Mobil Murah, BTP: Ini Soal Cara Pemasaran

11
319

Ahok.Org – Kebijakan Low Cost Green Car (LCGC) alias mobil murah dinilai hanya teknik memasarkan kendaraan saja. Lama kelamaan, mobil murah itu beranjak mahal.

Dengan harga mobil murah off the road dipatok maksimal Rp 95 juta, maka yang mampu membeli adalah kelas menengah ke atas. Apalagi Kebutuhan Hidup Layak di Jakarta Rp 2,2 juta untuk lajang, dinilai tak mampu membeli mobil.

“Kalau pegawai biasa juga susah beli mobil Rp 90 juta. Itu juga kelas menengah. Industri mobil dulu, orang baru kaya belinya Kijang. Sekarang orang baru kaya nggak beli Innova, turun beli Avanza. Lama-lama juga mahal. Jadi artinya ini soal teknik pemasaran kendaraan saja,” jelas kata Wagub DKI Basuki T Purnama (Ahok).

Hal itu disampaikan Ahok di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (16/9/2013)

Ahok membandingkan di luar negeri, mobil itu mendapat insentif karena memakai bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan. Bila mobil itu berbahan bakar ramah lingkungan dari energi terbarukan, maka wajar diberi insentif pemerintah.

“Bukan soal mobil murahnya. Dia murah karena ada insentif dari pemerintahnya kan? Sebenarnya yang mau kita lihat itu green car-nya. Soal green car-nya. Kita pengen yang lebih banyak di kota mobil-mobil yang ramah lingkungan. Makanya diberi insentif,” kata Ahok menekankan tentang konsep green car.

Kebijakan ini juga berpotensi membuat jalanan Jakarta macet karena dibanjiri mobil murah. Alasan Ahok, pertumbuhan otomotif di Jakarta paling tinggi.

“Rata-rata industri otomotif di Jakarta paling besar. Orang-orang naik motor, ekonomi naik dikit pasti naik mobil,” kata dia.

Sebelumnya Ahok gusar dengan kebijakan pemerintah pusat tentang LCGC yang ternyata tetap memakai energi tak terbarukan (unrenewable energy) Bahan Bakar Minyak (BBM). Ahok menilai dengan mengeluarkan aturan mengenai mobil murah, pemerintah pusat dinilai tidak konsisten. Lantaran di satu sisi ingin mengurangi konsumsi BBM namun di satu sisi memberikan peluang menggunakan BBM yang lebih banyak dengan adanya mobil murah ini.[Detik.com]

Terkait: Bus Gratis Lebih Tepat Dibanding Kebijakan Mobil Murah

11 COMMENTS

  1. Bagus deh. dengan mobil murah keluaran terbaru yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan, tentu pemilik mobil2 lama akan meninggalkan mobil2 butut keluaran tahun kuda gigi besi dan beralih ke mobil baru. dimana2… mobil baru itu jauh lebih nyaman dibanding mobil tua dan kuno. hahahaaa…. bagus sekali cara pemerintah pusat untuk membuat polusi udara menjadi jauh lebih baik 🙂

    Bravo Pemerintah Pusat ! 🙂

    • @Grace: ya kalau ‘one to one exchange’ (1 mobil lama tukar mobil baru lgcc), masalah nya mobil jaman kuda gigit besi itu masih dipakai juga meskipun mungkin ganti pemilik,jadi masih beredar di Jakarta, berarti tambah macet !!!!

      • Haiyaaa… tinggal keluarin surat kecebelece SK Gub bahwa mobil buatan tahun sekian ke sekian, tidak bisa lagi beroperasi di wilayah propinsi Jakarta. Beres kan ?! hehehee….. klo tetep pengen ngotot, body boleh tue n antik, tapi mesin moderen getho. jadi tidak bikin polusi udara. 🙂

    • ehm… ‘LCgC’ cars yg baru direlease sekarang TIDAK ramah lingkungan (masih pakai mesin BBM).
      .
      Kecuali yah, pemerintah pusat memang ingin ‘menipu’ rakyat dgn konsep GREEN yg diselewengkan artinya dlm term “Low-Cost green-Car”, maka statement ente diatas bisa jadi humor sindiran.

      “green” = FAKE ‘Green’ concept.
      “GREEN” = TRUE ‘Green’ concept.

  2. Perlu waktu yang lama bagi masyarakat untuk beralih ke transportasi umum.. saya pribadi mendingan beli mobil murah dr pd menggunakan transportasi umum, apalagi saya sudah berkeluarga. Kami belum percaya akan keamanan dan kenyamanannya.
    Tapi kami sangat berharap Indonesia terutama jakarta bisa meniru Singapore, mall to mall hanya menggunakan MRT. Transportasi umum lain juga bersih, aman dan teratur.
    Go Jakarta Baru !!

  3. Eh sptnya ngomongnya pak Baz koq kek ‘promo2’ ane soal konsep TRUE “GREEN” vehicle dan insentifnya ya…
    yakin kita gak kembaran beda nasib nih, koq bisa sama lagi pemikirannya gituh… 😀
    .
    Jadi akhirnya setuju berat dgn usul2 ane nih ceritanya… hehehe…
    .
    dah capek2 nulis jelasin panjang lebar ada hasilnya juga akhirnya…
    .
    Lanjuuut…!
    —–
    Soal “LCGC kelas ‘mabok’ CO” ini, ane gak bakal beli krn yg ane incerin cuma mesin listrik, entah itu mobil/motor – klo utk mobil, dia harus masuk kriteria ‘efisien’ ane dulu: “mini-size [max W x L = 1 x 2 m] 2-seater + cargo”, efficient power/energy usage, efficient charging time, efficient maintenance cost, etc – baru ane pikir harganya utk beli.

    “Mulai dari diri sendiri dulu sbg contoh/patron, nanti setelah lihat contohnya/hasilnya, baru yg lainnya mau ikut serta mengikuti.”

    • Taz, ada bus di perth australia yg pake sistem solar bukan lagi BBM. sedang mobil yang pake listrik, baru ada di wilayah Israel aja. tapi kan Indo tidak punya hub diplomatik dengan Israel, jadi mobil buatan sono belum bisa diimpor kesini hehehe…

  4. kalau mau green car ya pake bahan bakar gas, jadi ga beratin jatah BBM yg harganya sudah selangit, impor lagi???!!!

    Kebjikan yg keliru, malah memberatkan APBN…dudul banget!

    • wkwkwkwk… fatto, suka2 orang dong berpendapat. mo kontra keq, mo pro keq, klo situ nga suka bacanya ?! yaa… jangan dibaca aja. gitu aja koq repot 😛

      Jangan cuman bisa kritik. hayoo…kasih saran atau ide apa disini.

  5. Ah itu semua cuma marketing gimmick aja, yang hebat kan marketing directornya yang tidak lain adalah sang menteri. Ya lumayanlah buat pensiun tahun depan kalo2 gak ditunjuk lagi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here