Jokowi: Atasi PKL tanpa Kekerasan

0
46

Ahok.Org – Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, optimistis mampu menyelesaikan permasalahan Pedagang Kaki Lima (PKL) Jakarta.

Jokowi menyayangkan seringnya terjadi bentrok pedagang antara kaki lima dengan aparat, padahal menurutnya para pedagang kaki lima justru merupakan aset penggerak roda perekonomian rakyat yang harus dirawat.

Keberadaan pedagang kaki lima sering kali menganggu penataan perkotaan. Banyak di antaranya yang memanfaatkan fasilitas umum untuk diri pribadi bahkan mengambil hak pejalan kaki di trotoar dan halte. Namun menurut Jokowi, penggusuran bukanlah penyelesaian masalah ini.

“Penanganan PKL itu harus berprinsip menata, bukan menggusur,” ujarnya di sela-sela kuliah umum bertemakan Menata Kota Tanpa Kekerasan, Terhadap PKL, di Universitas Nasional (UNAS) Jakarta, Senin (30/4).

Jokowi mengaku melihat peluang emas dari keberadaan kaki lima di Jakarta yang tak terhitung banyaknya. “Potensi PKL di Jakarta sangat besar jika dikelola secara baik,” ujarnya.

Jokowi mengibaratkan PKL sebagai sebuah organisasi ekonomi yang selalu bisa berkembangan dan cenderung stabil.

Jokowi sendiri membuktikan apresiasinya terhadap para pedagang kaki lima saat berhasil merelokasi 98 PKL Monumen Banjarsari ke Pasar Klithikan Notoharjo, Solo, Jateng, tanpa kekerasan.

Menurutnya, hal tersebut sangat mungkin di lakukan di Jakarta. “Menangani PKL tidak dengan kekerasan. Apalagi anggaran Jakarta cukup besar, PKL bisa ditata menjadi suatu kekuatan ekonomi,” tegasnya.

Jokowi yakin apa yang pernah dilakukannya terhadap PKL di Solo bisa diterapkan di Jakarta. “Seperti saya pernah bilang masalah itu sama saja di mana-mana. Cuma kompleksitasnya saja yang berbeda. Penyelesaiannya juga tentunya akan sama saja, cuma skala penerapannya saja yang berbeda,” jelasnya.

Banyak tempat di Jakarta menurut Jokowi yang bisa menjadi spot-spot pedagang kaki lima. Tanpa harus mengorbankan fasilitas publik.

“Yah asal mau bekerja dengan hati nurani. Saya sudah siap mental dan optimistis untuk menata Jakarta lebih manusiawi. Jadi hal pertama yang harus dilakukan ialah membangun sistem yang bagus. Prinsipnya sederhana saja, manajemen bagus, bekerja fokus, kerjakan dan awasi. Program tidak perlu banyak-banyak kalau terlalu banyak nanti malah tidak bisa fokus,” ujarnya.[Media Indonesia]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here