Jokowi Soal Penghapusan KRL Ekonomi

5
263

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tak memahami perhitungan bisnis yang menjadi alasan rencana penghapusan kereta rel listrik (KRL) ekonomi di wilayah Jabodetabek. Padahal, dari sisi kebutuhan, pengguna angkutan tersebut masih sangat tinggi, khususnya untuk mengantar orang dari luar wilayah Jakarta.

“Dari sisi kebutuhan, kita sangat perlu. Akan tetapi, ada hitung-hitungan bisnis dan ekonomi dari PT KAI. Saya enggak ngerti hitungannya,” kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (25/3/2013). Diberitakan sebelumnya, Kepala Humas Daerah Operasi I Jakarta Agus Sutijono mengatakan, semua rangkaian KRL ekonomi akan dihapus paling lambat pada Juli 2013.

KRL ekonomi akan diganti dengan KRL ber-AC yang dioperasikan PT KAI Commuter Jabodetabek. Pada tahap awal, PT KAI akan menghapus terlebih dahulu KRL ekonomi untuk lintas Bekasi dan Serpong pada April 2013. Penghapusan selanjutnya adalah untuk KRL Bogor secara bertahap sampai Juli 2013.

Menurut Agus, penggantian KRL ekonomi ke KRL ber-AC tidak akan mengganggu jadwal perjalanan. Layanan di jalur KRL ekonomi tidak akan hilang karena akan langsung diganti dengan KRL commuter line.

Salah satu alasan penarikan KRL ekonomi, sebut Agus, adalah usia kereta yang sudah tua. KRL ekonomi yang rata-rata dibuat pada 1974 ini memiliki kendala dalam perawatan kereta. Suku cadang, misalnya, sudah langka di pasaran, bahkan tidak diproduksi lagi.

“Kami sering mengalami kendala dalam memperbaiki kereta ini, spare part sudah tidak diproduksi lagi sehingga kami pun lakukan sistem kanibal dengan part kereta yang sudah tidak beroperasi lagi,” ujar Agus. Selain itu, jumlah penumpang yang menggunakan KRL ekonomi sejak 2010 sudah mengalami penurunan.

Pada 2009, penumpang KRL ekonomi sebanyak 86,6 juta penumpang, lalu pada 2010 turun menjadi 69,3 juta penumpang, kemudian pada 2011 kembali turun menjadi 56 juta, dan pada 2012 pengguna KRL ekonomi tinggal 46,5 juta penumpang.[Kompas.com]

5 COMMENTS

  1. Kasihan yang para pekerja dengan gaji kecil yang kerjanya di Jakarta dan rumah di Bekasi, mereka setiap hari menggunakan KRl ekonomi karena tarifnya murah.
    Bagi mereka, ketidaknyamanan di dalam kereta bukan masalah, asalkan tiba di tempat tujuan dengan biaya murah.

  2. Ane kecewa saat ane tidak diperbolehkan membawa sepeda ke kereta commuter dari Stasiun Kota tujuan Bogor kemarin sabtu, 30 Maret, padahal sepeda itu terbungkus tas sepeda. Hal ini karena ada aturan ukuran maksimal barang bawaan adalah 40x50x100 cm. Akhirnya petugas menyarankan ane untuk naik kereta ekonomi.
    Dan ane menukar tiket commuter dengan tiket ekonomi.
    Tapi apa lacur, setelah ane masuk ke peron, kereta ekonomi selalu penuh, g tega ama diri gue sendiri naik kendaraan umum macem gitu.
    Dan akhirnya ane keluar stasiun, mencari taksi, dan naik taksi menuju terminal rawamangun. Dari terminal rawamangun ane naik bus ATPB menuju Bogor. Sambutan kru bus begitu ramah walaupun ane membawa tas berisi sepeda.

    Sebelumnya, setau ane, naik kereta commuter boleh membawa sepeda ke dalam.

    Disini ane mempertanyakan, kenapa kereta commuter begitu tidak bersahabat dengan pengguna sepeda. Tidak seperti di luar negeri sana.
    Payah !

    • Untuk hal-hal terkait Kereta Commuter bisa dilayangkan ke PT KAI, karena moda transportasi tersebut domainnya bukan di Balaikota Jakarta

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here