Jokowi: Duit Tata Kampung Jangan Buat Beli Televisi

2
63

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mewanti-wanti warga di RW05 Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, untuk tidak menyalahgunakan uang untuk menata kampungnya. Di daerah tersebut, Pemprov DKI memulai penataan kampung menjadi kampung deret.

“Jangan sekali-sekali duitnya diambil buat beli televisi, buat beli motor. Hati-hati nanti, ya,” ujar Jokowi saat peresmian dimulainya penataan kampung tersebut, Kamis (31/10/2013).

Kekhawatiran Jokowi ini mengingat penataan kampung menjadi kampung deret berbasis pada masyarakat sendiri, mulai dari desain bangunan, hingga ide soal bangunan tersebut. Bahkan, penataannya diserahkan kepada pemilik rumah sendiri.

Sebelum dimulai penataan, Pemprov DKI mendata jumlah kepala keluarga di kawasan itu. Setiap kepala keluarga akan diberikan uang untuk menata sendiri rumahnya, yakni Rp 1,5 juta per meter dan maksimal 36 meter.

“Nanti kan ada yang ngecek. Apakah 100 persen duit itu buat membangun atau buat beli yang lain. Jangan sekali-kali buat yang lain, ya,” ujarnya.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah DKI Yonathan Pasodung mengungkapkan, pihaknya telah membentuk tim pengawas yang terdiri dari unsur pemerintah serta konsultan bangunan. Mereka akan mengawasi pemberian uang kepada warga untuk penataan kampung jadi kampung deret.

“Mereka yang awasi mekanismenya. Mekanismenya pun tidak semua langsung diberi. Tapi 40 persen, kemudian 40 persen lalu 20persen,” jelasnya.

Yonathan mengungkapkan, peresmian dimulainya kampung deret di Petogogan merupakan simbolisasi dimulainya penataan 25 kampung lainnya jadi kampung deret. Total, ada 4.467 rumah yang akan direnovasi Pemerintah Provinsi DKI yang menelan anggaran dengan total Rp 240 miliar.[Kompas.com]

2 COMMENTS

  1. Saya sebetulnya lebih condong ke sistem pembangunan kampung deret seperti di Tanah Tinggi, mengawasinya lebih mudah – hanya kontraktornya.
    Dengan masing2 membuat designnya, bisa membuat kesan tidak beraturan. Paling tidak sebaiknya ada pengarahan bentuk luarnya.
    Saya harap sistem perlistrikannya diawasi dengan baik, baik kabel (SNI) dan outlet (stopkontak/saklar-SNI) dan peletakkannya.

    • Setuju pak….lebih bisa diawasi….klo kontraktornya mcm2.
      Nanti kelihatanny jadi beda2 sendiri…masih bagus klo warga sepakat….contohnya…disain minimslis eropa….nah klo sesuai keinginan msng2 ….jadi ga indah dan tertata….apa bedanya dg kompleks perumahan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here