Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui kebudayaan Indonesia belum mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah. Berangkat dari keprihatinan tersebut, Jokowi menggelar World Royal Heritage 2013 atau Festival Kerajaan dan Keraton Seluruh Dunia, pada 5 hingga 8 Desember 2013.
“Kita memang harus ngomong apa adanya. Belum di-explore dengan baik,” ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Jokowi melanjutkan, ada 156 keraton atau kerajaan yang ada di seluruh Indonesia yang belum tentu diketahui oleh masyarakat asing, bahkan oleh masyarakat Indonesia sendiri.
Melihat potensi itu, mantan Wali Kota Surakarta tersebut berinisiatif untuk mengangkat kebudayaan itu dan mengemasnya dalam suatu festival. “Kekayaan kita sangat besar. Kalau ndak ditunjukan, siapa yang tahu bahwa kita punya kekayaan sebanyak itu,” ujarnya antusias.
Festival itu, lanjut Jokowi, juga berguna untuk membangun identitas kota Jakarta sebagai kota pusat kebudayaan.
Jokowi mengaku paradigma pembangunan di masa lalu selalu berorientasi pada pembangunan fisik, infrastruktur atau ekonomi semata. Sementara pada sisi lain, ada kebudayaan yang perlu juga dilirik.
“Harus seimbang dong, pembangunan jangan hanya ekonomi aja. Padahal ada budaya, sosial, harus berkesinambungan,” lanjutnya.
Jokowi pun memastikan acara serupa akan digelar setiap dua tahun sekali dengan tema yang berbeda-beda agar masyarakat bisa mengetahui suatu kebudayaan dari tiap sudut yang berbeda.
World Royal Heritage 2013 dibuka Jokowi di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis siang, dengan pemukulan gong lebih dari tiga kali sebagai penanda dimulainya festival tersebut. Ratusan peserta festival tampak bertepuk tangan riuh menyambutnya.
Acara yang terdiri dari lokakarya, pameran produk keraton, festival kuliner, kirab hingga pergelaran budaya diselenggarakan di Monas.
Festival itu menampilkan sebanyak 156 keraton se-Nusantara, 10 kerajaan mancanegara, 30 kereta kencana, serta 1.000 atraksi budaya, baik dari Nusantara ataupun dari mancanegara. [Kompas.com]
Video:
Bagus pak!
.
Mengangkat identitas diri bangsa melalui budaya keraton-keraton se-nusantara dalam ajang internasional.
.
Memberikan efek positif kepada rasa percaya diri orang-orang kita yang sudah lama merasa minder, sudah lama merasa tertindas, diakibatkan budaya panjang sejarah penjajahan.
.
Bahwa orang-orang kita sebetulnya masih punya mental kuat, masih punya harga diri, masih punya karakter kuat, masih mampu berkembang, yaitu, keinginan dari keraton-keraton se-nusantara menyambut positif ajakan berpartisipasi dalam “World Royal Heritage 2013”, yang dalam satu ungkapan,
.
“although we’ve lost of our 350 year lives, but we can choose to survive, and we do”
.
.
Positif.
keren poollll, top markotop, jos gandos kotos-kotos jik mambu lengane….lengane lenga klentik….puancen apiiikkk…
…
budaya adalah rasa
jiwa menjadikan lebih me-manusia
lampaui daerah pun negara
Bhinneka Tunggal Ika
…
ups, dresscode wartawan baju Betawi donk, biar keren
wah…impolite question by them, piye iki
…
om Sak liputan pawai yah (matur nuwun, thank you, tarema kaseh)
pak kalo halim dibuka… buat bis yg cuma muter.. lewat 1 halte busway….
usul saya cililitan halim…
biar ngak penuh ke halim
Skak Mat: Jokowi Menggandeng Raja-raja
.
Ada Capres yang mengeluarkan dana miliaran mempromosikan dirinya akan membantu petani, dengan latar belakang gambar petani membajak sawah dengan kerbau.
.
Ada Capres yang mengeluarkan dana miliaran mempertontonkan polisi dikasih uang oleh pengendara mobil.
.
Maka Jokowi yang bukan (belum) Capres punya strategi merangkul 165 Raja-Raja Nusantara dan 11 Raja-Raja dunia dalam acara Pagelaran Agung Keraton se-Dunia adalah strategi brilliant. Edan. Sebuah manuver politik yang tidak disangka-sangka. Tidak pernah dilakukan oleh para capres. Padahal Jokowi hingga saat ini bukan capres. Namun, jika saat ini mendadak diadakan pemilu, maka Jokowi pasti menang. Selain banyak masyarakat mendukungnya, juga Raja-Raja Nusantara mendukung Jokowi, juga raja-raja negara lain turut mendukung Jokowi.
.
http://politik.kompasiana.com/2013/12/06/skak-mat-jokowi-menggandeng-raja-raja–616132.html