BTP Tak Ingin Perbaikan Jalan Jadi ‘Proyek Abadi’

16
177

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak mau jalan di Jakarta disebut “proyek abadi”, seperti jalur pantai utara Jawa yang tiap tahun selalu rusak dan diperbaiki. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mempersiapkan teknologi pembetonan jalan agar strukturnya tidak cepat rusak.

Yang terjadi selama ini, kata pria yang akrab disapa Ahok itu, jalan di Jakarta tidak tahan lama. Permukaannya selalu rusak setiap hujan melanda sehingga proyek pengaspalan setiap tahunnya selalu dianggarkan. Ahok pun melirik teknologi pembetonan jalan yang tak cepat rusak dan teruji di negara-negara maju Eropa.

“Selama ini kan di kita hanya tempel-tempel (aspal) saja. Ada ini teknologi dari Eropa, setelah dibongkar, jadi kuat,” ujar Basuki kepada wartawan di Balaikota pada Rabu (29/1/2014).

“Kayak Kemen PU kan gitu yang di pantura. Tiap tahun ‘proyek abadi’ karena nggak pernah hitung soal konstruksi bawahnya (bawah permukaan aspal), 10 tahun apa 20 tahun,” lanjutnya.

Basuki mengatakan, dengan pola pengerjaan yang dianggapnya kuno, pekerjaan menjadi tidak efektif serta efisien. Sudah rugi uang lantaran tiap tahun menganggarkan di sektor sama, pemerintah juga rugi waktu karena hanya fokus ke satu pekerjaan, yakni penambalan aspal saja. Padahal, ada hal lain yang memerlukan penataan.

Rencananya dalam waktu dekat, Basuki akan mengoordinasikan rencana penataan jalan di Jakarta tersebut dengan Dinas Pekerjaan Umum DKI. Dia bercita-cita, Jakarta jadi kota yang modern.

“Jadi, selama 10 sampai 20 tahun, tidak hanya nambal saja kita. Pakai teknologi kota dong, jangan kayak kampung gitu. Ini kan Ibu Kota, masa kerjanya kayak di kampung gitu,” ucapnya.

Selama ini, setiap tahunnya, Dinas PU DKI selalu menganggarkan dana tersendiri untuk menambal jalan rusak. Bahkan, hanya Dinas PU DKI yang memiliki “anggaran sewaktu-waktu”. Anggaran itu untuk keperluan pembenahan infrastruktur yang mendesak. Salah satunya adalah menambal jalan berlubang.

Anggota Komisi D DPRD Jakarta, Muhammad Sanusi, mengatakan bahwa “anggaran sewaktu-waktu” atau diistilahkan “dana swadaya infrastruktur” sebesar Rp 20 miliar per suku dinas dan Rp 300 miliar di Dinas PU DKI Jakarta. [Kompas.com]

Basuki: Jangankan Apindo, Rakyat Juga Rugi kalau Ada Banjir

16 COMMENTS

  1. permukaan Jalanan jakarta harus ada kemiringan /Cembung (Jalanan di luar negri cembung permukaan jalannya), supaya air bisa ngalir ke drainase.
    Situasi skrg , jalanan JKT bergelombang, naik /turun tidak jelas, sudah pasti akan terjadi genangan .

  2. Selama urusan galian dan drainase tidak pernah dibereskan, warga juga tidak dipaksa untuk bikin pagar tidak melebihi jalur got di depan rumah/toko, maka urusan perbaikan jalan akan terus jadi proyek abadi yang sangat didambakan dan dielu2kan oleh orang2 PU. itu sumber uang tetap mereka. Pak Wagub tutup itu, mereka pun akan berontak bikin lubang2 disana sini dan diciptakan pekerjaan baru supaya uang bisa ngucur keluar. Waduk saja dilubangi sampai meteran panjangnya itu kapan, pak Wagub saja masih kerepotan untuk awasi. bisa jadi orang PU juga yang jadi pelaku pelubangan tsb 🙂 Harusnya ada orang pengawas yang incharge untuk per wilayah2 yang kerjanya keliling untuk cek2 tempat & pekerjaan penggalian kabel. catat perusahaan2 siapa saja yang punya kerjaan. setelah selesai, ia bikin laporan harian. bila ternyata hasil galian tidak beres, laporan dia sudah langsung ke kadis dan copy ke gubernur.

    • Iya setuju banget sama Grace, sengaja diberantakan tatakotanya, biar bisa jadi sumber rejeki semua..
      biar ga “proyek abadi”, mesti sediakan ruang untuk pipa air,pipa gas, kabel2, setelah itu baru bisa di cor dengan teknologi canggih supaya tahan 10-20tahun.

  3. Pak JA

    ke 1
    Mungkin teknologinya mesti dikaji kembali siapa tau selama ini yg digunakan teknologi Galo Tulo
    (Gali Lobang Tutup Lobang)

    K e2.
    Sebaiknya diberikan ke BUMN saja
    Kan lebih mudah melakukan auditnya dan untuk pencegahan Hengky Pengky Anggaran serta kwalitasnya terjamin

    dan dibuat kontrak dengan specs dan kwalitas yang jelas dan garansi yang jelas

    ke 3
    Sepertinya sebagian dari kita sudah masuk era “Sapi sapi”

    (Saya pikir saya pintar)

    jadi kalau jalan berlobang tiap tahun diberitahu alasannya karena kena hujan terus masyarakat percaya ,padahal banyak juga masyrakat (silent majority)yang paham bahwa kalau di Negara maju koq tidak seperti begini jangankan berlobang cari jalan becek saja susahnya setengah mati,mau lihat yang namanya got saja susah ,karena semua tertutup rapih.

    Kita tidak perlu malu selama ada niat untuk perbaikan dan kemajuan ,harus jujur dan ksatria.

    Untuk menuju kemajuan merupakan tanggung jawab bersama.

    46664

  4. Sementara banjir dipemukiman belum bisa dilaksanakan solusinya, sebaiknya jalan-jalan yg banjir di tinggikan dgn betonizasi diatas pel banjir, minimal jalan ga macet, bs untuk darurat penyelamatan banjir…

    • Pemprov DKI nga punya duit lah untuk tinggikan jalan2 apalagi pake beton2 mahal. sudah dibeton, kan dibongkar lagi untuk pekerjaan galian. heran, masa untuk urusan ginian aja pemprov DKI tidak mampu urus ya ?! whew…

  5. Kenapa tidak diterapkan teknologi recycling. Daripada bisanya cuma tambal sulam terus lama lama jalan bakal rusak. Dengan teknologi recycle, aspal yang ada masih bisa dipakai dan jalanan tidak cuma ditambal tambal seperti baju robek.

    Cek informasinya
    http://www.calrecycle.ca.gov/condemo/roads/
    https://www.fhwa.dot.gov/pavement/recycling/98042/chpt_01.pdf

    Namun, selama masih terus berlanjut galian kabel ataupun pipa dari perusahaan negara, mustahil jalanan bakal tahan lama

  6. jalan2 yg rusak jangan ditambal , langsung ganti baru saja. biarin aja macet sekalian, segera tambah sebanyak banyaknya transjakarta dan bus2 lainnya.

    sebelum jalan2 lain dibeton, sebaiknya jalur transjakarta dulu yg di beton

  7. selagi rusak neh jalan2, sekalian aja waktunya buat bongkar jalan nya dan dibeton serta sekalian yg ada gorong2 nya di bongkar di cek diperbaiki, jgn buat saluran air itu pake semen kiri kanan seharusnya pake sejenis riol gitu jadi begitu tahun depan jalan dah gak rusak dan saluran sekalian terselesaikan, bila saluran yang lama terlalu banyak barang didalamnya seperti pipa,kabel, buat aja got baru di jalan yang lagi diperbaiki seperti buat ducting baru jadi ke depannya setahun demi setahun semua daerah yg mudah banjir terselesaikan sekalian, kalau di tempel yah tahun dpn banjir tempel lagi

  8. Pak Wagub, kalo di beton emang sih bagus,drainasi air bagus, tetapi nanti kalo di gali sama PLN/TELKOM/PAM yah rusak lagi, bahkan lebih mahal dan sompeng tuh jalan kalo di tambal, jendal-jendul lagi jalannya… Mahal-mahal lagi tuh pembetonan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here