Lebaran Betawi Diharap Jadi Destinasi Wisata Ibu Kota

6
73

Ahok.Org – Kegiatan Lebaran Betawi diharapkan tidak hanya menjadi event tahunan saja. Kegiatan yang kaya nuansa budaya dan hiburan ini, diharapkan jadi destinasi wisata yang mampu menarik wisatawan datang ke Jakarta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan selama ini Lebaran Betawi dilaksanakan di wilayah secara bergiliran. Dengan diadakan di Monas seperti hari ini, Sabtu (31/8) selain tidak perlu mutar-mutar lagi, turis juga bisa datang untuk melihat dan menikmati event Lebaran Betawi tersebut. “Saya lebih suka Lebaran Betawi seperti ini dipusatkan di Monas. Saya berharap Lebaran Betawi jadi destinasi menarik bagi wisatawan ibu kota untuk datang,” ujar Basuki Tjahaja Purnama, Sabtu (31/8).

Dalam event yang diikuti lima lima wilayah kota plus Kepulauan Seribu itu,  juga ditampilkan aneka kuliner dan kesenian Betawi, seperti tari topeng, tanjidor, gambang kromong, keroncong Jakarta, wayang kulit Betawi, ondel-ondel, layar tancap, lenong Betawi, palang pintu, dan permainan tradisional Betawi. Rencananya, acara akan berlangsung hingga, Minggu (1/9).

“Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, juga lebih suka Lebaran Betawi diadakan di Monas,” ucap Basuki.[Beritajakarta]

Terkait:  

6 COMMENTS

  1. Mohon pemda menertibkan tempat2 hiburan malam yang waktu bukanya bisa sampai 3×24 jam pada weekend dan sampai pagi hari bila weekday,(salah 1 yang terlihat jelas disebelah RS Husada).Disinyalir tempat2 tsb dipakai oleh pengedar & pengguna narkoba.Negara kita sudah menjadi produsen & pengguna narkoba terbesar.Bagi saya tidak ada manfaatnya mendapat pajak dari tempat2 hiburan seperti itu dibandingkan kehancuran generasi bangsa ini.

  2. “Ingin Waktu Paten Lebaran Betawi, Ahok: Tanya Budayawan Betawi”

    tanggal pastinya? ya ikutan sekalian sama lebaran imlek aja (atau following stlh imlek atau sebelumnya terserah, biar lebih lama waktu tayangnya), biar rame meriah abis sekalian jadi para pengunjung bisa punya pilihan lebih banyak dlm satu tempat dan waktu. Toh beberapa budaya betawi juga sangat bernuansa chinese/hokkian, spt budaya memberi bandeng ke mertua, memberi angpao ke anak2/belum menikah, pakaian/busana yg mirip (koko dan encim), bahasa ‘gaul’ yg terasimilasi (lu/gue, cepe/seceng, engkong, cancang, kemoceng), dst.
    Budaya Betawi/Jakarta tak lepas dari pengaruh budaya Cina/Hokkian yg sudah ada sejak lama di Jakarta, terutama prominentnya sejak Belanda datang di sekitar abad 16 dan mendirikan kota Batavia (bener gak jek? ane rada lupa nih) – ada perdebatan siapa yg mendirikan pertama kali kota jakarta/batavia, antara P.Jayakarta (“Jakarta”) vs Belanda (“Batavia”). Kalo orang betawi sptnya wajib milih Belanda, krn dari orang2 belanda inilah nama penghuni kota jakarta/batavia berasal: “Batavien” atau dgn lidah lokal: “Batawi”, trus jadi “Betawi” s/d sekarang.

    • RALAT:
      Klo emang aslinya Lebaran Betawi ngikutin Lebaran Idul Fitri, ya ikutin aja aslinya (ato tanya ahli budayanye aja spt yg pak AHok bilang) – tadinya ane kira ini acara hiburan rakyat baru pemda DKI.

  3. Menurut pendapat saya biarlah Lebaran Betawi diselenggarakan pada waktu tersendiri jangan digabungkan dengan Idul Fitri atau Imlek. Kalau digabungkan dengan Idul Fitri akan bisa mengurangi arti kemuliaan nya karena Idul Fitri bukan untuk hiburan melainkan untuk memperbanyak silaturahim antar warga ,antar keluarga, antar pejabat dengan warga. Kalau digabung akan bias.Begitu juga dengan Imlek jangan digabung dengan Lebaran Betawai agar bisa fokus peringatannya terutama bagi warga Tionghoa dengan menunjukkan budayanya seperti barongsai dan pernak perniknya. Kalau digabung akan rancu. Nah sekarang Pak JB akan mengangkat budaya Betawi ini agar diketahui oleh orang Indonesia sendiri maupun orang asing. Oleh karena itu harus fokus jangan digabung-gabung nanti akan membingungkan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here