Jokowi Dengarkan Keluhan PKL Kota Tua

4
75

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melakukan kunjungan dan pantauan ke kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Kunjungan ini dilakukan untuk melihat situasi Kota Tua yang sudah bebas dari pedagang kaki lima.

“Ke sini untuk ninjau lapangan saja. Kalau enggak ke sini kan saya jadi enggak tahu,” kata Joko Widodo di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat pada Kamis (20/12/2012).

Saat Jokowi sampai di kawasan Kota Tua, ratusan pedagang kaki lima berdatangan dan berbicara kepada Jokowi mengenai relokasi yang dilakukan kecamatan kepada para pedagang. Mereka protes karena tidak bisa lagi berdagang di Kota Tua.

Jokowi juga sempat berdialog dengan perwakilan pedagang kaki lima. Ia mendengarkan keluhan dari para PKL yang tidak boleh berjualan sejak Senin (17/12/2012).

Selain itu, perwakilan PKL juga sempat memberikan gambar usulan konsep yang diinginkan sebagai tempat berjualan di kawasan Kota Tua. Saat diberikan konsep tempat yang diinginkan, PKL menunjuk lokasi samping Kali Besar sebagai tempat yang cukup strategis.

Jokowi sempat menceklis gambar-gambar tersebut, tetapi keputusan untuk para pedagang akan diberikan beberapa hari ke depan. Setelah memantau kawasan Kota Tua, Jokowi berencana akan memanggil camat, ketua Satpol PP yang menjaga kawasan Kota Tua, dan perwakilan pedagang kaki lima ke balai kota DKI Jakarta pada Jumat (21/12/2012) besok.

Dikumpulkannya ketiga perwakilan tersebut untuk memusyawarahkan lokasi yang pantas untuk penempatan tempat berjualan di kawasan Kota Tua. Diberitakan sebelumnya, kawasan Kota Tua rencananya akan dibuat sebagai kawasan wisata kelas menengah ke atas. Tujuannya agar tempat tersebut yang memiliki nilai sejarah tinggi dapat lestari dan terjaga kebersihannya.

Konsep wisata kelas menengah ini disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam rapat bersama camat dan pengawas kota tua. Rapat tersebut berlangsung pada Selasa (20/11/2012) lalu.[Kompas]

Berita Lainnya:

4 COMMENTS

  1. Jokowi sempat menceklis gambar-gambar tersebut, tetapi keputusan untuk para pedagang akan diberikan beberapa hari ke depan. Setelah memantau kawasan Kota Tua, Jokowi berencana akan memanggil camat, ketua Satpol PP yang menjaga kawasan Kota Tua, dan perwakilan pedagang kaki lima ke balai kota DKI Jakarta pada Jumat (21/12/2012) besok.
    ———–
    @pak joko… penuhi permintaan mrk…sementara dulu [bkn permanen]….sambil dilihat perkembangan….jangan ditolak.
    mrk dalam kesedihan kekwatiran beaya hidup d jkt.
    ————
    krn tujuan DUO JB ini khaaan utk melayani kemanusiaan…tanpa kecuali.

  2. buat apa bangun STADION MEGAH, TAMAN BUNGA INDAH…..klo yg lewat di bangunan itu/ faktanya masih banyak PEMULUNG, ORG TERLANTAR,…PANTI ASUHAN JOMPO yg menitikan airmata karena TIDAK DIURUS duo JB…

  3. Ada kalanya menuruti permintaan mereka ada kalanya juga untuk dengan tegas bilang tidak.
    Sangat sulit untuk membuat senang semua orang, tanpa mengorbankan orang lain juga.
    Menurut saya setelah sebagian besar pedagang kaki lima di peenuhi perintaannya maka saatnya untuk bertindak tegas untuk tidak memperbolehkan berdagang atau tinggal di tempat ilegal. Karena gampang sekali menurut saya untuk berusaha di Jakarta yaitu tinggal jadi pedagang atau timggal di tempat yang ilegal, toh nanti pemda akan memberikan tempat berjualan atau tinggal saya kok… Nggak mungkin digusur pasti akan di relokasi aja kok… Kan kalau di tindak tegas berarti pemda tidak mendukung rakyat kecil, pemda kan baik….. Dsb alasan yang dipakai

    Dan jangan lupa juga bilang sama PLN untuk tidak memasang listrik di tempat yang ilegal ini…. Aneh juga kalau rumah dibawah kolong, pinggir kali, dan tempat ilegal laiinnya mereka masih mendapatkan pasokan listrik yang sah?

  4. Saya pribadi kecewa dengan pernyataan ini. Dengan alasan untuk ‘kelas menengah atas’, terbesit makna bila dagangan dan cara dagangnya mereka tidak manusiawi dan bermartabat untuk manusia kelas menengah atas. Padahal PKL pun berfungsi sebagai pencairan sekat antar kelas kaya-miskin (banyak juga orang menengah atas yang tidak sungkan jajan di PKL).
    —-
    Seandai keberadaan mereka hanya menghambat arus sirkulasi, maka wajar bila direlokasi. Namun bila tidak, apalagi dengan pedestrian sebesar itu (di Kota Tua), lantas mengapa tidak merenovasi gerobak dan mental penjualnya saja?
    —-
    Didata, dibina, dibimbing, difasilitasi, disertifikasi, serta dimodif gerobaknya agar good looking & good service for tourists.
    Bagi yang melanggar ketentuan, cabut saja hak jualannya.
    Masih banyak yang mau kesempatan tsb.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here