Sebelum Ganjil Genap, Prioritasnya DKI Benahi Transportasi Massal

4
82

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemprov DKI masih akan mengkaji kebijakan pembatasan kendaraan melalui pelat nomor ganjil genap. Menurut dia, sebelum menerapkan kebijakan ganjil-genap, yang harus dilakukan Pemprov DKI adalah melakukan pembenahan dan revitalisasi transportasi massal di Ibu Kota.

“Siapa bilang kami mau ganjil genap? Itu kan masih kami siapkan,” kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (25/3/2013).

Fasilitas transportasi massal, kata Basuki, yang harus dapat diperbaiki Pemprov DKI. Sehingga warga pun akan lebih konsisten untuk menggunakan transportasi massal atau umum dan mengantisipasi pembelian kendaraan pribadi baru atau membeli plat nomor baru. Untuk melakukan pembatasan kendaraan itu, Basuki juga mengatakan, pihaknya bersama Polda Metro Jaya masih akan mengkaji apakah kebijakan ganjil genap dapat dikolaborasikan dengan sistem 3 in 1.

“Kalau busnya saja enggak ada, bagaimana cara menjalankan ganjil genapnya? Tapi intinya, kami ingin melakukan pembatasan kendaraan. Supaya dapat memindahkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum,” ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Kebijakan penggunaan kendaraan pribadi berdasarkan nomor ganjil-genap ini akan diberlakuan di koridor 3 in 1, Jalan Rasuna Said, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Pramuka, seluruh koridor Bus Rapid Transit (BRT) dan wilayah yang dilalui jalur bus Transjakarta, serta seluruh koridor utama di lingkar tol dalam kota. Penerapannya dimulai dari pukul 06.00 hingga 20.00 WIB dan diberlakukan setiap Senin-Jumat (kecuali Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional).

Untuk menopang sistem ganjil-genap, Dinas Perhubungan DKI telah menambah jumlah busway gandeng di Koridor I menjadi 66 unit, Koridor IX menjadi 54 unit, dan Koridor VI sekitar 30 unit. Ditambah dengan bus kopaja yang bisa masuk ke jalur busway, transportasi umum dianggap telah mampu menopang kemungkinan bertambahnya jumlah penumpang setelah ganjil-genap resmi diterapkan.

Semula, sistem ini akan berlaku mulai Maret 2013. Namun, karena alasan teknis, pelaksanaannya diusulkan mundur mulai akhir Juni mendatang. Pemicu diundurnya pelaksanaan ganjil-genap adalah stiker yang akan ditempel di kendaraan sebagai penanda pelat nomor ganjil atau genap belum bisa diproduksi akibat lambatnya pengesahan anggaran.

Ganjil-genap ditandai dengan angka terakhir di pelat nomor. Angka 1, 3, 5, 7, dan 9 masuk dalam ganjil (stiker hijau) dan 0, 2, 4, 6, 8 masuk dalam genap (stiker merah). Untuk memudahkan masyarakat, penentuan ganjil-genap akan dilakukan mengikuti tanggal pada setiap harinya.[Kompas.com]

4 COMMENTS

  1. mohon ditambah angkutan umum (busway), bis, metromini, kopaja terutama untuk jam-jam sibuk berangkat dan pulang kerja, yang biasanya justru terjadi penumpukan penumpang, selama ini pada jam2 tersebut angkutan umum selalu penuh sesak sehingga rawan bagi keselamatan juga keamanan.

  2. sistem ganjil genap memang susah diterapkan karena ini berhubungan dengan mobilitas angkutan barang dan ini akan menghambat sistem angkutan barang karenan mereka bukan saja hanya menggunakan mobil box tetapi juga mobil minibus. memang angkutan massal harus diperbanyak terlebih dahulu baik itu transjakarta maupun kopaja/metromini AC tanpa meniadakan kopaja/metromini non AC karena selama ini pemilik mobil pribadi juga susah aksesnya utk mencapai halte transjakarta. tarif Kopaja/Metromini AC jgn mahal2 cukup Rp. 4.000 saja karena harusnya ini adalah proyek non profit oriented bila perlu dikelola oleh BUMD saja. nanti efeknya akan kelihatan dari turunnya subsidi BBM secara tidak langsung karena kan katanya jumlah mobil di jakarta ini 50% dari jumlah mobil nasional. karena harus dipikirkan selama ini memang sulit akses utk pemakai mobil pribadi dari rumahnya menuju halte busway dan ini harus dipikirkan. trus halte bus yg ada harusnya juga lebih nyaman, aman, bersih kyk di LN. Trotoar yg steril dari PKL dan aman sehingga masyarakat tidak takut utk berjalan kaki menuju halte bus. bisa kita lihat halte bus yg ada sekarang ini banyak yg semberautan/kotor. kalau di negara tetangga orang mau jalan kaki menuju stasiun MRT meskipun jauh karena aman dan bersih trotoarnya dan jalannya gak banyak debu.

  3. Untuk pemberlakuan plat nomor ganjil genap di Jakarta khususnya untuk kendaraan pribadi saya setuju Pak, terlebih kini yang membuat jalanan macet kebanyakan adalah kendaraan pribadi. Akan lebih baik jika Jakarta juga membenahi transportasi umum yang ada, saya lihat proyek bus transjakarta dapat menjadi salah satu solusi dan terimakasih kepada Pemrov Jakarta yang telah menambah jumlah armada Transjakarta 🙂

    Namun disini yang agak mengkhawatirkan adalah keadaan atau kondisi dari angkutan umum semacam metromini atau kopaja Pak Ahok, saya rasa kendaraan tersebut kurang nyaman untuk masyarakat, mungkin Bapak bisa membantu melakukan peremajaan kendaraan-kendaraan tersebut agar lebih nyaman untuk digunakan.

    Keep on the right track Pak Ahok, sukses, saya selalu mendukung Bapak dalam memajukan Jakarta !

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here