39 Kali Sub Makro di Jakarta Bermasalah

4
66

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengungkapkan bahwa 39 sungai sub makro di Jakarta kondisinya mengkhawatirkan. Dia menyebut, kali-kali  itu antara lain Sunter, Cakung, dan Grogol.

Kondisinya disebut mengkhawatirkan karena lebar dan kedalamannya jauh dari ideal. Menurut dia, Pemprov DKI masih belum mampu melakukan normalisasi kali yang bertugas membantu 13 sungai utama mendistribusikan air tersebut.

“Paling baru 20 persen kali yang coba dibersihkan. Kami tidak akan sanggup bersihkan semua tahun ini, tapi sampai Desember kami upayakan ada yang dikeruk,” kata Ahok, sapaan Basuki di Balai Kota Jakarta, Rabu 20 November 2013.

Kali sub makro ini ukurannya memang lebih kecil dibanding 13 sungai utama seperti Ciliwung, Krukut, dan Angke. Namun lebih besar dari 884 saluran penghubung yang ada di Jakarta seperti Masjid Istiqlal.

Hampir semua kali sub makro di Jakarta tidak mendapat perawatan lebih dari 20 tahun. Dampaknya kedalaman kali ini tinggal 1-2 meter dari kedalaman normal 4-5 meter.

Sedangkan lebar kali yang idelanya 8-10 meter saat ini tinggal 5-6 meter saja. Maraknya pemukiman liar telah membuat permukaan kali kian menyempit. “Ini yang bikin susah kami buat bersihkan. Bagaimana mau mengeruk masukkan alat beratnya saja susah,” ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudi Siahaan, mengatakan upaya pengerukan kali sudah dilakukan sejak pekan ini. “Target kami 18 kali sub makro yang kami kerjakan sampai Desember dari total 39 kali. Sisanya dilanjutkan tahun depan,” ujar Manggas.

Saat ini Dinas PU fokus menjaga kedalaman kali. “Kami keruk dulu biar kedalaman bisa lebih dari dua meter. Kedalaman ini bisa bantu nampung air saat hujan datang. Setelah selesai kami mau turap biar lebar kali bisa kembali normal,” katanya.[Viva.co.id]

4 COMMENTS

  1. Keruk, turap, buang, dilakukan setiap hari.
    .
    Supaya nampak kegiatan di sungai-sungai, kali-kali.
    .
    Supaya penduduk bantaran tahu, bahwa mereka menempati tempat terlarang yang menyulitkan tugas pembersihan sungai / kali.
    .
    Kegiatan terus-menerus ini akan makin mendorong mereka utk niat pindah.
    .
    .
    Masak kalah dengan hewan-hewan??
    .
    Sapi-sapi di kandang aja ngerti kok ! Kalo kandangnya sedang dibersihkan, sapi-sapi itu akan pindah sendiri tanpa diusir-usir (disuruh-suruh).
    .
    .
    Manusia kalah pinter dengan hewan??
    Absurd !

  2. kalah pintar sih tidak lah,
    kalah peduli juga nggak lah,
    kalah kreatif, lebih lebih nggak lah, toh bandingannya hewan!!

    tapi menang egois, ini mah pasti banget!!

    bahan diatas, dicampur jadi satu = sampah masyarakat!! tidak kita perlukan kecuali jadi specimen pathology.

    teman saya bilang : orang disini pintar2, cerdas2, diajari (+) menambah, (-) mengurangi, (x) perkalian pada dapat angka bagus dan langsung menguasai, tapi giliran (/)pembagian, pada jeblok semua, karena hanya mampu membagi dng angka (1) satu, apapun unitnya, baik 1 orang/1 keluarga/1 golongan/1 kelompok dst.dst.

    mana tuh pelajaran budi pekerti di zaman “orla” dulu? dimusium?
    salam,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here