Disebut Tidak Nasionalis, Ini Penjelasan BTP

13
149

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali menjelaskan alasan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempercayakan pembersihan Tugu Monumen Nasional pada perusahaan asal Jerman, Kaercher.

Menurutnya, terpilihnya Kaercher karena perusahaan tersebut memenuhi tiga syarat yang diajukan, yakni dilakukan secara gratis, memiliki pengalaman, dan mampu mempromosikan ke seluruh dunia.

“Kaercher kan perusahaan kelas dunia. Jadi nantinya apa yang ia kerjakan di Monas akan jadi iklan dia di seluruh dunia. Sama kayak waktu dia mengerjakan proyek monumen nasional di negara lain.  Jadi DKI dapat promosi,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (5/5/2014).

“Masalahnya kalau pakai (perusahaan) lokal, mereka tidak punya pengalaman membersihkan monumen nasional di negara lain. Aku belum pernah dengar ada tim lokal yang sudah pernah membersihkan monumen nasional di negara lain. Kalau ada, pasti sudah aku kasih kok. Yang penting kalau rusak tanggung jawab,” katanya lagi.

Basuki juga meminta agar polemik seputar proyek pembersihan Monas tidak diperpanjang. Karena menurutnya, masih banyak monumen-monumen lain yang belum tersentuh dari kegiatan pembersihan.

“Makanya kalau ada orang ribut soal pembersihan Monas, kan masih banyak monumen yang perlu dibersihkan. Monumen Dirgantara Pancoran, Tugu Selamat Datang, kok tidak ada yang ribut mau bersihkan sih,” ujarnya.

Lebih lanjut, Basuki menolak anggapan yang mengatakan jika ia bukan orang nasionalis hanya karena telah memilih Kaercher, bukan perusahaan lokal. Menurutnya, orang-orang yang berpikiran seperti adalah orang yang memiliki jiwa nasionalisme yang sempit.

“Anda boleh nasionalis tapi jangan pengecut. Nasionalisme kita harusnya tidak korupsi, tidak buang sampah. Jangan nasionalisme yang sempit. Kita jadi orang yang wajar-wajar saja,” ucap Basuki.

“Amerika naik ke bulan, kameranya pakai Sony. Jadi kita sudah bicara lintas negara. Isi handphone kita saja sudah dari berbagai negara, karena untuk efisiensi,” tukasnya.

Seperti diberitakan, pembersihkan Monas oleh Kaercher akan dilakukan pada 5-18 Mei 2014. Pembersihan tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak 1992.

Kaercher merupakan perusahaan pembersih yang telah membersihkan lebih dari 80 monumen terkenal di dunia, seperti Basilika Santo Petrus di Vatikan (1998), Gunung Rushmore di Amerika Serikat (2005), dan London Eye di Inggris (2013). [Kompas.com]

13 COMMENTS

  1. Great Answer Ko Ahok,
    Orang2 yang ngaku2 “nasionalis” dengan gampang menuduh orang lain bukan Nasionalis. Itu sama dengan PECUNDANG, dan PENGECUT, dan Tukang IRI HATI.

    NEGARA tidak butuh orang2 yang hanya ngaku2 nasionalis, Tapi ESENSINYA tidak ada JIWA NASIONALIS. OTAKNYA TAK BERAKAL BUDI DAN TIDAK BISA BERPIKIR REALITAS, OTAK LELET. NASIONALIS ITU AKAN TERPANCAR SENDIRI DARI PERBUATAN ATAU TINDAKANNYA, BUKAN HANYA SEKEDAR NGOMONG BESAR “nasionalis”.

    Banyak Orang Pribumi sendiri saja tidak cinta negaranya, Buang Sampah Sembarangan,Pembangkang, Suka Demo Sana-Sini, Merusak fasilitas Negara. Itukah yang disebut nasionalis ???

    Apalagi KORUPSI, KOLUSI, NEPOTISME???!!!
    SADAR DIRI DULU !!

    MAU JADI SEORANG NASIONALIS SYARATNYA GAMPANG. BUKTIKAN DENGAN TINDAKAN NYATA. DAN TENTUNYA JANGAN LUPAKAN PAKAI OTAK YANG BENAR.

  2. Indonesia biar maju itu tetap harus menggunakan produsen yang profesional dan kompeten di bidangnya.

    Saya setuju dg penunjukan Kaercher untuk membersihkan tugu monas dan tugu2 yang lain.

    Kalo pakai yang lokal biasanya akan disubkontrakkan, pakai tenaga yang tidak ahli, peralatannya juga tidak canggih, modalnya juga kurang, bahan yg dipakai pasti juga kalah kelas dari produsen luar negeri.

    Bisa2 emasnya tugu monas bisa cuil semua nanti kalo pakai perusahaan lokal… bahaya…

  3. Pak JB

    Ke1.

    Semua Kontraktor2 di Pemprov DKI diperiksa Ulang .
    Ini bisa kerjaannya mereka.

    Cari salahnya pasti ada
    Kl Perlu minta Bantuan institusi yg berkompeten

    harus diberi efek jera
    kalau tidak maka semua issue dimunculkan
    2 or 3 orang buat lSM atau Forum tidak jelas
    melakukan tindakan provokatif yg sok suci

    Ke2.
    Bisa saja Ada indikasi ,pihak pihak yg biasa mendapat hibah atau project2 formalitas sekedar membagi bagi anggaran
    sedang dalam keadaan sacral Maut

    Ke 3.
    Hire auditor Profesional
    semua penggunaan anggran yg tidak perlu di cut di lock.

    pejabat 2 yg mengajukan anggran tsb
    digeser dikumpulkan disatu department

    saya suka bingung melihat setiap Pak Gubernur ada acara selalu ada model Abang dan None JKt yg mengawal .
    Emangnya Gratis ?

    Ke 4.
    Waspada terhadap “Nasionalis Hitam”

    yaotu yg sok nasionalis
    tapi isinya oknum semua dan mereka 1 seperti Mafia

    -Oknum pengusaha
    -Oknum Legislatif
    -Oknum Birokrat
    -Oknum Parpol
    Semuanya orangnya mereka

    ini lebih sadis
    kan sudah ada yg terindikasi spt itu yg sedang ditangani KPK ,contoh urusan “daging sapi”

  4. Pak Basuki/Jokowi

    Tantang mereka Pak dan uji terbuka

    Benar nih mau bicara Nasionalis

    Buat Akte di Notaris

    Mereka mau meberishkan Monas Dengan Gratis dan Bicara Bersih,segala Kecelakaan kerja tanggung jawab Mereka.

    Dan juga masukan Monumen monument lainnya

    Tugus Tani
    Tugu Selamat Datang
    Lap Banteng

    kan banyak tuh di Jakarta

    Kalau sampe mereka mau melakukan semua dengan Gratis

    Saya rasa dunia seperti akan Kiamat

  5. Pak JB

    Hati hati ,harus dicegah terjadinya Sabotase

    Sehingga harus dijaga degan Petugas selama 24 Jam ,selama proses Pemebersihan

    Namanya kalau seandainya ada oknum Kotor maka biasanya mereka menghalalkan segala cara

    Salam

  6. Yg Protes kemarin asosiasi Cleaning Service , beresin dulu moral anggota anggota dan para pekerjanya , Yg Sodomi di JIS itukan salah satu anggota asosiasi cleaning service.
    .
    Kalau asosiasi ini dikasih bersihin monas dengan moral seperti sekarang salah salah emas monas entar disodomi pake kapak , ilang tuh emasnya
    .

  7. sewaktu gak di beri bagian dijuallah unsur gak nasionalis, ketika korupsi berjamaah dikatakanlah itu produk dari belajar liberalisme dari luar negeri, ketika orang tak ber Tuhan , itulah yang terjadi, semua salah adalah dari orang lain, semua untung adalah milik pribadi tanpa butuh orang lain padahal segala sesuatu ada 2 sisi nya

  8. SAYA SETUJU DENGAN SEMUA KOMENTAR DIATAS. BEGITU BANYAK KEPALA DAERAH YG BERUSAHA MENJADI PEJABAT HANYA UNT MERAMPOK UANG RAKYAT. PARA KORUPTOR MERASA MEREKA PALING NASIONALIS. ANAK ATUT SAJA MASIH MAU KE DPR. ACENG YG SDH DIPECAT MASIH JADI DPD. GILA NEGERI INI

  9. Sampah di jalan raya aja ga pernah bersih karena gerobak sampah ga tiap hari lewat, ini mau bersihin monumen. Jangan dikasih deh pak…
    Coba perhatikan mayoritas toilet ataupun pojok ruangan atau taman di kantor kantor pemerintahan, misal : kantor walikota,kantor pajak,rumah sakit pemerintah, stasiun kereta api, dll
    Udah bisa bersih dan rapih blum??

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here