Ini Target Kerja Jokowi-Basuki di 100 Hari Pertama

4
59

Ahok.Org – Pasangan calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama yang unggul dalam hasil penghitungan cepat oleh beberapa lembaga survei, memiliki target kerja pencapaian dalam 100 hari kepemimpinan mereka. Basuki mengungkapkan, ia dan Jokowi akan banyak terjun langsung ke bawah.

“Kami menargetkan warga Jakarta bisa merasakan pelayanan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang melayani masyarakat. Selain itu, masyarakat juga harus mengetahui transparansi anggaran,” kata Basuki, di Jakarta, Sabtu (22/9/2012).

Untuk Pegawai Negeri Sipil Balaikota, pasangan Jokowi-Basuki akan mengkaji rencana memakai baju daerah dalam hari tertentu. “Misalnya saja hari Jumat pakai batik nasional, hari Sabtu pakai jeans bebas, hari Kamis pakai pakaian daerah. Memakai pakaian daerah itu ada peraturannya, loh. Kemudian, Senin pakai seragam linmas, Selasa Rabu pakai seragam cokelat. Baju seragam Pemda itu seharusnya bisa murah,” kata Basuki.

Sementara itu, masyarakat juga dipastikan akan mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang layak. “Diharapkan tidak akan ada lagi pungutan-pungutan liar dan ijazah yang ditahan oleh pihak sekolah karena ketidakmampuan membayar uang sekolah. Pejabat pemerintah yang tidak bisa mengikuti pola pelayanan masyarakat akan ditindak tegas seperti yang dilakukan Pak Jokowi di Solo,” kata Basuki.

Dalam mengatasi kemacetan di Jakarta, akan dilakukan penyempurnaan transportasi makro. “Tapi yang lebih penting kami lakukan dalam waktu dekat mungkin menyatukan Deputi Gubernur dari tata ruang dengan perhubungan. Kami sedang mengkaji apakah Dinas Perhubungan harus disatukan dengan Dinas Pekerjaan Umum,” kata pria yang akrab disapa Ahok itu.

Proyek-proyek lainnya di bidang transportasi seperti monorail dan Mass Rapid Transit (MRT) juga akan dilanjutkan. “Akan dilakukan penyempurnaan supaya lebih cepat terealisasi. Termasuk soal investor yang terlibat dalam proyek-proyek tersebut. Kami akan kaji kemampuan dan keuangan. Untuk MRT khususnya, membutuhkan trasparansi. Apakah teknologinya seperti itu atau tidak, itu yang akan kita lakukan,” katanya.

Selain itu, Jokowi-Basuki juga akan menambah 1.000 bus Transjakarta agar target peningkatan penumpang setiap tiga menit bisa tercapai. Pihaknya juga akan bekerjasama dengan pihak swasta.

Di bidang ekonomi, pasar tradisional akan diperbanyak. “Beberapa lahan akan digunakan untuk membangun pasar tradisional yang jumlahnya masih kurang,” kata Basuki.

Seperti yang diketahui, berdasarkan penghitungan cepat, pasangan Jokowi-Basuki berhasil mengalahkan calon petahana Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Hasil penghitungan cepat Litbang Kompas menyatakan Jokowi-Basuki unggul dengan 53,26 persen, sedangkan Foke-Nara mengumpulkan suara 46,74 persen. Sementara, menurut penghitungan cepat Lembaga Survei Indonesia, Jokowi berhasil menangguk suara 53,81 persen, lebih unggul dari pasangan Fauzi yang hanya mendapat 46,19 persen suara. [Kompas]

4 COMMENTS

  1. Menambah armada transjakarta 1000unit itu bagus, tetapi jangan lupa MERAWAT bis transjakarta yang sudah duluan ‘tayang’. Karena kondisinya banyak yang sudah TAK LAYAK dioperasikan lagi. Mau naik aja udah ogah, karena tempat duduknya tak seempuk dulu, bau dan jorok.
    begitu juga koridornya perlu diperhatikan agar tetap terjaga kebersihannya.

    saya kira untuk menjaga kebersihan koridor dan bis transjakarta saja, dapat menyedot ratusan tenaga kerja – yang artinya akan mengurangi angka pengangguran juga toh?!

    just two cents from me 🙂

  2. Rencana yang baik (menambah 1000 bis Transjakarta) tetapi menurut saya pribadi, ketersediaan unit bis dalam waktu yang disiapkan (mis 5 menit) bukan karena kurangnya jumlah unit bis, tetapi lintasan Transjakarta yang sering terganggu (traffic light, digunakan kendaraan lain,dst)Contoh sering saya temukan, bisa 4 sampai 6 unit Transjakarta bertumpuk di satu lokasi. Jadi tindakan tegas untuk “membersihkan” jalur Transjakarta perlu diperhatikan dan jika memungkinkan jalur tersebut dibuat khusus atau “melayang” (menggunakan jalan layang) dimana Transjakarta TIDAK terganggu sehingga target 3 – 5 menit bisa diperoleh tanpa harus menambah banyak unit Transjakarta.
    Salam JB !

    NB: Jika memungkinkan, minta DepHub membuat peraturan khusus bahwa Transjakarta sama dengan KA..artinya semua yang melanggar lintasannya TIDAK akan mempengaruhi pengemudi Transjakarta (pengemudi tidak dapat dihukum). Dengan demikian mereka yang “celaka” karena bis Transjakarta TIDAK DAPAT menuntut kepada penprov DKI, karena jalur Transjakarta sama dengan lintasan Kereta Api !!

    Moti

  3. bisnis angkutan tentu ada untungnya, kalau caranya dan hitungannya baik! Artinya, jika pas, swasta tentu berbondong2..sudah tentu transparansi jadi penting, kalau tidak pasti bengkak. Artinya, secara konsep, itu pasti masuk..tapi teknik pelaksanaannya yg sering bikin mahal. Mungkin inilah yg sudah jadi buah pikiran , makanya di perkenalkan program model spt ini ?

    Sekedar menambahkan , bisnis angkutan, kuncinya bukan sekedar soal kendaraan..tapi malah soal “manusia” ! Malahan cenderung tipikal “padat karya” , yg sayangnya tidak banyak dari mereka2/kita2 yg melihat dgn cara spt ini.

    Bahkan perusahaan asing pun, sering (jsutru) tidak fasih dgn soal ini, ekstrimnya, koq ada perusahaan asing malah outsource supirnya ke perusahaan lokal ! Artinya, pengenalan manusia beserta kepekaan atas “budaya” lokal jadi sesuatu yg penting !

    Tapi lumayannya, ternyata ada juga contoh2 sukses soal manajemen bisnis angkutan ! Rasanya, justru diperlihatkan oleh malahan satu dua perusahaan lokal ! Mereka baik sekali penanganan terhadap manusianya…alhasil, lancar dan kecelakaannya juga rendah.

    Sudah pasti dimensinya bukan hanya itu saja…tapi banyak..maaf lancang dan sangat sok tahu..tapi tiada maksud lain tapi mendoakan supaya sukses ,jujur dan baik selalu..amin !

  4. Jakarta Baru mengatasi Macet
    Cara lama:
    1. Survey titik-titik macet
    2. Bangun jalan layang/under pass  selama proses pembangunan 1-3 tahun membuat kemacetan yang parah
    3. Setelah selesai jalan layang/under pass sudah tidak mencukupi  tetap macet di pangkal dan ujung jalan (buang-buang uang)
    Atau
    1. Buat jalur khusus bus (Busway)  tetapi tetap boleh dipakai oleh kendaraan pribadi
    2. Jumlah bus ditambah sesuai pertumbuhan penumpang penumpang selalu berdesak-desakan dan kembali ke kendaraan pribadi

    Jakarta Baru mengatasi macet:
    1. Pesan bus dengan kapasitas minimal 25% penduduk yang berangkat/pulang kantor/sekolah  jadi kalau ada 5 juta orang setiap pagi berangkat sekolah/kantor maka harus ada 15.625 bus dengan kapasitas 80 orang (termasuk berdiri)
    2. Bus besar (bukan mikrolet) cukup 25% dengan asumsi, karena lancar maka dari jam 5 sampai jam 10 semua bus bisa melayani minimal 4 trip pergi pulang (ini perkiraan saya, silahkan dihitung ulang lagi kebutuhan minimalnya)
    3. Kalau tidak ada anggaran daerah ajak investor swasta untuk menyediakan bus.
    4. Under pas atau jalan layang hanya untuk daerah perlintasan kereta api saja
    5. Bus melayani dari semua titik pemukiman utama (Bekasi, Pondok Gede, Cileungsi, Depok, Ciputat, Tangerang) mengikuti trayek yang sudah ada (tidak perlu buat trayek baru)
    6. Semua bus dan mikrolet harus masuk terminal, tidak boleh ada terminal bayangan (sikat oknum dan preman yang melindungi terminal bayangan)
    7. Selama bus-bus tersebut belum tersedia buat Car Free Day di hari kerja untuk SELURUH DKI (seluruh jalan bukan sebagian jalan), awalnya 1 hari setiap minggu lalu ditingkatkan terus menjadi 5 hari, agar berhasil:
    a. Kerjasama dengan semua penyedia bus Wisata (pasti mau karena biasanya hanya disewa saat weekend), Bus Wisata menambah armada di jalur-jalur bus yang sudah ada dari titik pemukiman utama (Bekasi, Pondok Gede, Cileungsi, Depok, Ciputat, Tangerang)
    b. Ditambah dengan bus-bus pegawai pemerintah dan swasta setelah mengantar karyawannya
    c. Sepeda motor boleh masuk ke Jakarta (yang dilarang hanya mobil pribadi)
    d. Car free day dari jam 5 hingga jam 10 pagi, dan dilanjutkan jam 4 sore hingga jam 7 malam (jam 10 hingga jam 16.00 beban di Jakarta akan sangat rendah karena lalu lalang dengan kendaraan pribadi hanya sedikit)
    e. Selama jam 10 pagi hingga jam 16.00 tarif parkir mobil pribadi Rp. 20.000 per jam kecuali untuk mobil box/pick up yang digunakan untuk usaha, bus Wisata tetap dapat melanjutkan operasinya atau beristirahat untuk mulai operasi jam 16.00
    f. Bila car free day dilakukan maka yang biasa membawa mobil pribadi akan terbiasa menggunakan kendaraan umum, dan ketika bus-bus sudah tersedia, dengan mudah beralih ke kendaraan umum.
    Salam Jakarta Baru

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here