Mencari Sosok Gubernur DKI Jakarta

2
70

Ahok.Org (15/4) – Tidak terasa tahun 2012 sudah makin dekat. Berarti pesta demokrasi memilih Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 tidak lama lagi akan diselenggarakan. Kita berharap warga DKI Jakarta dapat memilih orang yang tepat menjadi gubernur.

Karena siapa pun tahu dan bisa mengatakan, persoalan yang dihadapi Pemerintah dan masyarakat DKI Jakarta cukup berat dan kompleks. Berat karena bobot persoalannya, kompleks karena banyak variable yang terkait satu sama lain. Nyatanya, bagaimana dan harus dimulai dari mana mengatasi berbagai persoalan di DKI Jakarta, hingga saat ini belum bisa dijawab.

Kota Jakarta sebagai salah satu provinsi di Indonesia sudah berdiri sejak ratusan tahun lalu sudah pasti memiliki akumulasi persoalan yang cukup pelik untuk dipecahkan.

Hal ini terjadi karena kemungkinan kesinambungan perencanaan dan pembangunan kota belum tepat. Predikat Jakarta sebagai Ibukota Negara sekaligus pusat pemerintahan, perdagangan, kebudayaan dan lainnya menambah kerumitan tersebut.

Sampai saat ini berbagai masalah terus melanda Jakarta. Pertama, secara rutin banjir dimana-mana ketika musim hujan dan naik pasang air laut. Meski sudah diupayakan pembangunan Kanal Barat dan Kanal Timur serta berbagai upaya lainnya, ternyata belum membuahkan hasil yang memadai.

Kedua, kemacetan lalu lintas semakin parah. Tidak seimbangnya pertambahan jumlah kendaraan dan peningkatan kapasitas jalan selalu menjadi alasan klasik. Pembangunan beberapa koridor busway ternyata belum mampu mengatasi masalah kemacetan.

Ketiga, sampah yang menumpuk, saluran air yang tercemar, kotor dan berbau busuk masih saja kita saksikan setiap hari. Keindahan, kebersihan dan kenyamanan kota belum merata. Keempat, masih sangat dipengaruhi arus urbanisasi, mengakibatkan semakin rumitnya persoalan kota Jakarta. Warga miskin kota masih terus bertahan dan pada gilirannya menambah kesenjangan antar masyarakat, dalam berbagai aspek kehidupan.

Kelima, mindset (pola pikir) birokrasi sebagai pelayan masyarakat belum memadai. Keenam, kemungkinan masyarakat secara umum merasa belum memperoleh pelayanan prima sistem birokrasi, walaupun sudah direformasi.

Ketujuh, pengangguran masih menjadi beban pemerintah dan warga kota. Berbagai program pembangunan ketenagakerjaan belum cukup mampu mengurangi persoalan ketenagakerjaan khususnya pengangguran.

Kedelapan, pendidikan, kesehatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh masih merupakan perjuangan berat.

Kesembilan, ancaman keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan masih perlu ditingkatkan.

Keseluruhan masalah ini sebenarnya masih merupakan akibat, yang perlu diupayakan solusi dengan menghilangkan penyebabnya. Harus ada terobosan non konvensional untuk mengatasinya.

Menyelesaikan persoalannya dengan penerapan manajemen yang lebih jitu. ”The management has no power, it has only responsibility” (Pieter.F.Drucker). Manajemen harus menyatu dengan karakter kepemimpinan (leaderships). Manajemen bukan juga debat, bukan sekadar analisis-analisis, mikir-mikir dan seterusnya, melainkan membuat keputusan. Dengan keputusanlah setiap proses berjalan. Setiap keputusan menghasilkan buah. Karena itu, banyaknya proses yang berjalan tergantung pada banyaknya keputusan yang dibuat oleh sang pemimpin. Dengan demikian diharapkan warga kota Jakarta mampu dan berhasil memilih Gubernur yang tepat.

Kriteria Gubernur

Untuk itu, tidak berlebihan sekiranya dicoba untuk mengutarakan beberapa kriteria sosok yang akan menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017. Kriteria dimaksud antara lain.

Pertama, ketulusan seorang pemimpin dalam kondisi saat ini sangat dominan. Mungkin nanti semua kandidat atau calon mengatakan sangat tulus dan memang sulit bagi masyarakat untuk mengetahuinya. Akan tetapi harus diupayakan oleh pemilih dengan upaya yang maksimal melalui informasi yang akurat. Ketika calon berusaha habis-habisan dengan menggunakan politik uang masyarakat perlu berhati-hati. Masyarakat harus berani menentukan pilihan bukan karena politik uang.

Kedua, memiliki keberanian, ketegasan dan fleksibilitas. Keberanian berarti bukan sekadar penggunaan kekuatan fisik untuk mencapai tujuan, akan tetapi lebih pada penekanan keberanian yang tidak mengejar popularitas tetapi keputusannya dapat menyelesaikan persoalan masyarakat secara luas.

Ketegasan diperlukan, terutama dalam penegakan hukum dan dalam rangka mengefektifkan kinerja pemerintahan. Fleksibilitas bukanlah bertentangan dengan keberanian dan ketegasan, melainkan kelenturan perubahan kebijakan pada situasi yang sangat diperlukan.

Ketiga, sosok yang akan datang ini membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan manajerial handal, bukan sekadar biasa-biasa saja. Artinya, harus mampu menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat yang cukup kompleks dan berat itu secara cepat dan tepat. Karena itu, perlu dicermati tentang rumusan visi dan misi yang disampaikan, komprehensif, realistis atau membumi dan mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat, serta memiliki berbagai program terobosan yang jelas. Mampu menggali, mensinergikan dan mangembangkan semua potensi yang tersedia menjadi kenyataan memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah kemampuan memilih pejabat yang tepat dan mampu mereformasi birokrasi secara signifikan.

Bukan hanya sekadar wacana terus menerus, tetapi benar-benar dirasakan masyarakat luas. Pelayanan prima jangan hanya sekadar istilah.

Keempat, sebaiknya memiliki kemampuan di bidang intelijen. Mengapa, karena Jakarta\ sangat heterogen dalam berbagai hal, dan diperlukan sistem deteksi dini (early warning system) yang mantap untuk menjamin stabilitas dan kesinambungan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.

Kelima, memiliki ketenangan dan cukup energik. Ketenangan yang dimiliki oleh seorang pemimpin sekelas Provinsi DKI Jakarta sangat dibutuhkan. Ketenangan berarti bukan lambat bereaksi, tetapi tidak panik bahkan tidak kelihatan panik ketika situasi kritis terjadi. Cepat merespons sesuatu dan menentramkan masyarakat adalah suatu seni managemen kepemimpinan. Energivitas seseorang sangat ditentukan oleh semangat dan optimisme. Hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Kandidat yang mudah tersenyum tetapi disegani perlu dipertimbangkan untuk diberi kesempatan memimpin.

Keenam, untuk membangun DKI Jakarta diperlukan dukungan biaya yang besar, teknologi yang lebih canggih, tenaga ahli yang kompeten dan dukungan masyarakat luas serta stakeholder lainnya. Untuk itu diperlukan jaringan (networking) dalam dan luar negeri secara lebih luas dari yang sudah ada selama ini. Kemampuan menciptakan jaringan dan mengembangkannya harus dimiliki oleh pemimpin ibukota Negara.

Ketujuh, akhirnya setiap calon perlu diamati masyarakat pemilih tentang jejak rekam (track record) yang bersangkutan. Memiliki integritas, kharisma, aksebilitas masyarakat, 3k (karakter, komitmen dan konsistensi), adil, jujur pemimpin informal di Jakarta dan terutama mampu mengelola keluarga dengan baik. Integritas berarti melakukan yang baik ketika tidak dilihat orang. ”Integrity is doing right when no one is looking.”

Sesuai perkataan dengan perbuatan. Kharisma, diterima masyarakat, karakter, komitmen, konsistensi, keadilan, kejujuran dan lainnya jelas dapat diketahui dari track record seseorang.

Apalagi seseorang itu pernah menjadi pemimpin organisasi formal dan informal. seorang pejabat, pemimpin parpol, pemimpin organisasi kemasyarakatan (ormas). Tentunya semua variable-variabel tersebut mudah diketahui. Sesungguhnya masih banyak criteria lain yang harus dipenuhi tetapi diharapkan dengan penjelasan ini masyarakat DKI Jakarta dapat menggunakan dan mengembangkannya agar nanti dapat menentukan pilihan yang tepat. Masyarakat harus lebih berhati-hati dan bertanggung jawab.[suarapembaruan.com]

Oleh DAULAT SINURAYA
PRAKTISI DAN PENGAMAT SUMBERDAYA MANUSIA DAN KETENAGAKERJAAN

2 COMMENTS

  1. Jakarta dan Babel 2012, dua tempat yg berbeda tipikal tapi keduanya butuh pemimpin baru yg kredibel. Karena kredibel inilah yg membuatnya di dengar rakyat, petuahnya diikuti. Modal utama kredibel adalah merakyat dan loyal akan maunya rakyat. Gubernur DKI selama ini hanya diisi wajah2 lama yg ‘bau korupsi’. Perlu anak muda yg menggebrak untuk DKI dan Babel. Jangan hanya itu2 saja. Wajah stok lama yg di poles dgn pencitraan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here