Basuki: Jangan “Maksa” Tinggal di Pinggir Kali

12
160

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengimbau warga yang membangun permukiman liar dan menetap di bantaran sungai agar bersedia pindah. Jika tidak, maka banjir akan terus mengancam kehidupan mereka.

Basuki mengatakan, warga harus menyadari bahwa saat ini Jakarta perlu membangun hunian dengan konsep vertical housing, seperti rusun dan apartemen. “Kalau tidak punya duit, jangan maksa tinggal di pinggir kali. Sampai kiamat pasti kebanjiran,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (21/1/2014).

Menurut Basuki, dalam kondisi banjir besar seperti ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi sasaran kesalahan. Basuki tidak menerima tudingan tersebut sebab Pemprov DKI Jakarta telah memperingatkan para warga untuk pindah ke rusun sejak jauh hari.

“Setelah ini, saya sikat semuanya. Kamu mau bilang tuduh saya dengan pelanggaran HAM paling berat, saya enggak peduli, dan saya sudah punya buktinya,” kata Basuki.

Basuki menyarankan agar warga yang masih tinggal di bantaran sungai bersedia direlokasi atau pulang ke daerah asalnya masing-masing. Warga yang menentang kebijakan Pemprov DKI, lanjut dia, merupakan warga yang memiliki usaha dan kontrakan di bantaran kali.

Untuk menghadapi warga seperti itu, Basuki telah meminta Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta untuk mengungkap pajak warga yang mendirikan bangunan di kawasan perairan tersebut. Dengan ancaman itu, maka warga akan takut dan mengikuti instruksi Pemprov DKI Jakarta untuk relokasi ke rusun.

Basuki mengatakan, tahun depan seluruh permukiman di bantaran sungai maupun waduk harus bersih dari permukiman liar. Meskipun penolakan warga dilatarbelakangi oleh organisasi masyarakat (ormas) ataupun menggunakan senjata tajam, Pemprov DKI tetap akan membongkar permukiman tersebut.

“Kalau kita bawa polisi, bilangnya intimidasi. Makanya sudahlah, untuk penggiat-penggiat HAM itu, beri saya definisi ‘hamburger’ yang jelaslah,” ujar Basuki. [Kompas.com]

12 COMMENTS

  1. Saya yakin, yg berulah karena ada kepentingan, entah kontrakan, uang jago, dll. Yakin, warga pd dasarnya mau diatur baik2, lha demi kepentingan sendiri, kepentingan keluarga sendiri supaya hidup lbh layak, dan kepentingan negara koq.
    Yakin, pemda akan di back up penuh satpol PP, Polri, TNI, karena banyak koq taruna negara terbaik yg sudah muak dengan kesemrawutan, korupsi, kebusukan, premanisme… Ayo bergandeng tangan, bukan perang melawan rakyat lo, tp melawan premanisme dan orang yg melanggar HUKUM!
    Maju terus Jakarta Baru – Indonesia Baru!

    • Mereka yg hidup di pinggiran bantaran kali karena kebiasaan yg sdh turun menurun dan beranak pinak sehingga ogah di ajak pindah.Mungkin mereka ngebayaingin hidup di rusun kan bayar segala macam iuran,sementara pendapatan itu-itu saja. Sangat kompleks aspek sosial “busuk” spt itu terus berlangsung.

        • iya bung Chandra. bayar kontrakannya pake jual tubuh, atau anaknya terpaksa kerja buat jual narkoba atau pemulung dsb untuk tutup hutang. lingkaran setan sudah. sedang di rusun kan bayar uang sewanya pake uang beneran bukan dalam bentuk lain. warga seperti itu mending diusir keluar dari Jakarta saja untuk saat ini, biar pemprov DKI bisa nafas dikit beresin DKI yang semerawut gini.

  2. Pak Wagub, warga DKI yang baik dan mau diatur pemerintah dan bayar pajak jangan dihukum dengan banjir sehingga merugi besar karna ulah warga di bantaran kali. Bapak harus adil bagi kami2 ini. atau sekalian saja perang sipil antar warga2 yang slalu merasa termarginalkan dengan warga2 yang merasa dicukupkan. toh, pembantu2 dan para baby sitter atau driver pun dari kampung2 di daerah adalah tukang pencuri semua dari rumah2 majikannya. baiknya sistem di arab saudi ataupun malaysia diberlakukan saja. tindakan sadis dan kejam disana mampu membuat para tki dan tkw kita jadi bisa diatur baik seperti hewan peliharaan yang terlatih 🙂

  3. mendingan btp lgs buat perjanjian legal secara hukum agar semua ormas/organisasi agama/komnas ham/yg cerewet lainnya agar tidak menganggu bila ada penggusuran.

  4. semakin lama gw perhatiin, ahok ini cuma ngomongnya doang yg kenceng…buktinya dari dulu nutup jalan masuk ke mall semanggi yg bikin macet parah aja engga berani…banyak lagi omongan dia yg kenceng tapi realisasinya nihil…buka tuh rekaman omongan dia di detik.com atau media online lainnya. Biasanya orang yg kenceng mulut cara pendekatannya,di geprak dikit langsung keder ciut mentalnya. Mana berani ahok lawan ormas seperti FPI.

    • daripada loe, cuma bisanyaahhh nulis komen.. mending Ahok, ngomong kenceng tapi kerjaan beres , jelas2 sekarang jakarta jadi bagus…
      Cuma masalah banjir n macet yg belum tuntas
      GO JOKOHOK…. hajar semuanya….

    • bung ziffy setiap keputusan itu ada tempo, kondisi dan situasi. ngak semuanya harus dilakukan langsung ” emang tanah bapak nenek moyang elu ?” kalo bahasa betawinya.
      pemerintahan yang baik adalah melihat apa yang negatif dijadikan positif dan melihat solusi dan bukan langsung hajar, seperti orang kampung. saya paham kalo bung ziffy bertanya kenapa ngak langsung di laksanakan apa takut atau beraninya ngomong doank. tapi setiap pelaksanaan itu ada pemikiran yang panjang dan matang. menurut saya juga plaza semanggi itu biang kemacetan mungkin anda bukan pengguna jalan disana sehingga ngak tahu betapa capeknya memiliki kegiatan rutin disana. anda boleh mengkritik dan memberikan solusi tapi jangan mencela. perkataan anda menunjukan karakter anda bung ziffy -peace.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here