Jokowi Akan Relokasi 17 Ribu KK di Sekitar Waduk Pluit

11
144

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi akan merelokalisasi 17 ribu kepala keluarga (KK) warga di sekitar Waduk Pluit, Jakarta Utara. Daerah itu adalah resapan air yang harus bebas dari pemukiman.

“Waduk itu sekelilingnya diduduki oleh masyarakat. Ada sekitar 17 ribu KK. Waduk itu untuk air, ya enggak apa-apa, tapi nanti mau tidak mau mereka harus pindah karena berhubungan dengan orang banyak. Tahun ini akan kita bersihkan, sedot, keruk, dan diberi sheet pile,” kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Rabu (23/1/2013).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan anggaran sebesar Rp 1 triliun untuk menormalisasi Waduk Pluit. Normalisasi diperlukan karena saat ini kedalaman waduk hanya 2-3 meter saja. Padahal, menurut Jokowi, idealnya kedalaman waduk mencapai 10 meter. Anggaran normalisasi Waduk Pluit telah diajukan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2013.

“Kalau waduknya bisa mencapai 10 meter, air bisa langsung dibuang. Kapasitasnya gede banget karena sampai 80 hektar dan memang dirancang air semuanya meluncur ke waduk itu,” ujar Jokowi.

Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiono mengatakan, dari 17 ribu KK, baru sekitar 180 KK yang siap untuk direlokasi. Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta telah menyediakan rumah susun sebagai rumah baru warga sekitar waduk.

Seperti diberitakan, beberapa hari lalu Waduk Pluit meluap karena tidak mampu menampung banyaknya debit air yang masuk. Hasilnya, luapan waduk merendam pemukiman di wilayah Pluit dan Penjaringan hingga ketinggian dua meter. Banjir sulit surut karena empat dari tujuh pompa yang ada mati akibat terendam banjir. Hal itu juga diperparah dengan pasangnya air laut di kawasan pesisir utara Jakarta.[Kompas]

Terkait:

11 COMMENTS

  1. Kita lihat bagaimana Bang Jokowi bisa merayu sisanya untuk pindah. Big big job!
    Moga-moga berhasil! Tapi cegah jangan orang baru menempati yang sudah dibebaskan.

  2. Anda pasti bisaaa…kami mendukung…setelah direlokasi…dipagari pak…dan buat pengumuman dilarang u/berjualan atau menempati disepanjang waduk tsb….Minta satpol PP dari kelurahan u/mengawasinya Pak. Selama ini tanah kosong pemda tidak diawasi oleh lurah atau satpol PP, sehingga banyak yang nempati scara ilegal…contohnya aja di taman BMW sunter…setelah digusur paksa, sekarang sudah dijadikan tempat mangkalnya truk kontener…besok2 juga ada bangunan liarnya. Dan itu dibiarkan aja ama Lurah dan perangkatnya.

  3. saya usul nih buat pemprov DKI, agar membuat semacam kolam renang di bagian paling atas dari tiap rusun dan pasar yang akan di bangun di jakarta. fungsinya banyak menurut saya.

    1.sarana rekreasi dan olahraga penghuni rusun

    2.sebagai tempat penampungan air hujan/pengganti sumur resapan

    3.sebagai sarana pemadam kebakaran, air dr kolam tinggal salurkan ke bawah melalui pipa” smpe ke tiap” lantai rusun/pasar(semacam hidran), dilengkapi selang” besar di tiap lantai.

    4. pengelolaan di serahkan ke warga, dan pemasukan dr karcis masuk (misal Rp1000,-/sekali masuk) digunakan untuk menggaji warga yg membersihkan dan menjaga keamanan kolam

    • Kolam renang diatas rusun terlalu mahal biaya pembuatannya juga pemeliharaannya dibanding diatas tanah langsung. belum lagi bila terjadi kebocoran terjadi, tsunami lagi ke unit2. kalau kolam renang dibawah, toh airnya juga bisa untuk pemadam kebakaran. bila sumur serapan dibuat, atasnya bisa dipakai utk teman bermain anak2. yang bagus itu ya, atas rusun dibuat taman rekreasi & tempat terbuka untuk bikin pesta bagi penghuni. jadi multi fungsi & ramah lingkungan 😀

  4. “Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan anggaran sebesar Rp 1 triliun untuk menormalisasi Waduk Pluit. Normalisasi diperlukan karena saat ini kedalaman waduk hanya 2-3 meter saja. Padahal, menurut Jokowi, idealnya kedalaman waduk mencapai 10 meter. Anggaran normalisasi Waduk Pluit telah diajukan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2013.”
    Cuma 2-3 meter??? Ya pantesan mana mampu nampung debit air besar kesana (pantesan ane bingung kenapa langsung meluap itu waduk klo emang daya tampungnya besar pdhal cuma kena sebagian limpahan dari jebolan tanggul latuharhari). Itu dari awal era sutiyoso gak pernah dikerok ye?
    dari 10 meter (ini kdalaman normalnya ya pa?) tinggal 2 meteran, jelas waduk Pluit gak pernah dikerok selama berabad2!
    Ya udah, langsung dikerok aja pa JoW, dah ktemu biang keroknye.
    Oiya, klo bisa spt kata pa Baz, nanti pompa2 sedotnya (motor tepatnya) ditaruh dudukannya lebih tinggi lagi termasuk kabel2 suplai listriknye (utk motor listrik), jangan sampe gak berfungsi setengah kapasitasnya hanya gara2 kelelep aer lagi.
    Dan mungkin bisa consider menggunakan pompa2 submersible utk beberapa buah (terutama utk pompa2 sedot yg harus ditempatkan di level rendah shg rawan kelelep), utk jaga2 kalau ada bencana ‘kelelep’ lagi masih bisa berfungsi normal, gak mati total kek gitu lagi.
    Dan mungkin bisa consider juga memakai pompa2 sedot listrik yg pake tenaga surya utk cadangan. Ini utk jaga2 kalau suplai listrik tak ada/offline utk menggerakkan pompa2 sedot yg ada spt kasus PLTGU Pluit yg krendem barusan lalu shg pasokan listrik nol sampe banjir surut. katanya pake model ulir agar cocok utk daya solar cell yg lebih kecil suplai daya listriknya shg lebih pelan rpm-nya, dan krn model ulir jadi anti macet krn lumpur/batu2 kecil.
    Tentu saja spt pompa2 non-submersible lainnya, pompa2 sedot tenaga surya ini juga harus ditempatkan di tempat yg tinggi gak boleh krendem motor/area listriknya.
    Pompa2 surya ini bekerja selama ada matahari/cahaya, tapi bisa dimodif dgn tambahan batere jika perlu agar bisa bekerja di malam hari (tambah dobel kapasitas panel surya jika gak bisa recharge batere optimal, jika motor listriknya bekerja non-stop di siang hari).
    —–
    —–
    “Seperti diberitakan, beberapa hari lalu Waduk Pluit meluap karena tidak mampu menampung banyaknya debit air yang masuk. Hasilnya, luapan waduk merendam pemukiman di wilayah Pluit dan Penjaringan hingga ketinggian dua meter. Banjir sulit surut karena empat dari tujuh pompa yang ada mati akibat terendam banjir. Hal itu juga diperparah dengan pasangnya air laut di kawasan pesisir utara Jakarta.”
    Utk mengatasi pasang naik air laut, spt yg bapak pernah bilang juga, proyek the great sea wall perlu dilanjutkan, cuma kali ini agar tidak makan biaya terlalu besar (brapa sih anggaran proyeknya yg diusulkan pa?) kita bisa pake sistem step-by-step ato segmented-building. jadi kita gak perlu bangun semua scr total dinding besar laut tsb, cukup bangun dulu di wilayah yg penting dulu utk ditahan banjir robnya, contoh: utk segment area Pluit, kita bisa mulai bikin tanggul laut tsb dari PIK ke arah timur (krn PIK udah punya sistem polder sendiri jadi gak perlu tanggul laut) dan stop sampe area penjaringan saja. Jadi area yg dilindungi segment tsb (spt dinding kamar yg melingkari area tsb tapi cuma dibangun 1/2nya saja di area yg krendem aer laut saja) akan aman dari banjir rob dan pembuangan air dari pompa2 sedot lebih efektif/efisien dan lebih cepat (krn gak balik lagi ke darat = sia2). Dgn sistem “prioritized segmented-building” ini biaya bisa ditekan lebih murah, dan masih bisa bangun/jalankan proyek ini drpd cuma jadi sekedar wacana saja krn terlalu mahal total costnya. Nanti kalaw ada duwit lagi bisa teruskan segment selanjutnya yg prioritas kedua lebih penting, dst.
    Gambaran besarnya dari proyek sistem segmented ini akan spt ruang palka kapal (tanya sama ABK ato kapten kapal klo ga ngerti) yg mampu membuwat kapal tetap terapung jika salah satu bagian lambung kapal robek/jebol, krn cuma bagian ruang palka itu saja yg terisi aer sedang ruang2 palka lainnya masih kedap air. jauh lebih baik daripada tanpa ruang2 palka kedap air ini (robek dikit = langsung tenggelem).
    kalau sudah jadi semua, maka baru terlihat kesamaan analogi ane antara ruang palka kapal dgn “segmented great sea wall” ini. Jika salah satu dinding tanggul laut jebol, maka hanya wilayah itu saja yg jebol dindingnya yg krendem aer, sedang segment ato ‘kamar/ruang palka’ yg lainnya tidak terpengaruh aliyas tetep aman gak kebanjiran rob. dgn demikian bisa dikurangi akibat dashyat dari problem tanggul jebol spt di latuharhari tsb (“contained/isolated in that damaged area” lah istilah kerennya).
    btw, area tanjung riok udah punya tanggul laut sendiri kan pa? (utk melindungi pelabuhannya) jadi gak perlu dibikin lagi segmentnya = hemat biaya.

    “Selamat bekerja dan tetap fokus pa JoW/BaZ!”
    ——
    hoho.. ane barusan liat di metrotipi, pa JoW minta diingatkan kalo lupa (dgn tugas2/janji2-nya), “harus itu!”.
    nah, pimpinannya sendiri dah minta spt itu, keterlaluan kan kalo ada orang2 kritis kek ane ngingetin pa Jow/BaZ tapi masih ada aja yg tetep gangguin dgn cara yg aneh2 seolah2 ga perlu diingetin lagi mereka2 ini krn mereka dianggep udah jadi manusia 1/2 dewa ga bisa punya salah shg cukup dipuji2 saja (ya tapi jangan kabur ye ente klo knape2 duo JB ini nanti, ane bakal minta pertanggungjawaban ente2 ini yg sok fanatik ini nanti, ane kejar ampe lobang kubur ente!).
    Urus tuh yg bilang/ngeluh pa Baz terlalu galak/tegas! cuman ane yg brani defend disini, yg laen pade mengkeret, pade diem ajeh! justru kita kurang orang2 tegas, klo galak ya trima aja, kan ga semuanya di-galakin kecuali klo emang ketauan salah. kayak gak pernah diomelin babe/enyak-nye sendiri ajeh.
    begitu ane nyaranin klo bisa lebih jelas/deskriptif klo bicara (ato mungkin terlalu cepat bicaranya ya? krn reporter wawancara aja kudu nanya berulang lagi maksudnya apa, spt yg ane liat sendiri – brarti bukan cuma ane aja yg merasa begitu), malah pade sibuk nyerang ane, lu pade gile ape!
    ane lebih suka diomelin asal jelas apa salah ane, tauk!?
    itu jauh lebih efektif drpd ga jelas nanti mo ngapain disuruhnya selain taunya cuma diomelin.
    toh sekarang pa Baz dah ga ‘galak2’ lagi kan?
    dan mulai lebih jelas bicaranya, meski masih ada satu-dua ditanya lagi, tapi sudah improve.. good effort, pa Baz! lanjutken! daripada ade lagi yg sengaja menghina ente lagi nanti gara2 soal ‘ga jelas’ ini doang, mendingan ane ingetin buruan.
    jangan sampe ada urusan “platnomer” kedua lagi yg ga penting2 cuman nguras emosi/waktu ajeh (ini juga krn ga jelas monya ape pa BaZ, makanya jadi gampang dipermaenin – klo dulu pa BaZ dgn TEGAS dan JELAS bilang GA MASALAH, udah tuh si Fabbaz ga bisa bacod apapun utk menghina ente lagi, cuman gara2 masalah KECIL loh! dah bikin gak enak satu jakarta, seolah2 pa Baz lebih mentingin gengsi drpd kerjaan/tugas – nanti muncul isu stereotip kaumnya pa BaZ spt itu lagi [lebih mentingin gengsi], tambah bikin kacaw lagi – sadar ga pade? urusan kecil tapi dampaknya gede klo gak ati2).

    Inget, pasangan JB sudah PAS/COCOK! Tinggal kita cuma kudu pantau en ingetin aja kalo lupa/mlenceng (maklum politix emang aneh, bisa belok ditengah jalan, apalagi klo ga independen/diusung partai) duo JB ini.
    Ga ada yg namanya keretakan! Saling mengisi dgn baik.
    Yg (bisa jadi) retak itu cuma partai2 pendukungnya. Udah tau kan? ga? Nih ane ingetin lagi klo lupa:
    Blom sempet kerja apa2 duo JB ini salah satu partenya dah bikin statement gak enak kek gitu, ampe ane takjub sendiri. gak saleh ape? ampe ane liat sendiri si mbakyu bacod di tipi spt itu, baru jelas.
    Oh, yg bikin retak itu si mbakyu ini toh… ternyata bukan orang luar spt dikira…
    Quo Vadis?

    mangkanye ane stay dgn ahok.org, krn parte boleh ganti/retak, tapi ahok ya tetep ahok!
    masih ade yg perlu dibuktikan die yg perlu ane liat… yg ga bisa kliatan jelas klo gak jadi orang nomer satu… nanti, gak sekarang… warga jakarte juga setuju pengen duo JB pul 5 taon disini, jadi gak usah coba2 ngojok2in ikut pemilu 2014 lagi ye?

    • Taz, keren advis solusi tehniknya buat pakde Ahok. saya bukan orang tehnik tapi apapun usulan yang sangat membangun jelas harus diapresiasi & dipikirkan lebih serius dan dalam. Saya yakin, duo JB ini tidak akan mencalonkan diri untuk pemilu 2014, sebab DKI Jakarta adalah pilot project mereka. Bila jakarta berjalan baik & berhasil, tinggal diterapkan untuk skala nasional dengan modifikasi yang tidak banyak untuk disesuaikan sesuai ciri khas budaya & tradisi masing2 wilayah 🙂

      Pada Pemilu 2019, duo JB tidak perlu kampanye keluarin banyak uang. sebab, mereka tinggal mengadu prestasi dengan Gubernur2 propinsi lain yang juga sudah berlomba berbenah diri dengan atau tanpa nyontek pada pilot projectnya duo JB ini hehehe…

      Sebaiknya memang memilih capres & cawapres dari orang2 yang pernah menjabat jadi Gubernur atau ketua2 DPR / MPR yang pro rakyat. kalo di amrik, inggris – namanya senator2 hehe.. bukan kayak si raja dangdut indo yg berambisi untuk jadi presiden tapi otaknya sudah nyangkut di pohon toge karna goyang mulu wkwk..di facebook dibilang, kalau orang spt dia terpilih, maka patung Lubang Buaya akan lompat bunuh diri karena strezz berat. parah ! haha..

  5. waduk pluit mau diperdalam sampe 100 m pun air intrusi nya lebih cepet dari pompa..
    sama saja tidak punya kapasitas tampungan begitu besar. lupakan waduk pluit sebagai pengendali banjir Jakarta
    Salam JakartaBaru

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here