Basuki Tertarik Program “Mata-mata” di Jakarta

16
138

Ahok.Org – Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tertarik menerapkan program “mata-mata” di Jakarta. Program berbasis online yang dapat memantau seluruh aktivitas masyarakat Jakarta itu bisa menjadi sarana pengaduan yang efektif tentang berbagai aksi pelanggaran di DKI Jakarta.

Ia mengatakan, sistem ini bisa mencakup pemantauan seluruh bidang mulai dari kebersihan, keamanan, penunjuk arah, pemantauan kondisi banjir di Jakarta, pematauan populasi pedagang kaki lima di suatu wilayah, hingga mengenali wajah seseorang. Akses masuk sistem ini bisa melalui jejaring sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan lain-lain.”Asalkan ada orang yang ngelaporin, terus ada fotonya. Maka, bisa dideteksi. Mesin kita bisa langsung kasih tahu di mana lokasi-lokasi yang kita cari,” ujarnya di Balaikota, Rabu (29/1/2014).

Ia memberi contoh, jika ada sampah menumpuk di pinggir jalan, masyarakat bisa langsung mengadukannya ke dalam sistem tersebut hanya dengan bermodalkan ponsel pribadi. Petugas operator pun akan menyambungkan ke Dinas Kebersihan DKI untuk segera membereskan tumpukan-tumpukan sampah itu.

Tidak hanya itu, Basuki melanjutkan, bahkan sang operator pada sistem tersebut dapat mengetahui titik lokasi masyarakat yang mengirimkan aduan sekaligus semua aktivitasnya di jejaring sosial.

Basuki mengaku telah mencoba sistem tersebut pada Rabu siang. Ia mencoba ‘memata-matai’ aktivitas wartawan di Twitter. “Tadi ada wartawan di Balaikota yang nge-tweet, bilang, ‘mana sih Ahok, lama banget keluarnya. Belum ada berita nih’,” ujar Basuki menirukan tweet seorang wartawan Balaikota sambil tertawa geli.

Meski bermanfaat dan menarik, ia mengaku belum dapat memastikan apakah sistem tersebut akan digunakan atau tidak, mengingat harga peranti lunak program tersebut cukup mahal yakni sekitar 500 ribu dollar AS. Tak hanya itu, setiap tahun ada biaya pemeliharaan sebesar 15 persen dari harga peranti lunak.

“Beberapa negara sudah pakai, jadi bisa kelihatan contohnya ini. Bagaimana kita memantau sebuah kota secara lebih dalam,” ujar Basuki. [Kompas.com]

16 COMMENTS

  1. Iya. tidak cocok buat pemprov. mending jadikan warga sebagai pengawas yang melaporkan. tapi warga juga boleh tahu dong sampai mana laporannya ditindaklanjuti pemprov. timbal balik pak.

  2. Luar biasa BPK BTP yang terus melakukan improvisasi reformasi birokrasi.
    Cuma Lebih wisdom anggaran digunakan untuk hal-hal yang lebih prinsip seperti: Waduk, rumah pompa, tanggul sungai, cctv dijalan, cctv di setiap unit pelayanan masyarakat dll yang langsung “ON LINE” ke Balai Kota Pemprov DKI.
    Maju terus “REFORMASI BIROKRASI di PEMDA DKI & JAJARANNYA”. Tinggalkan oknum-oknum PNS yang tidak bisa mengikuti program “JAKARTA BARU”.
    SALAM JAKARTA BARU

  3. Saya tidak setuju dengan sistem mata2 tersebut karena mengingatkan kita pada negara komunis Korea utara. Jauh lebih baik kalau kita bisa mencontoh negara Singapore dimana setiap orang memiliki kesadaran yang tinggi (baik petingginya maupun rakyatnya). Hukum harus jelas dan ADIL tanpa pandang bulu. Jangan ada lagi kesan “melindungi kriminal”.

  4. urusan sampah…..masih banyak kelurahan yg tidak mengelola sampah warga dgn baik. Armada angkut sampah nya tdk mencapai keseluruhan wilayah, sehingga masih banyak warga yg jalan pintas, buang ke got, kali, sungai…..bahkan ke rumah orang lain yg dijangkau petugas sampah atau tanah kosong.

    Sdh seharusnya lurah turun ke warga, ke pelosok2 dan peta kan masalah didaerahnya. Untuk sampah, petugas sampah harus ambil dan sediakan tempat sampah yg menjangkau masyarakat di gang gang.

    Kalau tdk begini, akan sia sia, drainase tersumbat, kali kotor.

    Saya sering adu kan, di atas jalan layang pesing, itu 30 mtr di atas tanah, kalo hujan besar, bisa banjir cukup dalam…dan bbrp kali ada kantong hitam sampah penuh isi, berserakan di jalan. Di tengah tengah jalan layang lo, entah apa maksudnya, sabotase drainase kah??? Sdh laporkan via sms, tp bbrp hari, masih ada, sdh cerai berai di jalanan sampahnya, masuk ke saluran drainase.

    Untuk masalah sosial lainnya, sebarkan petugas satpol PP berpakaian sipil, tangkap tangan pelaku dan suruh kerja sosial. Low budget, effective result.
    Foto dan data pelanggar, lebih dari 3x kena, masuk ke ranah hukum/kriminal.

    Jadikan pelanggar paranoid untuk melanggar, sdh saatnya nih ko Ahok.

  5. Kadang Ahok ini usulannya bagus, inovatif, terobosan baru, berani, cerdas, tapi kadang juga terlalu tinggi dan rada mengawang-ngawang.
    Usulan “mata-mata” menurut saya sih rada mengawang-ngawang. Kan sudah ada BB, SMS, Website, Twitter, dsb

  6. Saya rasa usul yg baik. Cuma kan sudah ada fasilitas UKP4. Nanti jadi overlapping atau justru menyempurnakan yg sudah ada. Memang tidak seimbang antara keluhan yg masuk dgn penyelesaian masalah. Harus ada sistem prioritas dan rank supaya pemda tahu mana yg lebih urgent.

  7. Usulan yang bagus tuh, sebab negara harus ada di masyarakat sampai tingkat RT, Pak RT harus tahu warganya, baik kesehatan, keamanan, belum punya pekerjaan, yang main sabu, yang berprestasi dll sampai masalah pajak apa sudah sesuai yang warga miliki, data yang sudah terhimpun ini bisa ditindaklanjuti oleh pihak yg lebih berwenang misalnya kesehatan pada dinas kesehatan dll, semunya terkontrol dan tertangani lebih cepat.
    Jadi bagi kita yang hidupnya lurus, siapa takut di-mata-mata-i, iya kan.

  8. Menurut saya usulan mas ahok tentang program mata2 cukup bagus, tapi masukan teman2 juga bagus saya baca td, perbarui aja web ahok.org yg udah ada ini, kan anggarannya bisa dipake buat yg lainya. Saya yakin bisa, kl endak sanggup minta bantuan mahasiswa komputer aja. Intinya ada kordinasi sesama progremernya & kasih penghargaan. Mudah2an demi jakarta yg lebih baik pasti banyak yg bersedia amin.

  9. bagus sekali kalo sistemnya bis established di Jakarta/Indonesia. Sistemnya kurang lebih seperti 911 di AS (nonton The Call – Halle Berry biar tau). Bukan cuma di Korea Utara seperti yang disampaikan EKSTON.

  10. Pak Ahok, keluarahan pela mampang, jak-sel masa ngurus surat yang katanya gratis di kenain biaya administrasi ama petugasnya. Katanya utk biaya ngetik. wekekek.

    Sekali2x perlu di sidak tuh

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here