BTP Akui Pengerukan Sampah Belum Optimal

6
92

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama mengakui proyek normalisasi sungai di Jakarta belum maksimal. Salah satu penyebabnya karena masih belum tersedianya peralatan berat untuk mengerjakan pengerukan sampah tersebut.

“Pasti belum ada akselerasi penanganan sampah. Karena alat beratnya belum beli. Dumptrack-nya belum beli,” kata Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (25/7/2013).

Pria yang kerap disapa Ahok ini pun tidak ingin jika terkendalanya penanganan sampah tersebut disalahkan pada petugas pengerukan sampah.

“Jangan salahkan orang sampah, alatnya yang belum ada,”

Selanjutnya, Ahok menginginkan agar pembelian alat-alat tersebut tidak lagi melalui proses tender. Tetapi dengan memasukkan alat-alat yang dibutuhkan dalam e-katalog LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah).

“Makanya saya minta trus sampah nggak boleh tender nanti musti masuk e-katalog,” ucapnya.

Normalisasi sungai ini pun dilakukan agar jalan inspeksi sungai dapat digunakan sebagai alternatif kemacetan.

“Supaya jalan inspeksi sungai itu selain berfungsi utk mmbereskan normalisasi sungai, juga jadi jalan alternatif macet,” terangnya.

Ia pun menilai langkah pengalihan tugas pengerukan sampah dari dinas PU ke dinas Kebersihan sudah benar. Hal ini agar mengurangi anggaran yang keluar untuk setiap kegiatan pengerukan.

“Udah tepat. Kalau nggak, PU cuma ngaduk-ngaduk 2 kali, bayar. Sampah yang sama, 3 kali bayar. Orang taman buang sampah ke kali, bayar. Dari kali diangkut PU naik ke atas, bayar. Di atas dibawa dinas kebersihan ke bantar gebang, bayar,” pungkasnya.

Sebelumnya, kepala Dinas Kebersihan, Unu Nurdin mengakui jika alat yang ada saat ini sudah ada yang berusia 30 tahun.[Detikcom]

6 COMMENTS

  1. dulu banyak PNS Dinas-PU turunan siluman kadal….jadi banyak kadal-kadalan soal buang sampah, termasuk Gubernur dan DPRD dikadalin, satu sampah bayar tiga kali!! Opo tumon!

    Mereka sendiri memang sudah berdedikasi sampah masyarakat!

    atau memang semuanya yg terlibat masyarakat kadal???

  2. Kata-kata ko AHok,
    “Jangan salahkan orang sampah, alatnya yang belum ada,”

    Terus terang, lucu .. haha ..

    Mungkin maksud beliau, “Jangan salahkan orang Dinas Kebersihan, karena saat ini alat-alat berat pendukung kebersihan belum tersedia”

    Salah kutip ato kurang dilengkapi?
    ( karena kan kata-kata di dalam tulisan dan ucapan bisa berbeda )

    • kalo sering membaca dan mendengar gaya bicara pak Ahok, pasti mengerti bro. 🙂
      ya memang begitulah beliau, gak boros kata2,yg penting, hasil kerjanya…

      kalo kita baca keseluruhan pun, harus nya ngerti maksud beliau.

  3. Sama saja seperti slogan “Dilarang Buang Sampah Sembarangan” mana bisa ! Soalnya ga disiapin dan ga disediain tempat sampah. Tetep aja buang sampahnya sembarangan!
    Mana bisa di keruk sampah di sungai, mana bisa bersih sungai2 di Jakarta, mana bisa jadi jalan inspeksi sungai, mana bisa jadi alternatif macet kalau masih banyak orang buang sampai di sungai. Selain punya mesin pengeruk dan dump truk, jalur sepanjang sungai dan jembatan di buat pagar tinggi 3 meter atau lebih agar tidak ada yang bisa buang sampah ke sungai. Tapi bukan pagar tembok yg kokoh, pagar kawat ram yang tidak mahal tapi kuat dan bisa di lihat dari dua sisi, sehingga ada kepuasan bila melihat sungai bersih dan berfungsi baik.

  4. Sungai2 di Jakarta hampir semuanya berisi pemukiman liar/setengah liar dibantarannya, sampah, dan endapan lumpur. Pekerjaan normalisasi sungai2 Jakarta adalah proyek raksasa yang membutuhkan biaya sosial ekonomi yang sangat besar, lama, dan ketegasan pimpinan. Kalau mental birokrat masih tetap ‘project as usual’ dan perilaku masyarakat yg suka ‘nyampah’ tetap tidak ada sanksi, sampai kapanpun pekerjaan normalisasi sungai tidak akan pernah selesai. Berkacalah pada proyek penanganan jalan Pantura yg sudah berlangsung puluhan tahun tapi sampai kinipun masih amburadul. Bung Ahok selaku pucuk pimpinan DKI yg berani bertindak tegas dan visioner harus didukung bukannya dijegal dan dilemahkan. Pengadaan alat berat dan alat2 lain tanpa melalui tender akan tetapi melalui E-Catalog LKPP adalah jalan pintas yg cerdas dan tidak perlu dicurigai sbg perilaku korup. Maju terus Bung Jokowi-Ahok. Salam Jakarta Baru.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here