Kinerja Dinas Akan Dievaluasi

8
112

Ahok.Org – Beberapa kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta mendapatkan penilaian merah. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama, pun akan melakukan evaluasi terhadap kinerja bawahannya pada Desember mendatang. Jika pejabat yang tidak bisa memperbaiki kinerjanya maka akan langsung dimutasi.

Dinas yang mendapatkan nilai merah diantaranya yakni Dinas Kebersihan, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Perhubungan. Namun beberapa dinas diantaranya dianggap telah menunjukkan perbaikan. “Desember akan kita evaluasi semuanya. Yang sudah oke Dinas Perumahan, Kebersihan belum begitu bergerak, Pendidikan, Kesehatan, Dishub sempet lampu merah, tapi sekarang sudah mulailah,” kata Basuki, Senin (19/8).

Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum juga dianggap tidak ada kemajuan dalam beberapa aspek. Namun masih diberi kesempatan juga hingga Desember nanti. “Jadi begini, dia (Kadis PU) sudah dikasih peringatan 6 bulan. Karena PU kan ternyata tidak begitu bergerak, argumentasinya eselon 3 dan 4 tidak mau nurut. Tapi kalau Desember tidak bisa atau tidak mampu. Ya berarti harus diganti,” tegasnya.

Sementara, hingga saat ini hanya Walikota Jakarta Pusat, Saefullah yang dianggap kinerjanya cukup baik. Karena mampu membantu relokasi pedagang kaki lima (PKL) masuk ke Blok G, Tanah Abang. “Sementara yang bekerja dengan berani ya Walikota Jakarta Pusat,” ujarnya.

Ke depan untuk mengetahui kemampuan pegawainya, khusus untuk golongan IV B diminta membuat karya ilmiah sebagai salah satu penilaian. Saat ini kebijakan tersebut masih di kaji bersama dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Sebab saat ini tidak ada indikator khusus untuk melakukan penilaian terhadap pegawai yang jumlahnya mencapai puluhan ribu tersebut.

“Terus kita lagi berpikir, di DKI ini kan banyak golongan IV B, tapi kita tidak bisa tahu semua kinerja mereka. Nah, dia harus buat tulisan semacam karya ilmiah, seperti `Seandainya saya menjadi kepala dinas, kepala biro, atau asisten deputi`, itu salah satu penilaian. Aku lagi rancang sama Kepala BKD, Pak Made,” katanya.

Ditegaskan, pejabat yang telah berusia 56 tahun ke atas tidak akan diperpanjang kembali jabatannya. Meskipun yang bersangkutan memiliki prestasi yang baik. “Intinya Pak Gubernur sederhana, yang sudah usia 56 tahun jangan disambung lagi. Prestasi bagus juga tidak bisa. Supaya ada kesempatan buat yang lainnya,” tandasnya.[Beritajakarta]

8 COMMENTS

  1. Di jakarta butuh pegawai-pegawai negeri bermental, Rambo !
    Ksatria, mandiri, cerdas, dan demokratis.

    Aku masih sangat percaya, ada orang-orang bermental Rambo, walau sedikit, tetapi hasilnya luar biasa.

  2. Untuk Dinas Perhubungan saya memberi inputan agar diperhatikan waktu memeriksa mobil truk atau box lebih transfaran lagi karena yang saya perhatikan waktu mau menilang pasti tidak dijalan tapi masuk ke dalam warung atau yang sejenisnya kenapa harus begitu sebenarnya kalau mereka mau menilang yang tulis saja dijalan tidak perlu masuk ke suatu bangun itukan tidak benar dalam melakukan tugasnya.

  3. pak Ahok,jl daan mogot menuju tangerang, kondisi jelek sekali..masak ibu kota tidak ada marka jalan, justru masuk daerah tangerang lebih baik kondisi nya..
    kalau bisa, pinggir kali dari kali-deres sampai perbatasan tangerang di perbaiki jalan & taman nya..

  4. “Ditegaskan, pejabat yang telah berusia 56 tahun ke atas tidak akan diperpanjang kembali jabatannya. Meskipun yang bersangkutan memiliki prestasi yang baik. “Intinya Pak Gubernur sederhana, yang sudah usia 56 tahun jangan disambung lagi. Prestasi bagus juga tidak bisa. Supaya ada kesempatan buat yang lainnya,” tandasnya”.
    —–
    Utk pernyataan (Gub ato WaGub sebenarnya nih?) yg terakhir ini ane kurang setuju.
    Usia tidak menentukan kualitas/performa kerjaannya apalagi pemikirannya. Berkurang kuantitasnya scr statistik mungkin, tapi tidak drastis. Di yutub, nenek umur 80 taonan aja meski kacamataan tebel masih nyetir mobil sendiri(an) kemana2!
    Saya paling benci liat iklan lowongan kerjaan yg tertulis salah satu syaratnya yg intinya: “Hanya utk yg berumur kurang dari 27 tahun saja boleh mendaftar”, apalagi pake nulis gender lagi! Kayak lagi daftar jadi model aja, padahal jenis kerjaan non-frontdesk yg gak butuh penampilan cool en beautiful!.
    Kalau saya jadi pimpinan, jika memang tak ada lagi yg berkualitas dan secemarlang sekelas pemikirannya dan kreativitasnya spt si ‘renta’ 56 tahun itu, WHY NOT? Diteruskan saja lagi kontrak kerjanya, bahkan kalau perlu dibantu agar lebih efektif dalam pekerjaannya, toh sudah lebih dari cukup rentang masa pengabdiannya bagi perusahaan agar bisa dapat fasilitas dan servis ‘lebih’ dari perush. apalagi di swasta gak ada jaminan dana pensiun (kec. disebutkan di kontrak kerja).
    Kecuali memang performanya sudah menurun drastis shg jadi ‘boros’ (dan cacat fisik bukan ukuran/parameter bagi saya – semua tergantung pada kebutuhan jenis kerjaannya, tugas kita sbg manager utk membuatnya matching se-pas mungkin scr fungsional), atau dia yg memutuskan sendiri utk berhenti baru saya akan pikirkan utk ganti dgn yg baru, krn akan butuh biaya (waktu dan tenaga) utk training/’beli’ yg baru lagi.
    Kalo emang ketauan ‘busuk’-nya, ya langsung buang aja, daripada nularin virus busuknya ke yg lain – sama spt milih bahan makanan/sayuran busuk sblm disimpan. Karena biaya utk mempertahankan kebusukan akan jauh lebih besar drpd beli bahan makanan baru.
    Harusnya hal spt ini (perbandingan plus/minus, ‘jadi makin boros’ atau tidaknya bagi neraca perush.) yg jadi justifikasi utk pergantian karyawan/pegawai baru, bukan umur apalagi gender!
    Mungkin pola pikirnya disini, di orang2 Indo khususnya, orang2 tua akan dipelihara anak2nya, jadi mereka diharapkan takkan kelaparan ngais2 makanan di tong sampah, jadi bisa kita pecat scr umur patokannya. Sayangnya di belahan dunia lain, bahkan di beberapa kawasan Asia sendiri, orang2 tua belum tentu mau dirawat anak2nya, alias kudu cari makan sendiri ampe mampus, krn sampe minta2 anaknya ngurusin mereka itu sangat memalukan harga diri mereka sendiri!
    Itu sebabnya program pensiun ekstensif berkala (= nabung dikit2 utk diri sendiri kala renta nanti) sangat bermanfaat bagi orang2 renta diluar sana, klo disini mah gak laku choi! Soalnya pola pikirnya: “Urus anak yg bener biar anak ngurusin kita nanti.” Bener gak?
    Ya semoga saja diurus sama anak2nya si renta2 hebat itu sampe ajal nereka tiba, klo nggak sapa yg mo tanggung jawab? You ???
    Buat para tua renta hebat tapi mandiri, berharap saja duit pesangon yg dikasih perush. cukup utk buka usaha ‘lanjutan nasib mandiri’ – klo gak ente kudu pinter2 korupsi sblon dipecat tak terhormat… :D.
    Filosofi ‘confined/tight space’ idealism: “Bunuhlah yg tua agar yg muda bisa berkembang” – semoga saja tepat dan proporsional dlm penerapannya.
    Kalau saya, mending ciptakan lapangan kerja baru utk yg baru daripada membunuh yg lama tapi berkualitas tinggi hanya utk yg baru berkualitas rendah dgn harga diskon.

    “No sir, I won’t waste such beautiful mind-ideas-creativity, loyalty, honesty, and performance, even slightly reduced, over the stupid age and sex discriminations for a less than adequate performance at bargain price… Read my lips: No F***ing way!”

  5. Danau Sunter Barat, tanggung siapa yaa???

    Dinas PU atau Dinas Kebersihan, enceng gondok nya sudah setengah lebar danau, di zaman Foke pun belum pernah sampai kayak gini???

    Dua-dua nya dapat rapor merah, sudah saatnya diganti, model keparat begini…danau bagus-bagus didiemin sampai kayak Rawa Pening aja!!! Halah……

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here