DKI Terus Tagih Utang Fasum Pengembang

10
132

Ahok.Org – Untuk mengatasi persoalan banjir dan pemukiman kumuh di ibu kota, selain merevitalisasi waduk dan membuat sodetan, Pemprov DKI juga terus memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH) dan fasilitas umum (fasum) berupa rumah susun (rusun).

Termasuk juga di daerah rawan banjir Kelapa Gading. Namun sayangnya dari 13 pengembang yang memiliki bisnis di Kelapa Gading, hanya satu di antara mereka yang sudah mulai menunaikan kewajibannya.

Ketua RW 12 Kelurahan Pegangsaan Dua, Sudirman mengatakan, dari 13 pengembang yang berpatisipasi dalam pembangunan pemukiman di wilayah Kelapa Gading, hanya satu saja yang peduli terhadap pembangunan RTH. Hal itu disampaikannya di sela-sela peresmian taman kota oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

“Dari 13 pengembang mengapa hanya Sumarecon Agung saja yang peduli? Andai dari 13, ada 10 saja yang peduli, saya kira Kelapa Gading menjadi kawasan yang bersih dan bebas dari banjir,” ucapnya, Sabtu (25/1).

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berjanji akan meminta Walikota Jakarta Utara untuk mendata kewajiban pengembang. Setelah terdata, mereka akan ditagih untuk melaksanakan kewajibannya apakah dalam bentuk membangun rumah susun maupun sarana lainnya.

“Pak walikota yang lebih tahu. Akan kita tagih utang-utang pengembang,” ujarnya.

Sementara ini, diakui pria yang kerap disapa Ahok itu, pihaknya sudah mengantongi data sejumlah pengembang yang masih belum menunaikan kewajiban. Namun, untuk dapat menagih, diakui Ahok, pihaknya terkendala aspek hukum yang membutuhkan proses.

“Tapi kalau nakal, mereka akan kita diemin tidak dilayani. Bisa saja kita menahan sertifikat layak fungsi gedung mereka,” tegasnya.

Terhadap para pengembang yang dianggap nakal, bahkan Basuki mengatakan berani membeli aset mereka bila tetap ngotot. Karena saat ini, menurutnya Pemprov DKI memiliki anggaran yang cukup untuk membayar aset mereka bila memang dibutuhkan.

“Pemprov itu lebih dari konglomerat. Pengembang yang ngeyel-ngeyel, kami beli saja gedungnya sesuai harga pasar,” jelasnya.

Namun demikian, Basuki, tetap berharap para pengusaha dapat bersinergi dengan pemerintah. Karena diakui dirinya, keberadaan perusahaan properti di sisi lain juga memberikan keuntungan pada aspek ekonomi masyarakat.

“Kita ingin saling seimbang, properti sangat memungkinkan, mal juga pajaknya baik. Efek pengembangan ekonomi juga baik,” tukasnya. [Beritajakarta]

10 COMMENTS

  1. Ah.. ternyata Sumarecon tidak cuman nama besar, tapi juga mampu untuk melaksanakan kewajibannya. Berarti ia pengembang yang benar2 bonafide, bisa pegang janji dan juga pastilah perusahaan yang beneran sehat. Yang 10 pengembang lainnya yang mangkir tulis disini pak biar semua warga tahu dan berhati2 dalam berurusan dengan pengembang2 mafia tsb. Ini untuk meminimalisir jatuh korban lebih banyak dalam berurusan dengan para mafia properti tsb. thanks pak.

  2. Kalau orang kaya dijakarta klo dermawan semua pasti warga jakarta pd sejahtera semua juga, tp sayang orang kaya dijakarta pager rumahnya tinggi-tinggi dan sudah langka jg ada yang mau bertetangga dan peduli lingkungan sekitar, kita ini makhluk sosial bang bkn dng alasan basi yaitu “privasi”
    I love ahok

    • aneh, orang mo buat pagar tinggi kok jadi alasan baik atau gak nya, emang nya gak banyak yang dermawan di jakarta ? kayaknya sih setahu gua banyak yang dermawan walau pun gak kaya atau super kaya, cmn yang jahat dan rakusnya juga tingkat tinggi jadi tenggelam yang baik dan dermawannya

    • gak nyambung…

      pager tinggi, ya tinggal pencet bel, kasih surat dan ajak kerja bakti misalnya. Gerakan RT/RW sekitar, biar warga saling mengenal, itu bgs. Tapi jangan minta sumbangan tanpa tanda terima melulu…

  3. Kesannya kontraktor keluar ijin lsg lupa, apa tdk ada hukum yg memaksa mereka sadar memberikan fasum yg jd hak pemrov DKI Jakarta, atau lain kali bangun fasum dulu baru izin dikeluarkan, itu lebih bagus…tdk ada pengemplang fasum!!!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here