GA 229, SOC-CGK

23
216

Ahok.Org – Akhir pekan lalu, saya dan suami bertolak kembali ke Jakarta dari Solo, melalui Bandara Adi Soemarmo. Saat tengah menunggu giliran masuk pesawat di tengah antrian panjang, tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara sedikit gaduh di belakang.

Spontan menoleh, beberapa orang pun melakukan hal yang sama. Bahkan tak sedikit yang bergegas menghampiri ke arah kerumunan. Sesosok pria dengan wajah sangat familiar berdiri di tengah-tengah orang yang berebut untuk menyapa dan berfoto bersama. Mengenakan celana jeans, kemeja putih bertangan panjang yang digulung, menyandang ransel hitam di pundak, ia terlihat sedikit lelah, namun secara umum terkesan santai, tenang dan ramah. Pria itu menebar senyuman khasnya. Dia orang nomer satu di DKI, Joko Widodo yang tenar dengan sapaan akrab Jokowi.

Saya ikut berdegup melihat kehadiran beliau, terutama melihat antusiasme orang-orang di ruang tunggu keberangkatan. Seolah semua merasa ingin mendekat dan menyapa. Sangat tergelitik untuk ikut menghampiri beliau, namun saya pun separuh mengingatkan diri sendiri sebenarnya, jangan sampai proses boarding terganggu. Terlebih, kerumunan berjarak agak jauh dari titik kami berdiri dan terhalang beberapa penumpang lain. Saya berusaha fokus pada antrian, meski sesekali masih juga melihat ke belakang. ‘Dzziig!’ Ada rasa yang sedikit asing, namun membuat saya tiba-tiba dijalari perasaan haru mendalam. Semacam cubitan bercampur pelukan hangat.

Belum tuntas keheranan, berikutnya saya kembali menyaksikan sesuatu yang langka di negeri ini: seorang pejabat publik terkemuka ikut di dalam antrian masuk ke pesawat, untuk kemudian duduk di bangku belakang: kelas ekonomi! Dalam penggambaran bak tokoh kartun, mungkin rahang saya sudah terlepas jatuh ke lantai. Baru kali ini saya duduk lebih depan daripada seorang pejabat.  Bukan tanpa alasan. Sudah terlalu sering saya menyaksikan bagaimana pongahnya perangai para penguasa ketika menggunakan fasilitas publik. Jangankan mereka, para asisten dan lingkaran terdekatnya juga kerap bertingkah berlebihan, selalu minta dilayani, diistimewakan dan dimaklumi setiap kali mereka hadir. Tidak banyak yang lebih memuakkan dari hal tersebut.

Pria itu, datang seorang diri tanpa kawalan. Sikap tubuhnya begitu alami, tenang dan apa adanya. Ia membaur dengan orang lain tanpa rasa canggung atau kedekatan buatan ala pejabat pada umumnya; senyum lebar saat tersorot kamera TV dan kembali basi saat off air. Sikap yang saya yakini hanya bisa muncul lewat adanya keinginan tulus untuk menghargai orang lain, dari hatinya. Tanpa upaya ‘lebay’ atau jumawa berlebihan, saya melihat bagaimana ia disambut reaksi spontan dan sikap hangat yang diperlihatkan oleh orang-orang di sekitar beliau.

Sangat mungkin dada saya sesak karena melihat hal yang sangat bertolak belakang dengan pandangan umum, namun merupakan sesuatu yang sangat saya rindukan: pemimpin sebenarnya. Bukan semata pejabat; seorang yang tengah menjabat posisi sebagai pimpinan. Turun dari pesawat, Pak Jokowi mengikuti jalur umum; antri, turun tangga dan menaiki bus bandara yang mengantarkan ke terminal kedatangan; seorang diri. Kepala saya langsung berhitung mengkalkulasi taksiran biaya yang bisa dihemat antara perjalanan beliau dibandingkan dengan para pejabat yang memerlukan antek-antek dan tetek bengek yang lebih ke arah tiada manfaat itu.[*]

* Artikel dari Adesmurf.wordpress.com

23 COMMENTS

    • Bung Jokowi yang sederhana, jujur, tulus merakyat, mungkin reinkarnasi (maaf, tdk ingin menyinggung siapapun) Beliau yang ingin saya kisahkan dibawah ini. Sekian puluh tahun yang lalu Beliau adalah seseorang yang sangat2 terhormat, bahkan dikemudian hari berkedudukan sangat tinggi di Pemerintahan. Beliau juga hidup sederhana, sangat nasionalis, sangat mengutamakan kepentingan rakyat. Terkisah pada suatu hari Beliau sedang beranjangsana berkendara seorang diri, tanpa pengemudi/sopir, dng mobil yg juga sederhana, Beliau melihat seorang mbok2 (mungkin petani) yg sedang menunggu angkutan umum/bis dipinggir jalan. Tanpa sungkan Beliau berhenti, menanyakan tujuan si embok dan kemudian membantu mengangkat karung2 bawaan memasukkannya kedalam mobil. Sampai dipasar tujuan kembali Beliau membantu menurunkan barang2 bawaan si mbok yg memang tidak banyak. Ketika si mbok mengangsurkan uang ongkosnya, dengan sopan Beliau menolaknya dan kemudian pamit bergegas pergi. Orang2 dipasar yang melihat kejadian tsb sangat terpana, mlenggong tanpa sempat berbuat sesuatu saking kagetnya. Ketika kemudian si mbok diberitahu oleh orang2 ttg siapakah Beliau yang membatunya itu, si mbok terdiam dan kemudian malah jatuh pingsan. Kejadian tersebut berlangsung dipinggiran kota Yogyakarta, dan Beliau adalah NGARSA DALEM HAMENGKU BUWANA IX.

  1. disini, yg ingin berbuat baik atau berubah baik, banyak yg masih ragu2….takut, semoga duo JB sukses menjadi pemimpin Indonesia Baru kelak, supaya yg baik dan jujur berani bersuara lantang! Dan yg tdk jujur siap bertobat.
    Harus semakin banyak pemimpin jujur yg berani tampil!

  2. seharusnya semua anggota (d)hewan bisa mencontoh pak jokowi yg tampil apa ada nya. jgn gara2 gak di beri pelayanan istimewa trus bisa bentak petugas di bandara dengan arogan berkata “bapak tau siapa saya? saya ini anggota hewan yg terhormat eh anggota dhewan” tuh kek kasus anggota DPR RI asal sulsel

    • Gw ga terharu ap lg heran..Krn gw tau bgt karakter ni orang..
      Tp koq gw jd napppssuuu banget-nget sm mobil” yg bunyi’in sirine tat tet tat tet ga jlas bw siapa ( malah cm mobil itu aj) trus..gw pengen lempar granat k tuh mobil….DUAARRR…!!!!
      Hhaahh..waktu gw bkin ni komen di tol gatsu, ad yg bunyi’in sirine…:) tau dong pengen gw apain tuh kampret….???!!!

  3. Bener2 terharu membacanya, apakah kejadian langka ini bisa terulang lagi buat para anggota d/hewan yang terhormat….
    Kasihan sekali pak de …:kami rakyat kecil hanya bisa mendoakan agar pakde diberi kesehatan dan selalu dibawah lindunganNYA.

  4. LUAR BIASA! Pantas jadi panutan seluruh pejabat publik. Berikan contoh nyata dalam perbuatan bukan kata2 semanis bibir. Inilah pemimpin sejati. TERHARU, BANGGA. Habis kata2 utk memujinya.

  5. Saya pernah didorong minggir oleh laki2 berbaju PNS disebuah super market di kota Malang karena si PNS layaknya ambulance yg memberi jalan terobosan antrian kasir bagi seorang ibu2 yg ternyata adalah istri PNS setingkat kepala dinas

    • Ya berarti itu PNS masih ber-mindset eksklusive & vertical tidak bermindset inklusive & horizontal ujung2nya kyk husni mobarak / muamar kadafi bakal tumbang dgn sendirinya ( Jokowi “Qoutes” )

  6. gak kayak Anggota Hewan.. yg punya prinsip
    Lebih baik malu dari pada mati.
    terjadilah hilangnya rasa malu..dasar anggota hewan LUPA DARATAN..

  7. Ahh.. P. Jokowi kalah sama penggemar moge. Pada penunggang moge untuk cuma pamerin motor n buat sombong2an aja dikawal polisi… Karena yg ikut konvoi kebanyakan perwira polisi yg lagaknya somse n galak…… Hoooeeekkk……

  8. Terharuuu… dalem bahasanya.
    Saya jg pernah mengalami hal yg sama, melihat Jokowi sewaktu Car Free Night pada malam tahun baru. Melihat antusiasme masyarakat untuk melihat, bersalaman dengan pemimpinnya mebuat saya terenyuh, bukan pemandangan yg biasa saya lihat…

  9. Terharu….dan memang ini adalah karakter beliau, bukan dibuat-buat. Lawan politiknya suka mengatakan “pencitraan”. Semoga DPRD dan pejabat lain bisa melakukan hal sama, walaupun harus dimulai dengan “pencitraan” dan lama lama menjadi karakter. Semoga.
    God bless Jokowi – Basuki. We need you & love you

  10. semoga gubenur jabar dan wakil… bisa mencontoh teladan pak Joko… bukan bikin iklan terus… badak muka tebal, korupsi tanpa malu… masih bisa senyum sana-sini… pakai jubah malaikat, hati iblis sedot darah rakyat…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here