“Ngga Boleh ada Senior Mempelonco dan Membully Junior!”

2
63

Ahok.Org – Meninggalnya Arfiand Caesar Irhami dan Padian siswa kelas X SMA 3 Jakarta menambah deretan kasus kekerasan di sekolah. Kekerasan yang dilakukan senior kepada juniornya diduga menjadi penyebab keduanya tewas.

Plt Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama (Ahok) angkat bicara soal kultur kekerasan yang dilakukan senior kepada juniornya. Menurut Ahok, tidak seharusnya senior melakukan kekerasan kepada juniornya dalam bentuk apapun.

“Kita sudah bilang, enggak boleh lagi senior itu membully orang, memplonco orang. Aku sudah bilang berapa kali, kalau ada senior yang jagoan, tantang saja satu lawan satu. Jangan manfaatin junior, digebuk-gebukin tanpa boleh lawan,” ujar Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Kamis (3/7/2014).

Ahok mengatakan jika memang terpaksa harus berkelahi, maka sebaiknya berkelahi satu lawan satu. Bukan berkelahi dengan cara mengeroyok juniornya hingga tewas.

“Aku sudah bilang, kalau ada senior yang jagoan, nggak usah main keroyok, tantang saja kalau jagoan. Bilang sama adik kelas lu, siapa yang lebih kuat lawan gua, biar dihajar habis lu,” tuturnya.

Ahok juga menilai cara-cara kekerasan dengan beramai-ramai adalah sikap pengecut. Bahkan Ahok mencontohkan jika mereka menjadi pejabat, maka akan rusak negara ini.

“Jadi ini kan sudah keterlaluan, main mukul orang pengecut. Itu yang aku benci. Nanti kalau jadi pejabat yang model gitu, jadinya rusak. Beraninya cuma main belakang, beraninya rame-rame. Sendiri-sendiri enggak bisa. Itu yang bahaya negara kayak gitu,” tuturnya. [*]

Kasus SMA 3, Ahok: Gurunya Punya Mata dan Telinga Masa Ngga tahu

Meninggalnya Arfiand Caesar Irhami dan Padian, siswa kelas X SMA 3 Jakarta tidak lepas dari lengahnya pengawasan guru. Seharusnya guru bisa mencegah kekerasan tersebut terjadi.

“Karena gurunya yang ngawasin yang masalah. Masa kamu enggak tahu sih ada anak yang sok jagoan mukul-mukulin adik kelas. Kamu punya mata, punya telinga kan, masa tidak tahu. Jadi gurunya juga demen,” tutur Plt Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jumat (4/7/2014).

Ahok mengatakan semua kegiatan siswa yang masih berkaitan dengan sekolah menjadi tanggung jawab guru. Termasuk kegiatan pecinta alam yang digelar di luar sekolah.

“Artinya guru juga merestui kan. Kita sudah bilang nggak boleh, sekolah itu nggak boleh lagi gaya militer. Militer saja enggak begitu kok,” imbuhnya.

Mengenai tanggungjawab kepala sekolah, Ahok menyerahkan kepada Dinas Pendidikan DKI. Ahok yakin kalau pun kepala sekolah diganti, kondisinya tidak akan jauh berbeda dengan yang ada saat ini.

“Suruh kepala dinas saja urus, kita mau ganti siapa juga mirip-mirip. Hasil tesnya 60% juga jeblok kok guru-guru. Masalahnya itu di situ, sudah gaji gede juga sama kan. Ini bukan soal gaji tapi hukuman. Mesti berani, tapi kalau kita hukuman dibilang sombong, kasar,” tutupnya. [*]

*Detik.com

Cerita Ahok Soal Pengalamannya Hadapi Kekerasan di Sekolah

2 COMMENTS

  1. Memang betul apa yg dikatakan pa Basuki, seperti pengalaman di sekolah tempat saya mengajar…
    Kebanyakan guru yg diberi tugas sebagai pembina ekstrakurikuler.. nyaris tidak pernah peduli dan hadir membimbing siswa nya setiap ada kegiatan eskul… malah diserahkan pada senior2 yg sudah alumni…
    Apa kah karena honor pembina eskul hanya 38rb/bulan jadi merasa tidak perlu membimbing siswa2 nya? Entahlah.. hati org siapa yg tahu…
    Coba saya bisa pindah jadi guru di dki yah 🙂

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here