Jokowi: Yang Namanya Pajak Harus Dibayar

6
93

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menanggapi adanya permasalahan tunggakan pajak salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI, PT Jakarta Tourisindo. BUMD tersebut disebut memiliki tunggakan Rp 100 miliar.

Jokowi mengatakan sebagai seorang warga negara yang baik, harus membayar pajak sesuai waktu dan aturannya. “Ya, yang namanya pajak ya harus dibayar, namanya juga pajak kok,” kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Selasa (11/12/2012).

Pagi tadi, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama juga sudah meminta Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cempaka Putih, Jakarta Pusat, segera menyelesaikan masalah tersebut.

Basuki menyampaikan bahwa tunggakan sebesar itu terjadi lantaran BUMD tersebut tak membayar pajak di tahun-tahun sebelumnya. Bahkan ia menduga, ada pihak yang sengaja menutupi tunggakan pajak sebelum perusahaan tersebut diambil alih oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI pada 2009 lalu.

Tunggakan pajak PT Jakarta Tourisindo Jakarta terjadi sebelum 2009. Lebih jelasnya, sebelum Pemprov DKI melakukan merger perusahaan itu dengan pihak swasta.

Namun demikian, diketahui belakangan bahwa proses merger tidak disertakan dengan neraca pajak. Hal itulah yang akhirnya membuat Pemprov DKI terancam melunasi beban tunggakan pajak ratusan miliar.

Akibat tunggakan itu, BPKP akhirnya membebankan tunggakan pajak kepada Pemprov DKI. Mengenai hal ini, Jokowi pun mengaku belum mendapat laporan terkait adanya tunggakan pajak BUMD hingga Rp 100 Miliar dan akan ditangguhkan ke Pemprov DKI.

“Saya belum tahu, belum mendapat laporan itu,” kata Jokowi.

Namun menurutnya, tunggakan pajak itu harus segera dibayar. Selain itu, Jokowi akan mempelajari tentang BUMD PT Jakarta Tourisindo itu apakah menguntungkan Pemprov DKI atau tidak.

“Saya juga enggak tahu apakah BUMD-nya enggak punya kekuatan atau bagaimana,” kata Jokowi.[Kompas]

Berita lainnya:

6 COMMENTS

  1. wajib bayar pajak!!!….tapi hak kita apa kalo uda bayar pajak…ok lah sekarang masih pembenahan di semua sektor…soalnya terus terang saya malas bayar pajak jika pajak yg saya bayar bukan tersalur untuk saya sendiri…saya ingin jalan mulus(eh masi aja berlubang)…saya ingin naek bis(eh bis nya kayak naik truk sampah)…saya ingin sampai on time (eh jalanan macet ga ketulungan)…mau ambil ktp,imb,kk,dll(eh masih aja ada yg minta uang)….dan masi banyak lagi dah yg perlu di benahi…saya rasa kalo hak saya terpenuhi ,saya akan dengan tulus akan membayar pajak sesuai aturan dan tepat waktu..juga mohon di hitung bagaimana sebenarnya berapa persen yg harus di bayar…jangan pukul rata 10 % dr omzet,,,pak ahok sebagai pengusaha pasti tau berapa rata2 untung % sebuah usaha…kita sebagai pengusaha bukan cuman dapat untung pak…masi harus bayar macam2…sewa(ini aja juga kena pajak sewa),pegawai(yg sekarang naek lagi menjadi 2,2),listrik air (yg makin lama makin naek)…dan sebagainya…banyak faktor2 yg seorang pengusaha akan malas membayar dengan sesungguhnya..masih juga harus bayar npwp perseorangan…ya kalo saya ambil untung banyak(angaplah 30 %dr omzet)..kalo saya ambil untung sedikit(angap 15%dr omzet)…lah kalo 10% dr omzet buat pajak,ya ga dapet untung malah kerja banting tulang buat bayar pajak..jadi jangan mengira kalo kita bUka usaha itu pasti untung gede…kalo 10 % dr untung bersih sih masih masuk di akal..kalo laba kotor yg di ambil ya pasti banyak yg malas bayar aslinya…sayabuka usaha bukan cuma pingin untung buat makan pak..tapi juga buat hiburan juga…kalo cuman buat makan saya jadi pegawai aja dah cukup…ga perlu mikir akan kelancaran usaha (untung rugi).. pusing mikirnya…mending jadi bawahan,pulang kerja bisa santai…ga mikir perusahaanya untung apa mau bangkrut…ini masukan aja…moga pak ahok bisa menerima kalo ada kata yg kurang pantas dr saya…terima kasih

  2. saya bayar pajak penghasilan secara rutin, tapi ya kembali lagi, keuntungannya buat kita apa, ya kurang jelas.
    Apakah nanti ketika harus pensiun dan sudah tua dapat menikmati fasilitas2 sosial dan kelayakan untuk hidup disediakan oleh pemerintah atau tidak ya tidak ada infonya.

  3. Sekarang jaman nya beda bro, pemimpin nya bersih. Yang mesti dicari itu, penggelapan selama ini, itu pasti disengaja, jd rakyat yg dibebankan, sementara ratusan milyar nya digelapkan, dgn laporan palsu seakan2 dibayar tuh pajak.

    gimana gak pada kaya. Terus rapatkan barisan untuk menjerat koruptor2 itu.
    Mestinya berikan ultimatum, deadline, mau kembalikan uang rakyat setidaknya 70% yg dikorup selama ini, atau nanti diperiksa KPK, jika ketahuan, langsung disita seluruh asset dan dihukum sangat berat. Hukuman mati atau seumur hidup kalo perlu.
    Bangun penjara baru yg bersih aparat2 nya. Kucilkan mereka, atau suruh melayani rakyat kecil.

    Kalo gak, mau sampe kapan Indonesia jalan di tempat.
    Gayus2 baru bermunculan, hakim2, jaksa, polri yg gak bener.
    Harus STOP dan teken komitmen bersama sebelum menjabat, dengan syarat spt diatas. Kasus lama nya bisa diputihkan.

  4. ini BUMD peninggalan zaman Gubernur lama…ada untungnya ga sech pemprov punya BUMD begitu…secara pajak aja ga mau bayar..atau cuma akal2an gerogoti APBD lewat BUMD abal-abal…seret pengurus2 nya..

  5. Sungguh senang melihat kedua abdi rakyat ini bekerja, tdk ada kesan lu bawahan gw atasan, tapi benar2 solid, berbagi tanggungjawab dan saling mendukung!

    Rakyat ingin bahu membahu, tanpa peduli ras, agama maupun kaya miskin. Pikirkan sarana untuk bisa membangun persatuan pak.
    Musuh kita adalah koruptor dan ormas fanatisme semu dan teroris.

    Itu semua memecah belah bangsa.
    Waspadai juga campur tangan negara lain.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here