Pemrov Akan Kumpulkan Pelajar se-Jakarta

6
86

Ahok.Org – Penyiraman yang diduga seorang pelajar pada belasan penumpang bus PPD 213 Jurusan Kampung Melayu-Grogol, membuat geram Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Kita mau kumplin, kemudian ketemu gubernur atau saya. Anak-anak yang petensi nakal, kita akan didik ngomong. Kita mau tayangkan, sebenarnya perbuatan apa yang tidak boleh dilakukan,” ujar Ahok di ruang kerjanya, Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (4/9/2013).

Diakuinya, ide tersebut merupakan masukan dari mantan Wakil Wali Kota Surabaya, Bambang Dwi Hartono. “Kita ngobrol, di Surabaya juga berantem seperti itu, jadi kita belajar banyaklah dari Surabaya, Pak Bambang,” terangnya.

Untuk melancarkan rencananya itu, Ahok lebih menyerahkannya pada Gubernur Joko Widodo. “Kota Surabaya saja bisa, tapi Surabaya sama Jakarta beda kan, kita akan coba, Pak Gubernur kan punya kelebihan untuk ngomong kalau saya malah tambah berantem nanti,” kata Ahok.

Namun, mantan Anggota Komisi II DPR itu tak mau gegabah menilai apakah pelaku penyiraman yang terjadi di kawasan Jatinegara itu benar pelajar atau bukan.

“Kita enggak tahu apakah ini pelajar beneran atau ada orang dendam, kita enggak tahu polisi lagi selidiki. Kan bisa macam-macam. Bisa saja orang bukan pelajar adia pakai seragam dia dendam sama orang, supaya tdak ketahuan,” tuturnya.

Jika memang terbukti pelaku penyiraman air keras itu dilakukan oleh pelajar, dengan tegas Ahok menyatakan pihaknya memerintahkan pada sekolah untuk memecatnya.

“Sanksinya pecat saja, dalam arti tidak naik kelas, seperti adik saya dulu berantem, yang perempuan. Adik saya kan kelas 3 SD berantem. Jadi putusan guru itu kita tidak akan naikkan kelas. Tapi bapak saya enggak kaget, jadi ibu yakinkan lebih baik anaknya enggak naik, kalau dia naik akan merusak mental dia,” kata Ahok.

Terkait cara untuk mendata siswa nakal itu sebelum diberikan pengarahan, mantan Bupati Belitung Timur itu menjelaskan, dengan cara bertanya pada pada guru. “Termasuk ketua OSIS nya, kan keliatan nanti, jadi kita lagi pikir kumpulin siswa sampai seribu kek, dua ribu kek,” terangnya. [Okezone]

6 COMMENTS

    • sudah seharusnya untuk pelajar yg tawuran dan melakukan kekerasan ini diberi hukuman yg tegas, sekolah juga harus tegas. misalnya hukuman tidak naik kelas atau dikeluarkan dari sekolah, trus orang tuanya juga dipanggil ke sekolah biar pada kapok. karena hal ini kemungkinan tidak dilakukan oleh pihak sekolah. kepolisian juga harusnya ada inisiatif untuk mencegah hal ini trus terjadi kan salah satu tugas polisi juga menjaga keamanan dan ketertiban cuma ya itu kerjaan ini gak ada duitnya jadi yg dicueikan aja sama polisi…hai polisi-polisi ditanah air coba donk ikut kerja membangun bangsa ini jgn cuma karena gaji gak cocok trus ogah-ogahan, trus cari tambahanlah duit lah dijalanan cari-cari kesalahan pengendara rakyat juga sudah muak dengan gaya kalian dijalanan.

  1. Pak Wagub, tawuran antar pelajar harus diperlakukan seperti menghadapi teroris saja pak. sebab levelnya sudah naik jadi pakai air keras & senjata tajam. Tidak usah lihat siapa yang mulai pak. Gelandang saja semua anak2 pelajar & mahasiswa yang tawuran. lempar ke militer untuk didisiplinkan pak selama 2 minggu – 3 bulan. biar habis babak belur mereka terkuras emosi berkelahi mereka untuk 12 bulan ke depan. kalau masuk penjara terlalu enak buat mereka.

    Kalau sampai lebih dari 10 anak yang terlibat tawuran dengan sekolah lain, maka sekolah itu dikasih peringatan keras dan ancam untuk ditutup / dipindahkan. jadi, biar siswa lain yang hajar habis teman2nya yang berandalan tsb, karna mereka semua yang kena imbasnya. biar sesama ortu murid rembukan untuk menjaga ketertiban belajar anak2nya di sekolah tsb.

    Pakai sistem sekolah luar negeri dong pak. sederhana tapi sangat manjur. libatkan peran ortu murid demi kepentingan anak mereka juga. lebih baik anak2 yang suka tawuran itu dikeluarkan dari sekolah daripada bikin 1 sekolah tawuran dengan sekolah lain. kalau mau teruskan sekolah lagi, harus wajib militer 3-6 bulan atau kerja sosial di panti jompo, di peternakan, dsb…

  2. Pelajar/mahasiswa pelaku tawuran sebaiknya jgn dimasukkan kepenjara atau kirim kebarak militer. Biasanya persepsi dikalangan mereka orang yg pernah rasain penjara atau keluar dari barak militer akan semakin diseganin dan ditakuti baik internal maupun lawan. Akhirnya orang ini akan kembali menjadi pimpinan dgn tindakan perusakan yg lbh brutal. Hukum kerja sosial dirasakan lbh tepat buat mereka apalagi proses Jakarta Baru perlu banyak pembangunan tentunya perlu banyak tenaga kerja. Hukuman pengadilan xx tahun maka selama xx tahun juga dia harus kerja sosial buat masyarakat. Setiap hari sehabis sekolah atau liburan sekolah dia harus menghabiskan xx jam buat kerja sosial. Bagaimana dgn tanggung jawab orang tua? Apa hanya sianak yg disalahkan? Orangtua dari anak yg nakal perlu dihukum denda juga krn bisa saja mereka lalai dlm pengawasan anaknya yg menjadi kewajiban tiap orangtua. Sebagai pemda, pemprov DKI perlu nyediain dan sosialisasikan kounseling khusus anak nakal dari para pakar secara gratis yg bisa dihubungin melalui telepon atau ketemu langsung. Kounseling ini berfungsi sebagai tindak pencegahan kalau saja ada orangtua yg sudah putus harapan menghadapi kelakuan sianak dan perlu bantuan ahli sebelum sianak terjerumus lebih dalam. Dengan saling terlibatnya pemerintah-orangtua-anak dalam porsi masing masing akan menjadikan hukum yg berkeadilan sosial.

  3. Mengapa korbannya harus membayar sendiri biaya rumah sakit, tidak bisakah pemerintah membebaskan seluruh biayanya. Kalau gak ada pos anggarannya atau kesulitan dasar hukumnya ya sudah pake aja uang operasional Gub n Wagub untuk membantu mereka .Kan korbannya yang naik bis umum kebanyakan bukan orang yang berkecukupan apalagi bila harus menjalani operasi. Jangan tunggu keluarga korban minta bantuan, langsung aja bantu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here