Masjid Hidayatullah, Peninggalan Bersejarah di Antara Gedung Mewah

1
97

Ahok.Org – Kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, merupakan kawasan bisnis utama di DKI Jakarta. Tak heran, banyak gedung perkantoran mewah menjulang tinggi di kawasan tersebut. Namun, siapa sangka di balik menjamurnya pembangunan di kawasan itu, masih tersisa masjid bersejarah yang dibangun jauh sebelum Indonesia merdeka.

Masjid yang dimaksud adalah Masjid Hidayatullah yang berada persis di Jl Karet Depan (Jl Dr Satrio) RT 07/04, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang berdiri sejak ratusan tahun lalu.

“Masjid ini dibangun 1747 di atas tanah sekitar 3 ribu meter persegi. Tapi kalau bangunan utama masjidnya hanya sekitar 300 meter persegi,” ujar Ichsan (40) salah seorang pengurus masjid, Sabtu (13/7).

Ichsan menambahkan, tanah yang menjadi tempat berdirinya masjid ini merupakan wakaf dari Muhammad Yusuf seorang keturunan Betawi. Ia mendapatkan lahan itu dari Xavier Hans seorang Belanda yang dikenalnya.

Tak heran, interior masjid merupakan gabungan antara etnis Cina dan Betawi. Mihrab khatib dengan ukiran Cina terlihat masih dipertahankan di masjid tersebut. Sementara atap masjid dibiarkan melengkung layaknya bangunan Cina. “Untuk jendela-jendela pakai kayu dengan pintu lebar, sampai ukiran mawar yang berada di 8 tiang penyangga masjid. Itu dari budaya Betawi,” katanya.

Selain Cina dan Bugis, arsitektur masjid juga mengikuti pola Hindu. Itu terlihat dari dua menara yang sampai kini belum direnovasi. “Menara masjidnya itu mirip rumah orang Hindu yang ada di Jawa Tengah. Mungkin pengaruh agama yang datang ke Indonesia pertama adalah Hindu,” tuturnya.

Di samping masjid, terdapat makam-makam keluarga ahli waris. Namun, karena kebutuhan untuk kegiatan para jamaah yang semakin besar, masjid ini sudah mengalami renovasi sebanyak 3 kali. Kini terdapat penambahan bangunan di sekitar masjid utama. “Ada tambahan aula sekitar 400 meter persegi, dan itu di tingkat 2. Lalu ada untuk sekretariat dan parkir,” ucapnya.

Berada di lahan yang strategis, membuat masjid ini pun pernah mendapat gangguan dari pengembang sekitar yang ingin menjadikannya sebagai perkantoran. Bahkan, beberapa kali lahan dari masjid ini mau dibebaskan. “Orang sini tidak mau. Terakhir November tahun 1993, kita di sini sempat bentrok dengan preman sewaan dari pengembang,” terang Ichsan.

Saat ini masjid yang berada di tengah-tengah gedung pencakar langit, menjadi tempat favorit dari jamaah sekitar. Normalnya masjid ini bisa menampung 2 ribu jamaah, sedangkan saat shalat Jumat sampai 5 ribu karena diberi tambahan tenda.

Selain itu, saat Ramadhan di masjid ini biasanya ada tradisi yang sudah 17 tahun dijalankan oleh pengurus masjid. Yaitu memberikan makanan buka puasa khusus bagi jamaah. “Bukan cuma takjil saja, tapi juga makan prasmanan seperti orang hajatan. Ini sudah 17 tahun kita jalankan, yang selama 1 bulan Ramadhan bisa menghabiskan dana Rp 70 juta,” jelas Ichsan.

Kegiatan lain yang diadakan di masjid itu antara lain pengajian kaum pria dan perempuan dengan jadwal rutin. Serta adanya majelis zikir.

Untuk lebih memaksimalkan syiar Islam saat ini, sebuah menara dengan tinggi 23 meter sedang dalam proses pembangunan. Dengan menara ini, diharapkan gaung syiar Islam bisa menembus celah-celah gedung tinggi bertingkat mewah yang mengepung masjid bersejarah tersebut.[Beritajakarta]

1 COMMENT

  1. “Ini merupakan ke Istimewaan Kota Jakarta Baru kita. ‘Ada Masjid Tua yg di bangun pd thn1747.” Pak Basuki’ ini merupakan warisan Bangsa Indonesia khusus nya, pnduduk Betawi, Alhamdulilah’ Masjid ini boleh bertahan, ampe Sekarang thn 2013.’ Ini bangunan Tua yg br Sejarah, Tempat yg ber Nilai, dari pelajaran yg ada ditapak Itu Yaitu, bangunan Masjid Tua, boleh/ bisa di jadikan pendidikan utk anak2 masa depan utk pelajaran Sejarah/Budaya Bangsa kita.’ Dan dapat di jadikan pusat kunjungan touristsm, yg dapat lebih mengenal lebih dkt Sejarah (salah satu nya) yg dapat kita Banggakan.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here