Basuki Akui Banyak Operator Tak Sesuai Sistem Kerja UP Transjakarta

10
153

Ahok.Org – Sopir transjakarta Koridor V (Kampung Melayu-Ancol) dan Koridor VII (Kampung Melayu-Kampung Rambutan) kembali mogok beroperasi. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui tak sedikit operator yang tak sesuai dengan sistem kerja Unit Pengelola (UP) Transjakarta.

“Makanya, kita mau beli bus lebih banyak, dan besok, pas busnya datang, kita operasikan sendiri saja busnya,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Rencananya, Desember ini akan datang sebanyak 310 unit transjakarta dan 346 unit bus sedang. Bus-bus baru itu akan dikelola sendiri. Langkah itu diambil karena operator-operator yang bekerja sama dengan UP Transjakarta sebagian besar tidak memiliki manajemen yang baik.

Operator masih sering mempertahankan bus-bus yang keadaannya sudah memprihatinkan. Selain itu, mereka juga kerap mengalami permasalahan penunggakan gaji sopir sehingga tak sedikit koridor transjakarta yang tidak beroperasi akibat mogoknya para sopir tersebut.

Apabila berada di bawah pengelolaan DKI, kata Basuki, gaji para sopir dapat 3,5 kali dari nilai upah minimum provinsi (UMP) DKI, mencapai Rp 10 juta. Kendati demikian, semua rencana itu harus terlebih dahulu diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Apabila DPRD tidak menyetujui perihal tersebut, DKI akan menggunakan pola iklan. Pola iklan adalah pemasangan iklan oleh perusahaan komersial di sepanjang jembatan penyeberangan maupun jalur transjakarta.

Pengadaan bus sedang dan transjakarta itu juga telah diusulkan ke dalam e-catalog oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Selain pengadaan bus, DKI juga akan mengusulkan pelayanan servis berkala terhadap bus-bus baru sehingga tidak perlu membutuhkan lelang tender yang memakan waktu cukup lama kembali.

“Jadi, kita tidak bisa lagi disandera oleh operator mana pun. Kami tidak bisa menoleransi untuk kepentingan umum,” kata Basuki lagi.

Untuk diketahui, sebelumnya, ratusan penumpang transjakarta di Halte Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, menumpuk akibat tidak beroperasinya unit transjakarta Koridor V dan VII jurusan Kampung Melayu-Ancol dan Kampung Melayu-Kampung Rambutan. Akibatnya, para penumpang ada yang mengantre selama 1 hingga 2 jam lantaran unit transjakarta yang beroperasi tidak berjalan maksimal.

Kepala UP Transjakarta Pargaulan Butar Butar mengatakan, penyebab mogoknya para sopir ialah lantaran operator bus, PT Lorena, belum membayar gaji karyawan. “Kami sudah menghubungi operator dari PT Lorena agar segera mengoperasikan kembali bus transjakarta Koridor V dan VII,” ujar Pargaulan.

Untuk mengatasi hal tersebut, ia telah mengerahkan bantuan dari tiga operator lainnya, yakni PT Damri sebanyak 6 unit, PT JMT 16 unit, dan PT TMB sebanyak 3 unit. [Kompas.com]

10 COMMENTS

  1. tegas sedikit kenapa??? pemprov DKI Jakarta kalau ngalah mulu, sampe 5 tahun juga ga kelar-kelar proyek lancar busway nya…. kalau DPRD masih mau menghambat mulu, udah cari pendanaan swasta aja, kayak iklan…

  2. maklum,, udh mo pemilu,, cari duit. dipersulit semuanya.. taun depan klo udh ganti presiden,, harapanny ya,, urusan yg bginian gk sulit sharusnya. berharap ooh berharap..

  3. Iwan Alexso Muskitta,

    Selamat pagi Bang Ahok, salam sejahtera di hari Jumat yang cerah ini.

    Saya kembali menulis ke Bapak mengenai perihal yang sama yang semakin lama semakin gemas saya melihat progress nya dan seakan akan semua pihak menutup mata, telinga dan mulut untuk hal ini.

    Bang Ahok yang menurut saya seorang yang memiliki ke radikalan dalam menangani situasi situasi yang berbau “Busuk” dan membuat gebrakan gebrakan yang cukup impressive tetapi untuk hal yang satu ini kelihatannya lumpuh dan tak berdaya, padahal ini adalah hal yang sangat menentukan keselamatan rakyat banyak, rakyat yang sangat naif dan lugu, rakyat yang terdoktrinasi dengan berita berita di media, rakyat yang begitu percaya dan menaruh kepercayaan mereka sepenuhnya ke para pemimpin daerah mereka, rakyat yang akan merasakan janji kenyamanan dalam berkendaraan umum, rakyat yang tahu bahwa keselamatan jiwa mereka terjamin disaat mereka menumpangi kendaraan umum, rakyat yang berseru seru dan mengindolakan apa yang Bang Ahok dan Pak Jokowi janjikan ” Jakarta Baru”.

    Ironisnya adalah, rakyat ini pula yang akan menjadi korban sewaktu Bus Transjakarta meledak, keluarga, istri, suami, anak anak merekalah yang akan menjadi korban, mereka hanya bisa menerima fakta yang berkata ke mereka, sudah suratan, sudah takdir, kalau anggota keluarga mereka menjadi korban dalam kecelakaan ini, ayah mereka, ibu mereka, anak mereka, tumpuan keluarga mereka yang menjadi korban dalam insiden ini, terima saja dengan lapang dada, terima saja uang duka cita yang mungkin hanya bertahan untuk sebulan. Ini adalah rakyat rakyat yang naif dan percayakan semua ke Bang Ahok sebagai pemimpin mereka.
    Dilain pihak, para pengusaha Bus China, mereka tidak perduli siapa pemimpin mereka, seperti mereka katakan dalam meeting progress di Dishub pada hari Selasa, “semua sudah kami atur, tidak akan ada masalah…” bahkan slogan ini mereka sampaikan dengan bangganya pada principle mereka di China, sehingga sewaktu saya bertanya pada para principle mereka disana, semua mengatakan, mereka sadar bahwa ada surat dari BPPT yang menyatakan hal hal yang berkaitan dengan spesifikasi tabung CNG yang direkomendasikan untuk di pakai tetapi mereka juga mengatakan dengan nada sedikir arrogant kalau partner mereka telah mengatur dengan pihak di Dishub bahwa spesifikasi tersebut tidak perlu di ikuti dengan alasan tabung yang aman terlalu mahal.
    Terlalu mahal??? apakah harga tabung lebih penting dari jiwa manusia?? setelah saya selidiki “Terlalu Mahal” yang menurut mereka hanyalah menurunkan keuntungan mereka dari 18 Milliard menjadi 16 Milliard rupiah per paket, jiwa puluhan, ratusan bahkan ribuan rakyat kita hanya di hargai senilai 2 Milliard rupiah???

    Mereka, para pengusaha Bus dari China ini mungkin tidak pernah menginjakan kaki mereka di Bus Transjakarta, istri atau suami mereka tidak pernah, anak anak mereka pun tidak pernah bermimpi untuk naik Bus Transjakarta, sewaktu nanti terjadi kecelakaan dimana tabung yang murah yang mereka gunakan meledak, mereka sedang duduk nyaman di belakang mobil mewah mereka, anak anak mereka sedang sekolah di luar negeri, istri mereka sedang pergi shopping di luar negeri, bayangkan apa yang akan keluar dari mulut mereka? apakah mereka akan berteriak dan menangis dan menyesali perbuatan mereka? atau langsung mencari keluarga keluarga korban dan menjamin kelangsungan hidup keluarga korban seumur hidup? jawabannya Anda dan saya tahu, TIDAK AKAN!!

    Mereka mungkin akan tertawa dan saling menebakus China ini, Bus siapa tuh yang meledak? Dibayar aja lagi orang orang yang menyelidiki kasus ini! Sama aja, semua bisa diatur, semua cuma masalah uang!! Kejam dan sangat menjijikan sekali!!!

    Dishub pernah menulis surat ke BPPT menanyakan soal penjelasan spesifikasi tabung type 4 yang layak di gunakan di bus Transjakarta, karena tabung adalah komponen yang sangat vital yang langsung berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia / penumpang.

    Surat jawaban BPPT ke Dishub No.230/ptist/tirbr/nd/8/2013 20 Juli 2013 perihal penjelasan spesifikasi tabung type 4.
    isi dari surat tersebut menjelaskan 3 points:
    1. Tabung type 4 yang akan di pakai haruslah telah memiliki pengalaman di pakai di Industri Bus selama minimum 2 tahun dan tidak pernah bermasalah.
    2. Tabung type 4 tersebut sudah beredar di minimum 2 negara.
    3. Tabung type tersebut telah di pakai atau di rekomendasi oleh minimum 2 perusahaan Bus ternama.

    Points diatas gunanya agar Jakarta tidak di jadikan lahan uji coba bagi perusahaan tabung yang belum memiliki “Proven Technology”, saya rasa ini sangatlah baik, apalagi kaitannya ke keselamatan jiwa manusia.
    Surat rekomendasi BPPT sebagai Team Perencana sekaligus konsultan Tidak di teruskan oleh Satker (Satuan Kerja) /Pejabat Pembuat Komitment ke para pemenang tender, surat diberikan hanya oleh BPPT, yang mana harusnya di keluarkan resmi oleh Dishub. Apakah ini strategy Dishub untuk mengambangkan peraturan / speksifikasi yang dibuat oleh BPPT?

    Mengapa Dishub sebagai yang punya anggaran bisa di dikte oleh Pengusaha Bus dari China, tidak mematuhi Lembaga Negara yang sangat terakreditasi dan poksi di bidang technology. BPPT sebagai konsultan Dishub, intitusi yang yg memiliki wewenang dalam Mengkaji dan Menerapkan Technology.

    Tabung tabung yang tidak sesuai dengan spesifikasi diatas saat ini sedang di pasang di Bus bus dari China di Indonesia.
    Tabung yang mereka datangkan ini merek Xperion, yang mana tidak memiliki pengalaman di Industri bus selama 2 tahun dan berarti belum terbukti technology nya.

    Saya berharap Bang Ahok dan Pak Jokowi secepatnya menindak para pemain pemain ini yang mempertaruhkan jiwa dan keselamatan masyarakat banyak demi keuntungan pribadi mereka.
    Marilah kita bersama sama peduli akan keselamatan jiwa rakyat kita, mereka mereka yang begitu naif dan menaruhkan kepercayaan mereka bahkan keselamatan jiwa mereka pada keputusan keputusan Bapak Bapak sekalian, jangan mereka di korbankan!!

    Saya tahu para pengusaha bus bus dari China ini telah membayar media serta membuat berita berita seakan akan adanya kepentingan yang sangat mendesak untuk mendatangkan dan menyiapkan bus bus tersebut sebelum akhir tahun kalau tidak kemacetan akan semakin parah.

    Kalau masyarakat di beri pilihan secara jujur, pilih macet atau terbakar dalam Bus Transjakarta yang meledak, saya yakin mereka siap macet untuk 6 bulan lagi atau mengantri Bus Transjakarta 6 bulan lagi dari pada menerima berita suami, istri , anak atau keluarga mereka terpanggang dalam Bus Transjakarta.

    Tolong surat saya ini di tindak lanjuti secara real Bang Ahok, jangan hanya bagian dari arsip surat yang masuk ke filing cabinet Bang Ahok dan Pak Jokowi.

    Akhir kata saya ingin meninggalkan Bang Ahok dengan surat dari Yakobus 4:17 yang berbunyi: “Siapa yang mengetahui apa yang benar untuk di lakukan tetapi tidak melakukannya, maka dia berdosa”

    Jabat erat

  4. Setuju, masukan yg bagus Pak Iwan…..urgent, but yg paling utama “SAFETY FIRST” <<< control,control,control. Bisa saja yg terbakar didalam bus ada anak2 yg mgkn kelak jadi Presiden, Gub/Wagub, Dokter …. pokoknya org yg berguna pd waktu dia dewasa, tapi meninggal krn keteledoran kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here