“Fight Like Ahok”, Sepak Terjang Basuki dalam Dokumenter

8
107

Ahok.Org – Muncul dari kaum minoritas, Tionghoa dan non-Muslim, seorang Basuki Tjahaja Purnama mampu memikat hati warga Belitung yang mayoritas Muslim. Ahok, demikian sapaan akrabnya, berani melawan budaya politik uang yang sudah menjadi bumbu perpolitikan Indonesia.

Sebelum dipasangkan dengan Joko Widodo, Basuki memang belum dikenal warga Jakarta. Padahal, dari Bupati Belitung Timur, dia menjadi anggota Fraksi Partai Golkar di Komisi II DPR RI.

Dari Belitung, rupanya Basuki meminta izin kepada rakyatnya untuk dikirim ke pusat.

“Mau tahu enggak kenapa aku mau ke DPR RI? Aku mau nakut-nakutin gubernur nanti, ngeri enggak dia? Aku harap kalau dia ngeri, dia baik-baik sama rakyat, gitu maksud aku,” kata Ahok, suatu waktu pada tahun 2009.

Itulah sepenggal kisah Ahok yang dimuat dalam film dokumenter “Fight Like Ahok” karya almarhum Chandra Tanzil dan Amelia Hapsari, yang akan diputar mulai Kamis, 6 Desember 2012.

Dokumenter berdurasi 38 menit ini menggambarkan perjalanan politik Ahok maju ke pusat tanpa perlu mengeluarkan uang untuk memasang billboard atau baliho. Bukan hanya itu, dia juga harus berhadapan dengan sentimen SARA sebagai kaum minoritas di pulau yang mayoritas Muslim.

“Dia bilang rakyat butuh kita, aduuuh… muka minyak babi kaya kita apa yang dibutuhkan, Pak, dia bilang,” begitu omongan yang masuk dalam klip “Fight Like Ahok”.

Namun, begitulah Basuki. Dia mampu melawan rumor, data statistik, dan prediksi lembaga survei saat maju di Pilkada DKI Jakarta.

Hingga saat ini, dia duduk sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tugasnya menjadikan Jakarta Baru bersama Joko Widodo. Apa yang dia lakukan pun bisa dilihat dari dokumentasi yang diunggah di Youtube.[Kompas]

Trailer “Fight Like Ahok
Saksikan Kamis, 6 Desember 2012, di Taman Ismail Marzuki (TIM XXI #2 • 19:30)

8 COMMENTS

  1. kalau bisa setelah tanggal 6 gratis dipasang di blog ini pak humas biar rakyat indonesia lebih mengenal beliau dan akan muncul orang orang seperti pa ahok dan jokowi serta dahlan iskan

  2. Muncul dari kaum minoritas, Tionghoa dan non-Muslim, seorang Basuki Tjahaja Purnama mampu… @@ MEMBUKTIKAN DGN HASIL KERJA YG @@ …memikat hati warga Belitung yang mayoritas Muslim. Ahok, demikian sapaan akrabnya, berani melawan budaya politik uang yang sudah menjadi bumbu perpolitikan Indonesia.

  3. HARAPANNYA (dan juga persoalannya) : TIDAK TERLETAK PADA MUSLIM ATAU NON-MUSLIM tapi MAMPUKAH SEORANG PEMIMPIN YANG MEMPENGARUHI NASIB JUTAAN RAKYAT ITU BERSIKAP JUJUR, ADIL, BERANI, KONSISTEN SERTA MAMPU MEMBEBASKAN DIRI DARI PENGARUH SENTIMEN PRIMORDIALISME SERTA SENTIMEN BERUNSUR SARA. Jika TIDAK… maka akan berbahaya. Sebab, PEMIMPIN yang tidak memiliki kualitas kepemimpinan seperti sudah disebut di atas itu (jujur, adil, berani, konsisten dan bebas dari segala macam pengaruh sentimen negatif itu) akan sama bahayanya dengan SEJUTA ORANG LICIK, CULAS,DAN RAKUS YANG DIGABUNG MENJADI SATU. Dan, saya bersyukur karena hingga saat ini Pak Wagub mampu memenuhi harapan banyak kalangan masyarakat Kota Jakarta — artinya : PAK WAGUB (dan juga Pak Jokowi) BERADA PADA RATING/LEVEL YANG PALING TERBAIK di antara model-model kepemimpinan yang buruk-buruk seperti sudah dicontohkan/dipertontonkan selama ini. Saya dalam kapasitas sebagai warga Kota Jakarta cuma bisa berharap agar Pak Wagub (dan juga Pak Jokowi) mampu merawat serta menjaga integritas serta kualitas kepemimpinannya di hari ini, esok, lusa dan di masa-masa yang akan datang. BRAVO, JOKOWI-AHOK ! Apresiasi yang setinggi-tingginya untuk kepemimpinan berkualitas !

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here