanya mau usul , daripad pembatasan ganjil genap yang nanti mungkin agak sulit diterima . Saya hanya punya pemikiran , bagaimana jika jalur yang dilalui busway harus bebas dari angkutan umum lain seperti kopaja, mikrolet , patas dsb. Semua harus naik busway dengan catatan busway diperbanyak dan dinyamankan dahulu. Masyarakat jakarta harus dibiasakan jalan kaki dari halte busway ke tempat tujuan ( dengan catatan lagi trotoar dipernyaman untuk pejalan kaki ). Karena biasanya pembuat macet ya angkot yang sering turun naikan orang sembarangan, ngetem, dan terlalu banyak nya jumlah angkot tersebut sehingga tumpang tindih trayek. Angkot hanya diperbolehkan di jalur yang tanpa busway, itupun diperhitungkan jumlah nya . Untuk jalan2 tertentu diseraya diterapkan ERP . Wajar jika pengguna mobil yang otomatis lebih berada, mambayar untuk kenyamanan mereka, sehingga uang ERP itu bisa masuk kas DKI untuk pembangunan fasilitas pejalan kaki/ pengguna angkutan umum.
    Mohon dipertimbangkan jika usul saya masuk akal.

  15. Yang jadi masalah bukan cuma jumlah angkutan umum, tapi keamanan di dalam angkutan umum juga masih diragukan.. mohon itu jadi bahan pertimbangan untuk memutuskan batasan nopol ganjil genap.. banyak orang berusaha punya kendaraan pribadi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang biasa terjadi di angkutan umum.. jika ada batasan pada kendaraan pribadi, berani jamin angkutan umum akan aman? jika terjadi sesuatu berani tanggung jawab??

  16. Kalau mau coba2 buat jakarta, penerapan nopol ganjil genap harus dimulai dari gubernur, wagub, para pejabat dan PNS.. kalau sudah berhasil baru diterapkan ke seluruh warga jakarta.. jangan warga jakarta dibuat bahan percobaan..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here