Veronica: Pendidikan Non Formal Solusi Kualitas SDM

1
67

Ahok.Org – Pendidikan non formal bisa menjadi salah satu pilihan warga untuk meningkatkan keterampilannya. Dengan begitu, diharapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) akan lebih meningkat sehingga akan berdampak pada meningkatnya kualitas hidup warga Jakarta.

“Kami ini tim penggerak dan punya massa. Kami butuh link untuk menyatukan dan menghubungkan masyarakat paling bawah agar dapat menerima pendidikan,” ujar Veronica Basuki T Purnama, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta, saat membuka Expo dan Dialog Interaktif dengan tema, Peningkatan SDM melalui Layanan PNFI (Pendidikan Non Formal Informal) di Balaikota DKI Jakarta, Senin (18/2).

Dikatakan Veronica, dengan pendidikan non formal, masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan keterampilan serta prosedurnya yang tidak serumit seperti pendidikan formal. “Saya sangat setuju dengan pendidikan non formal. Terlebih, pendidikan non formal bisa langsung turun ke lapangan,” katanya.

Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wartanto menilai, banyak orang dengan pendidikan non formal justru lebih sukses. “Contohnya Rudi Hadi Suwarno yang penata rambut. Itukan pendidikan non formal, tapi bisa sukses,” ucapnya.

Untuk itu, lanjut Wartanto, ada beberapa langkah agar masyarakat juga bisa lebih tertarik dengan pendidikan non formal. Yang pertama adalah bagaimana mengubah pola pikir masyarakat, bahwa dengan pendidikan non formal bisa sukses. “Setelah sadar lalu dilatih dan diberi keterampilan khusus, kemudian dibimbing agar bisa usaha mandiri dengan mengajak berbagai jaringan. Kemudian dikenalkan dengan unit usaha permodalan, seperti CSR, perbankan, koperasi, dan lainnya,” kata Wartanto.

Sementara itu, salah satu yang merasakan gunanya PNFI yakni para penghuni Rusun Marunda, Jakarta Utara. Mereka telah mendapatkan PNFI dan sekarang sudah bisa menerapkan untuk menambah pemasukan keluarga. “Pelatihannya sudah sejak banjir itu, ada tata kecantikan kulit, tata boga, hantaran dan menjahit. Yang ikut serta sekitar 25 orang. Setelah itu kita dikasih modal Rp 400-500 ribu serta tempat usaha. Alhamdulillah sekarang sudah bisa membantu ekonomi keluarga,” kata Emmy, koordinator Pemberdayaan Rusun Marunda.[Beritajakarta]

1 COMMENT

  1. astaga…bu Basuki, giat jg spt suaminya, 🙂 terima kasih bu, semoga kita semua bisa mendukung mengentaskan kemiskinan dan kebodohan dari Indonesia tercinta ini.

    Amin!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here